023

2.5K 349 32
                                    

Arranged

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^
















Jihoon tidak pernah merasa sebahagia ini.

Bahkan ketika ia mendengar berita ia diterima di kedokteran, rasanya tidak sebahagia ini. Bahkan ketika ayahnya berjanji akan membelikannya mobil, rasanya tidak seperti ini.

Malam itu, seungcheol kembali ke apartemennya. Ia meminta maaf, dan berjanji tidak akan pergi darinya lagi.

Seungcheol tidur disampingnya. Ia memeluk jihoon sepanjang malam, memberitahunya bahwa ia mencintainya. Memberitahunya bahwa keduanya tidak harus bersandiwara lagi didepan orang tuanya. Hubungan mereka sekarang jauh dari sekedar status.

Hidup jihoon berubah. Ia dengan bangga menelfon soonyoung, memberitahunya tentang hubungannya dengan seungcheol. Sahabatnya di negeri asing itu tentu turut berbahagia. Pada akhirnya ia, seokmin, dan soonyoung menemukan seseorang yang tepat untuk masing masing.

Hari esoknya, jihoon datang ke ruangan daehyun. Ia memeluknya. Meskipun ia takut dan sedikit canggung, namun jihoon tahu semua ini tidak akan terjadi jika saja daehyun tidak datang dan berbicara pada seungcheol hari itu. Sekaligus, jihoon meminta maaf padanya. Aneh rasanya, jika mengatakan bahwa ia minta maaf tidak bisa membalas perasaan daehyun. Tapi jihoon tahu, daehyun akan menemaninya bekerja bahkan sampai beberapa puluh tahun kedepan. Dan ia tidak ingin suasana canggung itu tercipta.

Seungcheol, sama bahagianya dengan ia. Ia akan bangun lebih pagi, dan membuatkan pancake untuk jihoon yang biasanya mendapatkan piket pagi. Atau jika ia sibuk dan tidak sempat, seungcheol hanya akan mampir ke rumah sakit dan mengajaknya keluar untuk makan siang. Dimalam hari, ia tidak pernah berjanji untuk menjemput jihoon. Rapat dan tugas serta lembur membuat jihoon harus pulang sendiri setiap malamnya. Namun seungcheol bersedia mengantarnya jika ia pulang lebih dari jam 10 malam. Hyungnya itu hanya tidak ingin sesuatu terjadi padanya, katanya.

Selama dua minggu ini, jihoon merasa hidupnya sempurna. Sekarang, ia benar benar mengerti apa arti pernikahan, apa arti takdir. Awalnya, ia pikir itu semua hanya omong kosong. Bagaimana dua orang bertemu dalam keadaan manis, kemudian menjalin hubungan, kemudian menikah dan hidup bahagia selamanya. Jihoon tidak merasakannya, sama sekali tidak. Hidupnya jauh dari itu, pikirnya. Hubungannya dengan soonyoung kandas ditengah jalan. Ayahnya menikahkannya dengan orang asing, yang tidak ia cintai.

Namun sekarang jihoon sadar. Pertemuan itu tidak hanya diawali dengan kisah manis dalam drama. Tidak ada kalimat cinta pada pandangan pertama bagi jihoon. Seungcheol dan ia bertemu dalam situasi yang tidak enak, dan penuh paksaan. Namun semakin mereka menjalani, perasaan itu semakin tumbuh. Dan sekarang ia mengerti, bahwa cinta itu tidak diukur dari bagaimana pertemuan pertama mereka berlangsung, atau seberapa lama mereka menjalin hubungan, atau seberapa seringnya mereka bertemu.




[✔️] Arranged ; JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang