Bab 11

22K 599 6
                                    

          Pagi ini adalah hari di mana gracia akan pulang dari rumah sakit. Gracia membereskan barang barangnya di bantu oleh varis dan vero.

Hari ini gracia masih belum bisa berjalan ia masih menggunakan kursi rodanya, yang di dorong oleh varis sedangkan tas bawa an nya di bawakan oleh ayahnya. Sesampainya di parkiran, varis memutuskan untuk pulang bersama gracia.

Saat mereka berdua berada di dalam mobil untuk pulang. Mereka berdua hanya diam tanpa bicara. Varis yang sekali kali melirik gracia, heran kenapa hari ini dia hanya diam saja.

"Hey... Babby kenapa kau hanya diam  ? Apa kau tidak suka kalau hari ini kau pulang ?" kata varis sambil mengemudikan mobilnya.

"Tidak apapa" kata gracia acuh dan tetap menatap ke luar jendela.

Entah kenapa perjalanan menuju rumah sangat membosankan dan hal itu membuat gracia tertidur dalam perjalanan, varis yang melihat gracia tidur pun hanya tersenyum dan kembali fokus pada kemudinya.

Setelah beberapa menit setelah gracia terlelap varis pun mengambil ponselnya, ia berniat untuk menghubungi seseorang.

"Mulai sekarang" perintah varis kepada orang yang sedang ia telfon.
"Siap tuan" jawab orang tersebut seolah ia sudah tau apa maksud dari varis.

                                ***

      Gracia menyadari ada yang aneh, ia merasa ada yang beda dari tempat ia tidur sebelumnya. Bukan kah ia tadi tertidur di mobil. Gracia pun mencoba membuka matanya perlahan. Ia merasa ada yang aneh di ruangan dimana ia tertidur. Ruangan yang terlihat dengan warna putih dan ruangan itu tidak terlalu besar namun tetap terlihat mewah.

"Dimana aku ?" kata gracia panik saat melihat sekelilingnya yang asing.

Gracia tidak melihat di mana kursi rodanya dan ia pun memutuskan untuk berteriak kepada seseorang yang ada di luar untuk membantunya. Memang terdengar gila, yang benar saja kalau orang di luar orang baik tapi kalau orang di luar itu orang jahat yang menculik gracia pasti akan jadi masalah. Tapi tetap saja tidak ada cara lain lagi.

"Siapa saja di luar bantu aku, hallo" teriak gracia.

Varis yang mendengar teriakan gracia pun berdiri menghapiri ruangan di mana gracia tertidur.

"Ada apa babby ? Kau sudah bangun ?" kata varia sambil mendekat ke ranjang di mana varis tertidur.
"Dimana kita ? Dan diamana kursi roda ku ?" tanya gracia bingung.
"Kau sedang ada di dalam pesawat saat ini sayang" kata varis dan kemudian menggendong gracia keluar ruangan tersebut.

Sesampainya di ruangan yang luas yang hanya ada 6 kursi penumpang varis pun menurunkan gracia di salah satu kursi tersebut.

"Tunggu kenapa kita naik pesawat ? Kita mau kemana ? Bukankah kita tadi mau pulang ? Atau jangan jangan ini... Ini..." kata gracia yang belum terselesaikan karena di sela oleh varis.
"Jangan banyak tanya babby, ya benar ini pesawat pribadiku, tidak usah terkejut sayang" kata varis yang fokus kepada koran yang ia baca tanpa menoleh ke arah gracia sedikit pun namun ia tetap tau saat gadisnya itu terkejut.

Setelah pesawat tersebut telah mendarat varis pun menggendong gracia menuruni pesawat. Sesampainya di luar sudah terlihat ada seorang suster dan 4 pengawal dan orang kepercayaan varis yaitu rey. Varis pun menurunkan gracia di kursi roda yang di bawa oleh perawat itu.

"Kita sekarang di mana ?" tanya gracia bingung.
"Kita sedang berlibur sayang" kata varis santai dan kemudian mendorong kursi roda gracia menuju mobil yang telah di siapkannya.

Sesampainya di mobil varis mengangkat gracia masuk kedalam mobil, dan di dudukan nya di kursi penumpang dan di ikuti oleh varis, sedangkan kursi roda gracia telah di letakkan oleh rey kedalam bagasi.
Setelah selsai mobil pun di lajukan oleh rey.

"Menggendongmu ternyata berat ya" goda varis dan sedikit terkekeh saat melihat gadisnya terkejut dan kesal.
"Hey siapa suruh kau menggendongku, dan aku tidak seberat itu ya.." kata gracia kesal.
"Tidak babby aku hanya bercanda, dan wajah merah mu itu yang membuat aku tergoda" bisik varis, sontak saja hal tersebut membuat gracia bergidik merinding sekaligus terkejut.
Wajahnya kini semakin memerah, gracia pun memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil tersebut.

