Part 5: What are you doing?

25.3K 1.7K 18
                                    

Warning: Typo bertaburan. Maklumin aja ya, soalnya jujur gue updatenya offline, pas udah kelar per chapter baru di upload disini jadi kadang pas copy paste suka error :p

Seneng bangettt deh ceritanya masuk ke reading list, dan di vote pula :) @tyaaaaastyas, this chapter is for you dear.

---

Hey, slow it down, what do ya want from me
Whataya want from me
Yeah, I'm afraid, whataya want from me
Whataya want from me

What do you want from me - Adam Lambert






AYU POV

Bip.. bip... telepon mejaku berbunyi, "Ayu speaking" jawabku

"Yu, bisa tolong ke ruangan saya" ucap suara di ujung telpon.

Bergegas aku mengambil notebook dan pulpen, berjalan ke arah ruangan Pak Seto, atasanku. Dia tidak sendiri.

Didalam, berdiri orang yang paling aku cari sekaligus paling aku hindari di kantor ini. Alaric Atmadja, Creative Director Resolve, Creative Agency tersohor tempatku bekerja 1 bulan terakhir.

Mereka berdua sedang fokus menatap layar laptop Pak Seto, memunggungiku.

Aneh memang gaya kerja Pak Seto, saat ia sedang fokus, ia akan bekerja menghadap kaca belakang ruangannya yang menghadap ke gedung - gedung pencakar langit lainnya di Jakarta, dan itu artinya memunggungi pintu masuk ruangannya.

Aku pernah bertanya kenapa, dia bilang, lebih inspiratif. Karena kalo hadap depan Ia gampang terdistraksi orang - orang yang lewat, sementara sebagai Head of Business Development ia butuh konsentrasi tinggi. Tapi waktu aku saranin untuk merubah layout ruang kerjanya ia malah menolak. Biar saja katanya. Emang nyentrik bos ku ini.

Aku mengetuk pintu. "Ya Pak" tegurku sopan, mengingatkan Pak Seto kalau aku sudah hadir disitu.

"Tutup pintunya yu" pinta Pak Seto sambil tetap duduk menatap laptop, sementara Aric menoleh menatapku tajam dari atas ke bawah. Aku bergegas menutup pintu, menghindari tatapannya.

"Yu, sini deh" panggil Pak Seto. "Ini laptop saya kok aneh ya? Kamu tau gak kenapa?" ucapnya.

Aku menghampiri Pak Seto, berdiri di sisi kanannya, sementara Aric berdiri di sisi kirinya. Aku melihat laptopnya, astaga... pantas saja aneh, settingan nya berubah, entah Pak Seto salah pencet apa tadi.

"Yah Bapak, ini sih... " baru aku mau menerangkan aku mendadak menegang. Aric menggenggam tangan kiriku di balik kursi Pak Seto. Aku melirik kearahnya, Ia sibuk menatap laptop Pak Seto, menghindari tatapanku. Aku mencoba menarik tanganku tapi genggamannya semakin kuat dan jari - jarinya berputar nakal mengitari telapak tanganku. Aku merinding.

"Kenapa Yu?" toleh Pak Seto menatapku.

Aku berdecak, berusaha konsentrasi. "Ini loh Pak, bapak pasti kepencet apalah." Ucapku sambil merubah settingan laptop Pak Seto dengan satu tangan. Untung dia gak sadar kalo aku cuman kerja dengan satu tangan.

Aku mencoba menarik tanganku lagi tapi Aric bersikeras menggenggamnya lebih kuat. Demi apapun, aku gak ngerti maksudnya apa dan sumpah aku takut ketahuan. Aku takut ada rekan kerja yang lewat depan ruangan Pak Seto dan kebetulan melihat kalau tangan kami saling bertautan dibalik punggung Pak Seto. Biar gimana ini di kantor, dan kami rekan kerja. Jantungku berdetak kencang.

"Nah ini kok bisa bener lagi?" ucap Pak Seto senang. "Kamu apain Yu?" tanyanya.

"Jadi gini Pak..." belum selesai aku bicara tiba - tiba.. ceklek.. mendadak gelap gulita.

Aku terkesiap, reflek menarik tanganku dari genggaman Aric.

"Jangan kaget" Aric tiba - tiba bersuara. "Kamu gak pernah lembur sebelumnya ya Yu?" tanyanya lagi.

"Ayu ambil kuliah malam, program ekstensi" jawab Pak Seto

"Disini kalo jam 7 lampunya mati Yu" terang Pak Seto lagi.

Aku mengangguk dalam gelap.

"Makanya saya punya ini" lanjut Pak Seto sambil menyalakan lampu mejanya, ruangan mendadak sedikit terang.

"Kamu gak kuliah yu? Tanyanya lagi, kali ini sudah memutar kursinya menghadapku.

Aku sudah mundur kebalik meja kerjanya sejak lampu mati tadi.

"Libur Pak, semesteran" ucapku lagi.

"Kalo Bapak sudah ga ada perlu lagi saya pulang ya Pak" pamitku. Pak Seto mengangguk.

Aku melirik ke arah Aric. "Duluan Pak" pamitku.

Aric hanya mengangguk sambil menatapku dalam.

Aku bergidik dan bergegas angkat kaki dari ruangan bos ku. Terdengar samar - samar suara mereka berdiskusi tentang klien baru kami saat aku keluar dari ruangan Pak Seto.

---

Ho... ho... ho... Aric... apa yang kau lakukan bang? udah berani ya pegang - pegang anak orang. Awas lho.. si Ayu itu gak sebaik keliatan. Gantian nanti kau di pegang - pegang balik bisa mimisan kau bang *ketawasetan* wkwkwkwk...

Gimana guys? Vote & Comment dongg.... biar makin semangat update. Happy reading yaa... Voment nya selalu dinanti *Senyummanis*

FORGET ME NOTKde žijí příběhy. Začni objevovat