bab 20

52 2 0
                                    

2 hari setelah kepergian tri kembali ke bandung. Tapi komunikasi diantaranya lancar. Pagi, saat mengucapkan selamat pagi. Sore, saat aktivitas mereka selesai. Dan malam, saat mengucapkan selamat malam dan have nice a dream. Begitulah komunikasi mereka terjalin.

Kehidupan lisa berubah sedikit demi sedikit. Memulai dengan mengikuti organisasi, menghabiskan waktu kosong bersama teman-temannya, tapi tetap fokus sama kuliah yang sebagai prioritasnya.

Dunianya seakan terbuka untuk orang luar.

Fatir pun selalu mengekori lisa kemanapun. Seperti sudah tugas untuknya. Bahkan tak jarang, jika teman-teman lisa mengira lisa dan fatir berpacaran.

"no, we just friend." kata lisa ke teman-temannya yang pernah bertanya kepadanya.

Lisa saat ini sedang menerima telepon dari kekasihnya, Tri.

"gimana kuliahnya?" kata tri

"B aja." kata lisa. "are you okay tri?"

"aku lagi flu nih jadi agak serak suaranya."

"kok bisa? Udah minum obat?"

"ada teman yang nularin, jadi yah gitu deh." kata tri. "udah minum nih."

"ya udah kamu istirahat dulu."

"okey, nanti aku hubungi lagi."

"iya iya. Bye"

Lisa memutuskan sambungan teleponnya.

###

Lisa baru saja sampai di rumah. Baru kali ini, fatir tidak menghubunginya mengajak pulang bareng.

Hal yang di syukuri lisa adalah dia mempunyai fatir yang peduli padanya. Kalau ingat-ingat, betapa cueknya lisa saat didekati fatir. Lisa terkadang tertawa saat mengingat hal itu.

Tringgg

Bunyi ponsel lisa menggema dari dalam tasnya.

Fatir is calling

"halo lisa.. Udah pulang?" kata fatir

"iya udah sampai kok. Tumben nih gak ngajak pulang." kata lisa

"sorry tadi gak sempat ngirim pesan. Dosenku masih betah di kelas jadi yah telat deh keluar."

"gak apa-apa kali."

"btw, yuk besok jalan mumpung satnite."

"mau sih. Tapi ijin dulu sama ayah. Nanti deh ku kabari."

"oke deh. See you"

"see you."

###

Keesokan harinya, fatir menepati janjinya ke lisa untuk mengajak jalan mumpung satnite. Seperti biasa fatir menunggu lisa di depan rumahnya. Dan syukurlah lisa sudah mengantongi ijin dari orang tuanya.

"ingat, sebelum jam 10 udah di rumah lisa." kata ayah

"iya ayah." kata lisa berpamitan dnegan mencium tangan ayah dan ibunya.

Fatir sengaja menjemput lisa lebih awal karena fatir ingin berlama-lama jalan-jalan bersama lisa. Walau bukan kali ini saja ia jalan berdua sama lisa. Tapi setidaknya ia ingin membuat lisa lebih bahagia dan itu adalah tugasnya.

Lisa dan fatir sudah berada di kawasan mall ternama di Makassar. Rencananya ia ingin mengajak lisa nonton film.

"mau nonton apa fatir?" tanya lisa

"horor?" tawar fatir

"boleh. Pengabdi setan?".

"sound good". Kata fatir.

Selama menonton, lisa hanya bisa menjerit dan menutup matanya tatkala hantunya muncul secara tiba-tiba. Sedangkan fatir hanya tertawa melihat tingkah lisa yang ketakutan.

Sesekali lisa memegang lengan fatir dan menyembunyikan wajahnya di bahu fatir ketika si hantu akan muncul Hingga filmnya selesai.

"lis. Filmnya udah selesai." kata fatir

"wuhh sumpahnya, si Ibu horor amat."

"tolong yah di lepas tanganya. Nanti di kirain aku ini lagi nyeret anak kecil." fatir tertawa

"wahh fatir rese." lisa sambil melepaskan tangannya dan mencubit lengan fatir.

"aww, sakit oii" kata fatir kesakitan tapi lisa hanya tertawa.

"laper nih" kata lisa

"kalo gitu kita cari makan."

"yuk"

30 menit kemudian, barulah mereka mendapatkan meja di salah satu cafe.

"kamu pesan apa lisa?" tanya fatir

"samain aja deh. Laper banget soalnya nih." kata lisa

Fatir memanggil pelayan cafe itu dan memesan makanan sesuai selera fatir.

Mereka menyantap makanan dengan lahap. Efek lapar yang akut hingga tidak ada bersuara selain suara sendok dan piring yang bertubrukan.

"ahh alhamdulillah kenyang." kata lisa. "btw, tir aku mau nanya nih."

"apa?"

"emang kamu gak punya pacar atau cewek yang kamu suka?"

"Emang kenapa?"

"yah nanya aja. Soalnya kamu selalu ngekorin aku." kata lisa dengan pedenya

"cih pede amat sih lisa." kata fatir sambil meminum minumannya. "aku gak tertarik tuh"

"kenapa?"

"yah gak tertarik aja."

"ih kenapa coba? Jangan-jangan kamu..."

"hushh enak aja. Aku normal kali."

"oohh kirain deh."

"jujur yah aku suka sama cewek tapi yah gitulah. Masih one the way."

"wihh masih otw yah."

"yapss.. Eh gimana kamu sama dia."

"yah baik-baik saja. Sibuk sih dia kuliah."

"ohh gitu yah."

"balik yuk."

"oke."

###

Happy satnite untuk kamu yang jauh disana.

Status yang ditulis lisa di insta story instgramnya.

Lisa merasakan kerinduan padanya. Bahkan melebihi yang dulu ia rasakan.
Sekali lagi, ia bersyukur mempunyai teman seperti fatir yang dapat mengalihkan perhatiannya sementara pada tri.

Sepulang dari jalan bersama fatir. Lisa tak lantas untuk masuk ke rumahnya. Ia memilih duduk di depan rumah sambil memandang langit dengan bulan yang memancarkan sinarnya.

Kini malam semakin gelap. Hanya ada bulan yang mampu menyinari. Memberi cahaya disetiap kegelapan yang muncul.
Memberi ketenangan bagi mereka yang sedang takut akan gelap.

Kamu bagaikan bulan yang sedang menyinari hatiku.
Yang tak akan takut lagi pada kegelapan.
Jika boleh, kutitipkan salam rinduku padamu, Bulan.

Ini Aku Dan DuniakuWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu