She(?)

836 82 30
                                    

Katakan Luhan gila.

Karena lelaki cantik itu memang benar-benar sudah gila. Gila akan Oh Sehun.

Lihatlah mata rusanya yang memandangi halaman akun sosial media Sehun dengan jeli.

"Cih, apa-apaan ini? Kenapa dia hanya memposting tiga foto di akun instagramnya?!" Decih Luhan pelan.

Matanya terus menatap ketiga foto tersebut.

Foto pertama hanyalah foto pemandangan yang tidak Luhan ketahui lokasinya.

Foto selanjutnya, ada potret seorang gadis yang tampak tertawa dengan lebar di sana. Gadis itu tampak bahagia dan cantik, dan juga begitu bersinar. Sepertinya foto itu diambil diam-diam, dilihat dari tatapan gadis itu yang seperti tidak sadar kamera.

Luhan sedikit penasaran.

Benar, hanya sedikit.

Baiklah, Luhan penasaran sedikit banyak. Tidak sangat penasaran, kok. Lagipula untuk apa lelaki tampan sepertinya merasa penasaran dengan kehidupan Oh Sehun? Cih.

Di foto ketiga, ada wajah Sehun dengan side look yang menunjukkan hidung mancung dan rahang tegasnya. Warna fotonya monokrom dan hanya terfokus pada sosok Sehun. Namun yang membuat Luhan ternganga adalah...

"KENAPA DIA MENGENAKAN SERAGAM SHS?!"

Demi Neptunus. Bagaimana mungkin Oh Sehun yang tampan itu, Oh Sehun yang tinggi itu, Oh Sehun yang mesum itu, dan masih banyak Oh Sehun yang lainnya itu masih berstatus pelajar?!

Luhan mengelus rahang Sehun di layar. Diam-diam mengutuk rahang tegas itu penuh iri dalam hatinya. Lalu membandingkan dengan rahang mulusnya yang bahkan hampir tak tampak ketegasannya sedikit pun di pantulan wajahnya di cermin.

Sungguh, ia mengutuk hidupnya.

"Aaaaarrrggghhhh!!!! Aku ingin rahang itu!" Jerit Luhan lalu menelungkupkan tubuhnya di kasur yang membuat teriakannya teredam. Akan bahaya kalau si Byun Cabe mendengarnya nanti, bisa-bisa ia diusir karena menganggu kegiatan olahraga rutinnya bersama Chanyeol di kamarnya.

Drrttt... drrttt...

Luhan mendongakkan kepalanya tanpa minat dan menatap ponselnya yang berkelip tanda panggilan masuk. Matanya seketika membesar begitu melihat caller id yang muncul di layar ponselnya.

Dengan segera ia bangkit mendudukkan dirinya. Berdehem beberapa kali untuk mengecek kondisi suaranya. Lalu menekan tombol abaikan.

"Yeoboseyo?" Sapa Luhan kalem.

Ia masih menunggu sahutan dari seberang dengan ponsel yang setia menempel di telinga. Namun setelah sekitar dua menit berlalu, tetap tak ada sahutan dari si penelpon.

Dengan kening berkerut heran, Luhan menatap layar ponselnya yang hitam dan log panggilan yang ditolak.

Matanya melotot horror.

Seketika pikirannya berputar ulang saat ia menyentuh layar ponselnya untuk mengangkat - menolak - panggilan.

Demi Tuhan! Ada apa dengan hari ini?!

Tangan Luhan melayang horror di udara begitu sadar bahwa jarinya salah mengetuk tombol. Yang seharusnya mengetuk tombol terima malah secara tidak sengaja mengetuk tombol abaikan.

Luhan menepuk jidatnya dengan keras sekali. Mengutuki dirinya bodoh sebelum mengaduh kesakitan akibat pukulannya sendiri.

Drrttt... drrttt...

Luhan tergagap saat orang yang sama kembali menelpon. Dengan perlahan ia menggeser tombol hijau dengan pasti sebelum menempelkan benda persegi panjang itu ke telinga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHANGE 《Hunhan Couple》(SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang