Akhirnya. Pertahanannya goyah bahkan hancur. Ia memutuskan membuka hatinya untuk seorang Kim Suho.

----IMMATURE----


"Hari ini kau terlihat sangat bahagia." Seulgi memperhatikan wajah Irene dengan seksama.

"Sejujurnya, aku sudah... dengan Suho."

"Sudah apa? Yak! Irene jangan gila!" Seulgi memukul keras pundah Irene.

"Dasar gadis barbar. Jangan mesum saja isi otakmu itu! Maksudku aku sudah berpacaran dengannya."

"Benarkah? Wow seorang Bae Irene sudah tidak anti-cinta lagi."

"Haish!" Irene memutar bola matanya.

"Sehunnnn! Ada kabar gembira!" Seulgi berlari ke arah Sehun yang sedang berkutat dengan game di ponselnya.

"Apa?"

"Irene dan Suho sudah berpacaran!"

Sehun membulatkan matanya. Namun sedetik kemudian ekspresinya santai saja.

"Wah selamat! Traktir kami bubble tea boleh lah." Sehun menaik-naikan alisnya.

"Ish! Memanfaatkan situasi!" Irene mencibir.

---IMMATURE---

"Selamat ya." Bisik Sehun pada Irene yang duduk di sebelahnya.
Kebetulan Seulgi sedang ke kamar mandi. Mereka sedang di perpustakaan untuk mengerjakan tugas kelompok.

"Huh? Iya terimakasih."

"Tenang saja, aku sudah tidak menaruh perasaan lagi padamu."

"Baguslah. Apakah kau berpaling apda Seulgi pada akhirnya?" Irene bertanya dengan penuh antusias.

"Hahaha.. Entahlah. Aku belum bisa menilai perasaanku sendiri."

"Ketahuilah dia sangat menyukaimu."

"Aku tahu."

"Terimakasih Sehun."

"Untuk?"

"Bersikap dewasa dan tidak memaksaku untuk memiliki perasaan yang sama padamu. Dulu."

"Aku hanya bersikap sebagaimana lelaki patutnya bersikap."

"Oh Sehun dengan segala keangkuhannya. Menyesal telah memujimu tadi." Irene memutar bola matanya kesal.

"Eh? Seulgi?" Irene sedikit terkejut saat Seulgi menarik kursi di sebelahnya dan duduk.

"Uh.. Aku terlalu bodoh untuk mengerti hal ini." Ekspresinya sangat datar namun sorot matanya menunjukan kekecewaan.

"Maaf aku tid-"

"Tidak apa, Irene. Aku juga akan begitu jika jadi kau. Aku mengerti." Seulgi tersenyum namun terlihat dipaksakan.

"Seulgi, biar aku ce-"

"Tidak apa, Sehun. Aku sungguh tidak apa-apa."

"Uhm kalau begitu aku akan kembali kekelas untuk mengambil buku catatan yang tertinggal. Sebentar ya." Seulgi berlari dengan terburu-buru. Irene tahu bahunya bergetar. Seulgi pasti menangis. Ia merasa sangat bersalah.

Sehunpun juga begitu. Ia terlihat kebingungan.

"Irene, sebaiknya biar aku yang menyusulnya. Sedikit penjelasan untuknya pasti ia akan merasa lebih baik."

"Baiklah. Kabari aku."

Sehun mengangguk dan beranjak dari kursinya dan menyusul Seulgi.

Sehun mendapati gadis itu menenggelamkan kepalanya di kedua lengannya diatas meja. Bahunya bergetar. Kondisi kelas yang sangat sepi karena sedang jam kosong membuat suara isakan pelan itu terdengar jelas.

"Seulgi... Aku minta maaf. Dengan sangat." Sehun duduk di bangku dekat Seulgi. Gadis itu tetap menangis.

"Aku rasa Irene tidak mau membuatmu sakit hati. Ini sepenuhnya salahku. Aku yang menyukai Irene. Irene tidak menyukaiku." Sehun membelai lembut rambut Seulgi.

"Maaf. Dan tentang perasaanmu, buat aku merasakan hal yang sama. Jujur saja aku sudah mulai merasakan sedikit perasaan seperti itu padamu."

Seulgi dengan sekejap mengangkat wajahnya. Dan wajah cantik itu terlihat sangat merah dan berantakan karena air mata nya.

Sehun dengan sigap mengambil sapu tangannya dan membersihkan wajah Seulgi.

Pemuda itu tersenyum.

"Jangan menangis lagi. Aku tidak menyukainya." Sehun membelai surai Seulgi dengan lembut.

----IMMATURE----

"

Hai!" Kai datang dengan tiba-tiba dan langsung melingkarkan legannya di bahu Irene.

"Lepaskan. Tidak sopan sekali." Irene berucap sinis.

"Jadi Kim Suho orang yang tidak sopan? Dia kan sering begini padamu."

"Itu kasus yang berbeda."

"Mengapa? Apa karna warna kulit kami juga berbeda?"

Irene tidak bisa menahan tawanya.

"Hahahah.. Kau sensitif sekali. Bukan seperti itu maksudku."

"Lalu?"

"Karena Kim Suho kekasihku. Dan kau bukan."

"Jadi aku terlambat ya?"

"Jika kau tidak terlambatpun, itu tidak mengubah apapun."

"Wah.. Nona, bicaramu lembut sekali." Sarkas Kai pada Irene.

"Lihatlah arah jam 9. Gadis itu tertarik padamu." Kai refleks melihat arah yang dimaksud Irene.

"Joy?"

"Hum. Cantik kan? Sana cepat!"

"Kau gila, ya? Untung sayang." Kai mengomel.

"Lebih baik dengannya daripada kau sendiri terus menerus."

"Yah.. Tidak buruk juga idemu."

"Dasar pembual, playboy, cassanova! Bualannya tidak akan sanggup menghancurkan pertahananku. Perlakuan Suho lah yang sanggup mengahancurkannya." batin gadis itu.

Senyum tipis tercetak di wajah cantiknya.

Suho sudah benar-benar memiliki hatinya.

To be continued

Waaaaahhhh akhirnya aku tidak buntu lagi

Makasih semuanyaa. Ini on the way to ending ya. Thanks thanks❤
Jangan jadi silent readers ya seengganya hargain ide-ideku ini hehe

immature ◆ sureneWhere stories live. Discover now