Jurnet sialan itu

647 39 35
                                    



...... 21:00 Pm di apartemen Soraru.......

"Nee nee, Soraru-san~"

"Apaan?" Kata Soraru tanpa memalingkan matanya dari Komputer. Dirinya sekarang sedang super sibuk dengan lagu baru After the rain yang belum dimix.

"Main yuk!!"

"Tak bisakah kau lihat aku sedang apa?" Soraru masih tak memalingkan matanya dari Komputer di depannya.

Lon yang mendengar jawaban ini langsung ngambek. Awalnya Soraru tak terlalu memedulikannya, namun Soraru langsung mengubah pemikiran itu pada  saat ia melihat layar komputernya berubah sepenuhnya menjadi hitam. Komputernya mati.

Soraru mencari apa yang salah dari komputer itu, dan matanya terhenti pada sosok Lon yang memegang kabel steker komputer miliknya.

Melihat hal itu, Soraru hanya menghela nafas pasrah.

"...Jadi, Apa maumu....?"

Lon tersenyum bangga. "Hehe...... Main ToD yuk!"

Setelah sekian Banyak Truth dan Dare~~~

"Jujur atau nekat?" Tanya Lon yang masih semangat.

Mata Soraru sudah setengah terbuka, yah... Namanya juga udah jam 12 malam.

Tanpa memikirkannya lagi, Soraru langsung memilih "Nekat" tanpa menyadari senyuman menyeringai milik Lon.

"Hmm... Kalau begitu......

  Soraru-san harus menyamar jadi cewek selama 1 hari!!!"

  dan begitulah bagaimana rasa mengantuk Sorarupun hilang seketika.



.

.

.
-keesokokan harinya-

  Soraru duduk di kafe sendirian kayak seorang jomblo ngenes \\plakk.

  Namun, sepopuler apapun Soraru, saat ini tak ada yang mengenalnya. Dikarenakan penampilannya yang membuatnya tak dapat dikenali.

  Soraru saat ini tengah memakai dua lapis baju. Baju dalamnya berwarna putih dan baju luarnya berwarna pink, ya... Pink. Dan kali ini ia tidak sedang memakai celana, melainkan sebuah rok hitam yang hanya sampai sepaha, membuat Soraru setiap saat  mencoba menarik roknya sedikit lebih kebawa, mencoba untuk menutup lebih banyak bagian. Saat ini, rambutnya terlihat lebih panjang dari seharusnya. yap, dia memakai sebuah wig dengan warna yang sama dengan rambut biasanya , wig itu panjang sepinggang. Wajahnya? Wajahnya terlihat memakai mascara yang tipis beserta lipgloss pink. Bahkan saar ini ia memakai oppai palsu.

  Jangan tanya siapa yang membuatnya seperti ini, tentu saja siapa lagi selain si 96Neko. Mengapa si kuroneko bisa tau hal beginian padahal dia sendiri tomboi itu hanya diketahui kuroneko dan tuhan sendiri.

  Sungguh saat ini Soraru merah banget.

  "Soraru-saaaan~~~" Terlihat Lon yang melambaikan tangannya dari luar jendela Kafe. Setelah melambaikan tangannya dan mengetahui bahwa Soraru sudah melihatnya, Lon masuk kedalam kafe itu dan menghampiri Soraru.

  "Lama banget sih!" Kata Soraru pada Lon saat Lon mulai duduk didepannya. Bagi yang baru mendengar tentu akan merasa aneh dengan suara Soraru saat ini, masalahnya suara Soraru saat ini terdengar sedikit berbisik dan agak tinggi, karena Soraru sengaja membuat suaranya seperti itu agar tak mencurigakan.

  "Hehehe, aku membelikan hadiah spesial buat Soraru-san~"

  Lon mengeluarkan sebuah tas plastik biru dari kantong jaketnya. "Kau harus memakainya looooh~"

  Soraru menerima tas itu kemudian mengeluarkan isinya. Dan mata Soraru melebar seketika saat mengetahui benda apa itu.

  Sebuah bando telinga kucing berwarna hitam.

dengan segera, Soraru melempar bando itu tepat ke muka Lon.

  "Nggak"

  "Eehh, tapi ini perjanjian loh, Soraru-san nggak boleh ingkar janji! Kalau nggak Lon-san nangis nih!"

  Soraru yang merasa harga dirinya sebagai laki-laki baik akan jatuh karena membuat seorang gadis menangispun menjawab -baiklah- singkat dan kemudian memakai bando nista tersebut.

  Lon hanya tersenyum bangga.



Time Skip




  '......Bagaimana ini bisa terjadi?'

  Satu pertanyaan itu telah ditanyakan pada dirinya sendiri sejak entah kapan.

  Yang terakhir kali Soraru ingat adalah dia dan Lon tengah antrian buat masuk ke Disnep land, dan karena terlalu bersesak-sesakan, Soraru dan Lon terpisah.

  Alhasil, Soraru berdiri di dalan gisnep land dengan baju dan bando nista yang sedang ia pakai, saat ini ia tampak seperti anjing hilang.

  Soraru belum pernah ke Gisnep land atau semacamnya sebelumnya, toh namanya juga Shut-In.

  'Apa aku memanggil security saja ya?' pikir Sorary sambil membayangkan dirinya melapor hilang. Setelah membayangkan hal itu, Soraru segera menggeleng kepalanya. 'Nggak nggak, aku bukan anak kecil!' Soraru kemudian memikirkan cara lain. 'Ah! Handphone!" Saat itu Soraru merasa bodoh karena tak memikirkannya dari awal.

  Soraru pun mencoba untuk mengambil handphonenya yang ada pada sakunya. Namun Soraru berhenti pada saat mendengar suara yang sangat familiar, suara yang sering muncul di mimpi buruknya.

  "Hei hei, apa yang dilakukan gadis manis sepertimu sendirian diluar?" Terlihat seorang lelaki yang sedikit lebih tinggi darinya menatapnya rendah.

  'D-dia kan....' Soraru menatap lelaki itu horror. 'DIA KAN BERANDALAN MESUM YANG DARI CERITA SEBELAH!??"

  Lelaki itu maju perlahan. Namun saat ia akan menyentuh Soraru, seseorang memukulnya sampai Mampus.

  Dan Sorarupun menatap penyelamatnya dengan wajah lebih Horror.

  "K-kau kan..." Kata Soraru dan Penyelamatnya secara bersamaan.

  "JERAPAH DARI CERITA SEBELAH!"
  "GADIS MANIS DARI CERITA SEBELAH!?"
   kata mereka secara bersamaan.

  Ok, Penyelamatnya --Luz-- merasa tersinggung dengan kata Jerapah, sedangkan Soraru merasa malu dengan kata gadis manis, dirinya segera memalingkan wajahnya ketempat lain dengan wajah yang memerah.

  "....uhh...." Luz menggaruk kepalanya yang nggak gatal sama sekali. Kedua manusia ini sedang berada dalam situasi yang sangat canggung. "....Mau minum?" Luz menawarkan sambil menunjuk sebuah kafe dekat tempat mereka saat ini.


TBC




A/N

Ini seharusnya menjadi one-shot pendek di cerita sebelah, tapi karena Author yang mendapatkan Ide yang PANJANG BANGET, Author pun buat ini jadi Fanfic aja. Btw, Ini seharusnya jadi one-shot Requestan kagurara :> makasih udah merequest.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Karena ToD kutukan itu.Where stories live. Discover now