Fast Lane 22 - The After-Sex Reward

Start from the beginning
                                    

Persis seperti yang dulu sering gue lakukan di rumah nya si Mahendro kalau mau mandi. For you information, rumah Mahendro walaupun sepi, rumahnya tetap terurus, karena si Mahendro suka menyewa jasa maid mingguan yang biasa maintenance seisi rumahnya ini.

"Hey, mau kemana?" — Quinza akhirnya bertanya, menyetop gue yang udah mau keluar dari kamar nya Mahendro.

"Mau mandi. Mau ikut?" — Klik 'disini' untuk berlangganan mandi dengan wanita.

Link apaan tuh? Zonk ya?

It's BUOHONGGGGGGG! hahahahaha.

"Ikuttttt." katanya semangat.

"Oh, ayo, tuh, handuknya di lemari, ambil aja." ucap gue memberikan instruksi.

Kemudian do'i langsung melompat dan mengambil handuk yang terletak di lemari kemudian menempel, mengikuti gue masuk menuju ke kamar mandi. — Lucunya, dia malah ikut ikutan melingkarkan handuknya di pinggang, jadi kayak laki – laki kan. Terus, payudaranya nggak tertutup dong?

Ya enggak. Karena, itulah Quinza.

Dan kalau diperhatikan, boobs nya bulat banget, emang asyik banget ya kalau benda benda kayak begitu udah menempel di lengan gue. Kayak magnet panas. Hot dan selalu berhasil memikat gue dengan cepat.

Di kamar mandi, gue dan Quinza beranjak mandi tanpa melakukan hal yang aneh - aneh lagi, ya paling do'i cuma iseng striptis - striptis dikit sambil menyabuni boobie dan seluruh badannya, seingat gue, overall kita berdua cuma ngobrolin tentang pekerjaan kita masing - masing, gue banyak tanya sama Quinza soal makanan, secara dia chef kann.

Ya yang gue tanya pastilah tentang makanan, bukan tentang kapan album rock paling hits terakhir rilis di ibukota. Sedangkan Q, do'i nanya tanya soal gimana waktu gue di aviation academy, dan ujung ujungnya sampai ke gimana pengalaman saat gue bekerja, di beberapa momen, do'i sempat curious tentang siapa pacar gue, TTM gue sekarang, segala macemnya,

Nah, hati - hati, jangan mau nerima obrolan - obrolan begini sama cewek, ini RACUN bro! di depan tuh mereka bisa ngomong nya iya iya iya, entar di belakang ngambek - ngambek itu cewek, makanya di saat Quinza tanya tanyain gue tentang kehidupan asmara gue, gue tepis - tepis ringan, gue putar - putar dikit, alihkan pembicaraan lah man....

* * * * *

Overall gue sangat menikmati momen ber-shower-talk ria bersama kakak Quinza, mengingat inget kembali beberapa kenangan lama kami berdua, yang ada ketawa nya, ada sedihnya, dan ada juga 'garing' nya.

Cobain deh, suara ngobrol di kamar mandi tuh beda dan punya karakteristik khas tersendiri dibanding ngobrol ngobrol di ruang biasa lainnya. Suara di kamar mandi tuh gimana ya... ahh, cobain aja deh bro, tapi cari dulu target operasi nya. Biar elo nggak ngobrol sendirian di kamar mandi nya. Bhihik.

Selama di kamar mandi, gue berharap mister hepi gue undur diri dulu untuk sementara, tapi rupanya, ini si mister hepi emang doyan banget berdiri, jadi ya udah lahh, gue biarkan aja si Quinza menyentil nyentil mister happy gue, walaupun geli, banget, sambil di kocok kocok sedikit, tapi masa bodohlah. Orang bikin gue puas ini.

"Quin, jangan di gitu gituin ah, nggak lucu." — tolak gue yang merasa terganggu sama tingkah centil nya.

Gue suka nggak ngerti, cewek, kalau udah liat mister happy, sebenernya mereka itu sama kayak kalau kita, cowok, melihat boobs atau Miss V mereka. Doyan!

