Journal 1

1K 113 62
                                    

.DIFFERENT.

Aku menatap pigura foto yang ku genggam. Terlihat sangat jelas betapa bahagia nya orang yang ada dalam potret itu.

Secepat itukah hati manusia berubah?
Sesulit itukah manusia tak dapat ditebak?
Mengapa semua nya begitu berbeda, semua seakan berubah.

Mengapa mereka seakan membenciku?
Mengapa semakin lama orang-orang terdekat ku menjauh?
Adakah yang dapat memberitahu letak kesalahan ku?

Pikiran ku seakan membawa ku untuk mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Terlihat begitu bahagia nya mereka, tanpa kehadiran diriku di tengah-tengah mereka.

Semua senyum, tawa mereka, nampak begitu tulus dan lepas. Di bandingkan setiap senyum dan tawa yang mereka tunjukan untuk ku.

Lamunan ku terbuyar, saat ku rasakan air mata kini telah membasahi pipi. Aku kembali menangis, bukan karena diri ini sedih terhadap apa yang mereka lalukan pada ku. Aku menangis karena malu, mengapa dulu aku juga pernah menangisi mereka.

Mereka, orang-orang yang hanya menganggap diri ini seperti kertas kosong. Sebagai media untuk menulis kisah sedih mereka, tanpa ingin menulis kisah indah mereka.

Sebagai buku yang akan dibaca jika mereka mau. Setelah itu akan ditutup kembali, dan di biarkan berdebu.

Ibarat sebuah gelas kaca yang pecah. Sungguh mustahil untuk disatukan kembali.

Dan kini aku harus terbiasa sendiri. Terbiasa menangis sendirian, tanpa ada nya mereka yang biasa menghibur dikala hati ini hancur.

Terbiasa untuk sendiri, tanpa ada nya mereka yang dulu selalu menemaniku dengan rentetan kata-kata konyol yang mampu membuat ku tertawa.

Dan terbiasa untuk melihat kenyataan, bahwa mereka yang selalu ku percaya. Kini tak butuh kepercayaan ku lagi. Kini mereka sangat bahagia tanpa diriku.

Ya.. terbiasa. Apakah mereka terbiasa memainkan peran masing-masing, dan memakai sebuah topeng?

Aku hapus sisa air mata yang ada dipipi, ku hembuskan napas panjang. Beginilah hidup selalu ada teka-teki yang harus kita temukan jawaban nya. Selalu ada jejak kaki yang tak akan ada ujung nya.

Masalah, penderitaan, kesedihan, kesusahan.
Sesungguh nya itu adalah anugrah dari-Nya.
Mungkin ini adalah salah satu cara dari banyak nya cara Allah mencintai hamba Nya.

Dengan Dia datangkan masalah. Saat kita dapat menerima dengan ikhlas dan sabar. Selalu istiqomah di jalan Nya. Dan pada akhir nya membuat kita menjadi selalu dekat dengan sang Maha Segala Nya.

Jumat 06 - 04 - 2018
Coretan Rubbi Nurfathiyah-
Arifin.

«●»

Hei, journal pertama saya di wattpad nih.
Maafkan kalau masih ada yang kurang.

Jangan lupa shalat, dan gaul bareng Al-quran.

Follow instagram
@rubbi_arifin

UsQuotesWhere stories live. Discover now