48.

3.6K 211 53
                                    

Setelah beberapa minggu kemudian..
Semua mulai berubah.

Asyah.. meski ia ada tepat didepan mataku, tapi rasanya sangat sulit untuk aku jangkau :'(

Ia berdiri di hadapanku, tapi rasanya sangat sulit untuk memeluknya.
Ia duduk disampingku, tapi bahkan untuk memegang tangannya.. rasanya aku mulai merasa ragu :'(

Kini..
Kami jarang menghabiskan waktu berdua. entah ia sengaja atau tidak, tapi aku merasa seperti ada jarak yang memisahkan kami. seperti ada sebuah tembok besar yang menghalangi kami untuk dekat satu sama lain seperti dulu :'(

Aku hanya bisa bersamanya saat pagi, itupun hanya dihari sekolah karna ia masih datang untuk menjemputku :')

Disekolah, kami tidak pernah pergi berdua lagi. selalu bersama teman2.. itupun jika dia tidak sibuk dengan rapat dan berbagai aktivitas osis dan ekskul basketnya :'(

Siang sampai sore.. ia akan sibuk basket, atau kalau nggak yah dance. :'(

malam harinya.. bahkan setiap kali aku menelfon hanya karna merindukan suaranya, ia akan beralasan..

Aku capek, mau langsung tidur. gpp yah?

atau..

Aku mau main ps dulu nih. entar kalo udah selesai, yaa kalo aku belum ngantuk, aku telfon balik deh.

Tapi nyatanya..
bahkan walau aku menunggunya sampai larut malam, ia tak menelfonku balik :')

Yaa..
Begitulah perubahannya yang aku rasakan.
Itu menyesakkan. sakit. dan.. membuatku benar2 merasa.. 'Ya, kami bener2 udah putus.'

:')
Aku merindukannya. masih merindukan semua tentangnya.
aku rindu senyumnya, aku rindu sentuhanya, aku rindu pelukannya, aku rindu gombalan2 receh yang selalu ia lontarkan padaku setiap kali aku ngambek padanya, bahkan aku rindu setiap lawakan2nya yang selalu mampu membuatku tertawa.. :')

Aku rindu segalanya. segalanya tentang dia. segalanya tentang kami yang dulu. aku sangat merindukannya :(

Huuuuhhhhh..

Tanpa terasa, air mataku kembali menetes. :') entah sudah ke berapa kali..

Hanya mengingatnya..
Mampu membuatku tak bisa mengendalikan air mataku yang selalu berusaha aku bendung setiap kali kami bertatap muka :')

Hingga..

cklek.

Aku bahkan tak tertarik untuk menengok sedikitpun kala mendengar suara pintu kamarku yang terbuka.

"Kha, temenin kakak yuk."

"Gak kak, aku males."

Aku memilih tetap diam, menatap keluar jendela sembari memeluk boneka stitch pemberian asyah saat kami ke pasar malam waktu itu :')

Kak tika, mulai berjalan mendekatiku. aku tau itu dari suara langkah kakinya..

"Ke mall doang kok, temenin kakak beli buku yah?"

Aku menghembuskan nafas lelahku. "Aku udah bilang kak, aku gak mau."

"Daripada kamu disini, galau aja kerjaannya.. aku capek tau gak dek liat kamu kayak gitu!."

Aku hanya terdiam mendengar celotehan kak tika padaku.
Entahlah, rasanya aku tidak berselera saja meladeninya.

Jika kalian bertanya, apa aku kesal pada kak tika? ya sedikit. tapi bagaimana pun aku tetap mengingat, dia kakakku.

"pokoknya 5 menit lagi kamu harus udah siap." lanjutnya lalu terdengar ia membanting pintu kamarku begitu saja.

Huft~
Akhirnya mau tak mau aku pun bersiap2.
toh tak ada yang bisa ku lakukan, jika kak tika sudah memaksa seperti itu.. maka mau tak mau aku harus mengikuti keinginannya -_-

Tentang KitaWhere stories live. Discover now