"Hahahaha." tawanya jail.

"Quin. Aku udah selesai." jawab gue menegaskan.

"Oke..."

Setelah selesai mandi, mengenakan handuk, gue keluar dari bathroom, gue lihat jam udah menunjukkan pukul satu siang waktu Indonesia barat. Pas gue keluar, Endro belum balik lagi ke lantai atas, mungkin dia memang benci sehabis gue usir barusan itu, — dan sekarang entahlah dia lagi dimana.

Setelah itu, gue liat Q masih asyik di kamar mandi, so gue duluan dressing di kamarnya Mahendro, memakai Brioni yang katanya welcome gift dari Maretha ini. — Palma, kok lo, nggak merasa bimbang atau merasa guilty gitu, barang barang salah satu TTM elo menempel di badan elo.

Sedangkan elo malah asyik asyikan main sama TTM elo yang lainnya. — Well, that's how it roll, boys. Nggak perlu bimbang, karena beginilah adanya dunia per TTM an, jangan baper yang berlebihan, lebay, di kontrol aja itu baper nya... ntar juga lihai sendiri.

* * * * *

Setelah selesai berpakaian dan menyemprotkan anti-perspirant ke tubuh gue, kebetulan pinjam punya Mahendro LOL, dan mengaplikasikan travel spray gue, yang selalu gue bawa ke mana - mana, kini, gue merasa haus sekali, haus nya udah hampir mirip kayak orang yang habis mountain biking. Haus banget! We know that sex takes a lot of energy, right?

Akhirnya gue pun turun ke lantai bawah, dimana disitu, gue kembali menemukan Mahendro yang sedang asyik ber-chatting ria di meja makannya sambil menyantap beberapa lapis pork bacon yang terlihat pada sebuah piring. Wangi nya memang enak, gue sempat tergoda, tapi sekarang gue butuh wineee.

Wine, mana wine?

"Ndro, asyik amat bro." tegur gue yang datang menghampiri Mahendro.

"Iya nih, buyer gue yang barusan udah selesai transfer." balasnya happy.

"Bangsat, jago amat lo dagang." Kaget gue mendengar keberhasilannya menggaet customer.

"Nurun dari bokap pal... Hahahahaha." jawabnya menyombong ringan pada gue.

"Oh good... Ndro, bagi riesling lagi dong" pinta gue singkat.

"Oh itu, ambil aja di frigidaire." suruhnya kepada gue.

"Oke...." gue menuruti intruksi Mahendro.

Setelah gue mengambil wine dari kulkas nya si Mahendro, gue segera meminumnya dan duduk bergabung di meja makannya Mahendro.

Menatapi Mahendro yang sedang asyik chatting, kadang - kadang gue cuma bisa bengong melihat ke sekeliling rumah ini, mengingat inget masa lalu gue di rumah ini, sebenernya gue tuh kepingin betulll bisa asyik sama gadget kayak apa yang Mahendro lakukan, chatting – chatting terus senyum – senyum sendiri gitu maksud gue...

Tapi karena gue udah keburu bilang sama kontak - kontak yang ada di ponsel gue, kalau ada apa apa yang dirasa urgent dan penting banget, langsung telefon saja ya, jangan kirimi gue text message, entar lama gue respond nya. Dengan begini, kontak kontak gue jadi hafal kebiasaan gue, kalau mau apa apa sama gue, mereka bakal langsung telefon.

Kalau cuma nanyain gue lagi apa. Gue jawab kalau lagi boring dan lagi lihat lihat ponsel aja ya. Biasanya karena gue lagi asyik ngobrol sama orang beneran via tatap muka, LOL. — Tiba - tiba si Mahendro mengakhiri sesi chatting nya dan langsung menatap gue.

"Eh, Paloma, gimana, asyik tadi?" tanya Mahendro kepada gue.

"Ya....."

Andd to be continue...

Doyan Cewek, I Am A Boy!Where stories live. Discover now