19. A Shocking News

9.1K 1.1K 193
                                    

3rd Floor

.

.

A JaeDo Fanfiction

Disclaimer : They belong to themselves.

KueUltahDot (Dot).

.

Read it, enjoy it, and give your vote + comment!

.

Tungkainya bergerak hilir mudik dalam ruangan bersekat tirai-tirai putih di rumah sakit ini. Adrenalinnya naik, hingga jantungnya berdetak gila dan peluh membasahi dahinya. Ia tidak ingin kehilangan Doyoungnya, tidak. Jaehyun berhenti sejenak, berdiri kaku di hadapan salah satu tirai putih yang menjadi pembatas antara dirinya dengan Doyoung. Napasnya didesah berat. 'Sialan. Apa yang dilakukan dokter tua itu di dalam sana? Kenapa lama sekali?' Pikir Jaehyun. Ia memijat pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut. Tunggu, jangan bilang jika dokter tua itu tengah melakukan pelecehan pada Doyoungnya. Tubuh Jaehyun menegang was-was ketika prasangka buruk meliputi. Langsung saja tangannya menyibak tirai putih itu dan bergerak maju, hampir menabrak pria tua berjas putih yang berdiri berhadapan dengannya, jika saja Jaehyun tidak menghentikan langkahnya. Sepertinya sang dokter baru saja mau membuka tirai, tapi didahului oleh Jaehyun.

"Doyoung," mata Jaehyun berbinar melihat pria penyebab jantungnya berpacu tak normal. Ia langsung saja berjalan melewati si dokter tua dan menghampiri Doyoung yang sudah siuman, terduduk lemas dengan mata terpejam dan tubuh menyandar pada dinding.

Doyoung membuka matanya kala mendengar namanya disebut. Ia memandang lemah si Jung bajingan yang mendekat padanya. Rasanya ingin sekali Doyoung menampik tangan besar Jaehyun yang menangkup pipinya, tapi Doyoung terlalu lemah sekarang.

"Kau baik-baik saja?"

Doyoung menghela napasnya begitu mendengar pertanyaan bodoh yang terlontar dari pangeran tampan itu. Apa dirinya baik-baik saja? Tentu saja tidak, bodoh! Dasar Jaehyun idiot! Orang mana yang tetap baik-baik saja setelah diperkosa untuk yang kedua kalinya, oleh bajingan yang sama pula! Seluruh tubuh Doyoung menjerit sakit, terutama selangkangannya yang nyeri luar biasa. Kepalanya pening bukan main, perutnya melilit, belum lagi mual yang sedari tadi ditahannya. Doyoung tidak pernah tahu jika demam bisa membuatnya semenderita ini. Salahkan semuanya pada si Jung brengsek.

Segenap tenaga yang ada dikumpulkan Doyoung untuk mendorong dada bidang Jaehyun. Sungguh, ia tidak tahan dengan bau sabun familiar yang menguar dari tubuh besar itu, membuat mualnya semakin tak tertahankan. "Minggir," pintanya serak yang langsung dituruti oleh Jaehyun.

Jaehyun mengalihkan pandangannya ke dokter tua yang tengah tersenyum pada mereka. "Apa yang terjadi padanya?" Tanya Jaehyun dengan nada cemas yang ketara.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya kelelahan dan sedikit kurang asupan gizi," ucap sang dokter yang langsung disambut helaan napas lega Jaehyun. Netra kelam dokter tua itu beralih menatap teduh Doyoung. "Lain kali anda harus perhatikan kondisi istri anda, apalagi di awal kehamilannya seperti ini."

Hening menyelubungi ketiganya. Detik itu juga Doyoung membulatkan matanya lalu mengerjap lucu. Apa dokter ini sedang bercanda? Sungguh tidak lucu! Doyoung meraba perutnya sambil menunduk, menatapi perutnya yang masih rata dengan tersenyum hambar. Ia tidak tahu haruskah ia merasa bahagia atau kecewa mengetahui fakta bahwa dirinya tengah mengandung anak dari si bajingan keparat Jung Jaehyun.

3rd FloorWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu