.
.
.
.
.

“Kita sudah sampai,” Hanbin menoleh pada Sehun yang duduk di kursi belakang. “Kau ingin menunggu disini dan membiarkan aku dan Jinan yang mencari Jaemin, atau kau mau ikut?”

Sehun menunduk menatap anaknya yang masih tertidur pulas, “Aku ikut, lagipula Reon juga tidak rewel.”

“Biar aku yang gendong,” tawar Jinhwan.

“Tapi....”

“Benar, lebih baik Jinan yang menggendong Reon, kau pasti tak akan bisa menahan dirimu saat bertemu dengan Jaemin nantinya, Sehuna.”

Sehun terlihat ragu sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk dan menyerahkan Reon pada Jinhwan. “Ayo sekarang kita keluar mencari keberadaan adikku.”

“Ayo....”

Ketiganya pun keluar dari mobil tanpa menyadari ada beberapa orang yang memperhatikan mereka dari dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari mobil Hanbin berada. Seseorang yang terlihat masih tampan meskipun uban sudah mulai memenuhi kepalanya, tampak menatap dengan serius pada pria bertubuh langsing yang berjalan di samping seorang pria bertubuh pendek yang sedang menggendong bayi. Seringaian terlihat di sudut bibirnya, setelah  setahun berlalu akhirnya ia bisa melihat pria itu lagi, pria yang telah membuat anaknya berubah menjadi pembangkang. Sehun.

“Bagaimana boss, apa aku harus menembaknya sekarang?”

“Jongin masih berada di dalam bukan?” tanya pria itu.

“Benar boss, tuan muda masih berada di dalam.”

“Kita tunggu saja, apakah dia akan menemui anakku atau tidak, kalau iya, kalian boleh menembaknya tepat di depan Jongin.”

“Baik boss.”

“Sekarang pergilah dan ikuti dia.”

Tanpa bicara apapun lagi, mereka segera keluar dari dalam mobil meninggalkan pria setengah baya itu berdua dengan sang sopir.

“Apa kau mengetahuinya?”

“Ye?”

“Anak itu, apakah dia anak Jongin dengan pria itu?”

Sang sopir terlihat melirik ke arah bossnya sejenak sebelum ia kembali menatap lurus ke depan. “Tidak.”

“Kau tidak sedang berbohong padaku bukan?”

“Tentu saja tidak boss. Pria yang ada di samping Sehun, mereka sepasang kekasih dan itu anak mereka.”

“Hmm.... begitu....” “Pria itu menatap ke arah ponselnya. “Tapi tetap saja ia harus mendapat hukuman dariku karena berani-beraninya ia mendekati putraku lagi, dan Jongin.... ia juga harus menerima hukumannya. Bagaimana bisa dia membiarkan si brengsek itu bekerja di perusahaannya tanpa memberitahukan hal ini padaku.”

“Ya, boss.”

Sementara itu, Sehun yang masih tidak menyadari kalau ia dan juga kedua temannya sedang di awasi masih terus berjalan memasuki lobi. “Apakah kita harus bertanya dulu atau langsung saja ke atas mencari Nana?”

“Kurasa kita.... eh, bukankah itu Jaemin?” Hanbin menunjuk ke arah lift yang baru saja terbuka.

“Benar...” Sehun menghembuskan napas lega ketika melihat adiknya tampak baik-baik saja. Ia bergegas menghampiri Jaemin yang tampak kaget melihat dirinya.

“Hyung.... kenapa hyung ada disini?”

“Tentu saja, mencarimu. Kenapa? apa ada yang salah?” Sehun mengerutkan alisnya ketika melihat Jaemin yang tampak panik.

Love ScenarioWhere stories live. Discover now