Hampir 15 menit perjalanan namun tidak kunjung sampai, gracia masih tidak tau dimana ia sekarang. Dan gracia pun memutuskan untuk bertanya lagi pada varis ya walaupun ia tau kalau itu tidak ada gunanya.

"Hey... Kita mau kemana ?" tanya gracia sambil menatap ke arah varis.
"Sudahlah sayang jangan banyak bicara nanti kamu juga akan tau sendiri" jawab varis yang hanya fokus pada layar tablet nya. Hal itu semakin membuat gracia kesal, yang jelas saja gracia bertanya baik baik namun malah di abaikan begitu.

Setelah hampir 30 menit perjalan akhirnya mobil tersebut berhenti di sebuah hotel mewah, kali ini benar benar mewah. Gracia kini sudah ada di kursi rodanya varis mendorong kursi roda gracia untuk masuk kedalam sebuah kamar hotel.

"Hari ini kau istirahat saja kita tidak akan kemana mana" kata varis yang kemudian membaringkan gracia di atas ranjang yang berukuran besar. Kemudian varis pun membuka gorden yang ada di kamar tersebut. Di lihat jelas sebuah pemandangan menara eifel menjulang tinggi dari balik jendela tersebut. Hal itu membuat gracia terkejut.

"A-apa kita berada di paris ?" kata gracia tidak percaya.
"Ya bebby kita ada di paris, apa kau suka ?" tanya varis yang kemudian duduk di pinggir ranjang sebelah gracia.
"Aku sangat sangat suka, ini adalah salah satu impian ku" kata gracia yang tak percaya. Betapa bahagianya hatinya saat ini, salah satu mimpinya untuk pergi ke paris sudah terlaksana.

"Istirahatlah kau pasti lelah karena perjalanan panjang tadi" perintah varis yang kemudian berdiri.
"Tapi ini kan masih pukul 03:00 p.m" kata gracia
"Tetap saja sayang kau harus tetap istirahat." kata varis yang kemudian nerjalan dan masuk ke sebuah ruangan.

Gracia tidak tau harus berbuat apa, dan akhirnya ia hanya duduk terdiam di atas ranjang.
Setelah beberapa menit varis muncul dari balik pintu yang ada di ruangan tersebut yang tadi ia masuki. Varis kini hanya mengenakan handuk yang ia lilitkan di pinggangnya. Perut sixpack varis menyita perhatian gracia.

Wow tubuhnya benar benar sexy - batin gracia

"Apa kau ingin menyentuhnya sayang ?" tanya varis yang membuyarkan lamunan gracia. Wajahnya kini memerah apalagi saat ini varis mulai berjalan mendekat ke arah gracia.

"Ti-tidak mau apa kau mendekat ?" kata gracia sedikit terbata bata.
"Bukankah kau mau menyentunya ? Tadi aku melihatmu menyukainya ?" kata varis dengan mengangkat satu alisnya.
"Ti-tidak " kata gracia yang kemudian memalingkan mukanya.

Varis yang melihat wajah gadinya kini sudah memerah pun hanya terkekeh dan menjauh menuju ke arah lemari pakain dan mengambil beberapa pakain dan kemudian masuk ke walk in closed yang ada di ruangan tersebut.

Kali ini varis mengenakan kaos putih polos dan celana pendek selutut semakin membuat ketampanan varis bertambah. Varis pun berjalan ke arah ranjang dan duduk di atas ranjang tersebut dan menaikan kakinya kemudian menutupnya dengan selimut. Gracia yang melihat hal tersebut pun terkejut.

"Hei apa yang kau lakukan di sini ?" tanya gracia yang sedikit bingung dan panik.
"Tentu saja tidur sayang" varis hanya menjawan dengan nada santai.
"Wey... Apa kita tidur sekamar ? Seranjang ?" tanya gracia dterkejut dan sedikit berteriak di bagian kata ranjang yang ucapkan.
"Tentu saja... Sudah jangan banyak bergerak cepat istirahat" kata varis yang kemudian memeluk gracia dalam posisi tidur.

Gracia benar benar terkejut, hatinya kini benar benar berdegub sangat kencang apalagi di tambah aroma maskulin dari varis. Ya gracia bisa mencium aroma tubuh varis karena kini wajahnya tepat di dada bidak pria tersebut di tambah lagi pria tersebut sedang memeluknya. Gracia pun hanya bisa terdiam dan sampai akhirnya dia pun terlelap.

-----------------------------------------------------

Gimana seru nggak ?
Jangan lupa vote sama comen ya 😊
Terserah aku sudah tidak mau memohon mohon lagi sama kalian.
Kalau kalian baik pasti vote sama comen kalau tidak ya berarti sebaliknya 😊
So simple 😏

Yang jelas aku nulis cerita ini untuk kalian 😘

The Jerk CEO (Selesai)Onde histórias criam vida. Descubra agora