028

2.3K 331 41
                                    

Arranged

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^














Tidak mungkin jika seseorang tidak pernah mengalami masa stressnya. Jihoon tahu itu. Sebagai seseorang yang tinggal di korea selatan, ia tahu mayoritas memang akan berlari pada alkohol jika mereka sedang dilanda stress. Minum bersama, mabuk, kemudian pulang, dan melupakan semua masalahnya. Sebegitu mudahnya untuk hilang dari masalah.

Namun tidak, bagi namja sepertinya. Alkohol, baginya, sama saja seperti musuh. Sejak dulu selalu saja begitu. Saat orang mengajaknya minum, ia hanya akan memesan jus, atau cola.

Bukan berarti toleransi alkoholnya rendah. Memang salah satu alasannya seperti itu— tapi jihoon lebih suka menyebutnya alergi. Tubuhnya akan benar benar memerah saat ia meminum alkohol. Dan tidak seperti kebanyakan orang, alkohol tidak terasa menyegarkan sama sekali.

Dan disaat saat seperti inilah, jihoon menyesali keadaanya itu.

Ia pulang kerumah, dan menemukan seungcheol yang belum juga pulang. Kemudian lewat tengah malam, seungcheol baru pulang. Jihoon baru menyadari itu saat bagian kasur disebelahnya tergerak, disusul dengan lengan yang melingkar di pinggangnya. Mungkin jihoon terbangun saat itu. Tapi untuk membuka pembicaraan serius di jam seperti itu, jihoon rasa sangat tidak tepat. Jadi hari itu, ia tidak berkesempatan untuk bicara pada seungcheol lagi.

Begitu juga di pagi hari.

Stress mungkin membuatnya menjadi sedikit lelah. Saat ia terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul 9. Dan tentu saja, seungcheol sudah berangkat ke kantornya. Ia hanya meninggalkan pancake dan sup di meja makan, dengan segelas jus dengan sticky note yang tertempel.

Kupikir kau kelelahan. Aku tidak ingin mengganggumu, jadi makanlah ini setelah kau bangun <3

- seungcheol

Jihoon menghela nafas pelan. Disaat saat seperti ini, ia tidak tahu harus membagi bebannya pada siapa.

Wonwoo? Entahlah. Ia terkadang masih menganggapnya seperti orang asing. Tidak bermaksud kasar, tapi ia tidak merasa sedekat itu padanya.

Soonyoung? Mana mungkin. Ia tidak mungkin mengganggu sahabatnya itu di negeri asing hanya karena masalah seperti ini. Sementara seungcheol sendiri, masih sibuk dengan pekerjaannya.

Sebenarnya, sejak beberapa hari yang lalu, ia sudah sering mengajak seungcheol untuk pulang kerumahnya. Maksudnya, rumah orang tuanya. Jihoon belum mengunjunginya lagi sejak kejadian terakhir, saat kejadian mereka dipisahkan itu. Ia sudah merasakan stress akhir akhir ini. Dan tidak ada orang lain yang dapat menggantikan orang tuanya, kan? Bercerita pada mereka, mungkin menginap, makan makanan yang dibuat oleh eommanya— ah, jihoon rindu itu semua. Tapi entahlah. Seungcheol selalu saja menghalanginya. Memang, terlalu kasar untuk bilang 'menghalangi' baginya. Tidak mungkin seungcheol seperti itu, kan?

[✔️] Arranged ; JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang