Siang hari di Bekasi.
Bekasi, kota tetangga Jakarta, itu menurutku.Seharusnya panas menyentuh kulitku siang ini.
Tetapi keberuntunganku hilang hari ini.
Tidak hanya aku, murid yang lain pun begitu.
Mereka mengeluh pada tetes air yang hanya bisa terjatuh.
Wajar, hujan di siang hari itu mengganggu.
Mengganggu waktu istirahat dan waktu main game, mungkin.Bisa terbayang denganku.
Ketika aku seharusnya rebahan di kamar,
dengan cemilan dan novel kesukaanku.
Nyatanya, tidak.
Kau lihat kata-kata tadi, itu 'seharusnya'.
Imajinasi tidak pernah selaras dengan kenyataan, bukan?Dan di sini aku berdiri.
Di samping pilar depan kelasku.
Menatap langit yang sedang pilu.
Kucari posisi nyaman untuk bersandar.
Ah, tidak ini hanya susunan bata yang keras.
Bukan bahu seseorang yang lembut.
Ya, setidaknya aku tidak terlalu lelah untuk menopang berat badanku,
dan rindu yang berat, kata Dilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyuka Hujan
PoetryHanya aku, kamu, dan hujan Tidak ada orang lain Ataupun hal yang lain Dan disini tertera jelas bagaimana hujan mengkhianati juga menyenangkan kalian Karena perasaan tidak bisa ditebak, begitupula dengan cerita ini Ketika mood-mu baik, maka cerita in...