- 17 -

319 58 13
                                    

.
..
...

Menyamar sebagi seorang detektif muda, pergi ke rumah orang tua sooyoung di daerah Gwangju dengan hanya bermodalkan sebuah alamat yang di dapat dari aplikasi pencari di internet, sungjae dan sooyoung ternyata berhasil menjajakn diri di tempat tujuan. setelah berbincang sejenak dengan nyonya park, ibunda sooyoung, sungjae mendapatkan banyak informasi terutama dari sepercik kertas surat kabar yang mengabarkan mengenai sebuah kecelakaan tabrak lari di pinggir kota seoul sekitar 3 tahun lalu.

Sungjae terpaksa berbohong dan mengaku bahwa ia adalah detektif muda dari kepolisian saat ibunda sungjae seperti curiga dengan kehadirannya yang seperti mencari tau perihal anaknya. Sesungguhnya bukan maksud sungjae untuk membohongi ibu sooyoung, tapi ia tau apa yang akan terjadi jika ia memberitahu apa yang sesungguhnya terjadi.

“tapi kami butuh banyak bukti, dan-“

“sungjae-ya.....”

Sungjae menghentikan bicaranya saat mendengar sooyoung berbicara, ia ingin menengok tapi ia sadar kalau sooyoung tak kasat mata. Sungjae takut ibu sooyoung curiga Dan akhirnya Ia memutuskan untuk mendengarkan baik-baik apa yg sooyoung katakan tanpa menoleh.

“ke perempatan itu..... kesana”

“dan apa anak muda?”

Kedua wanita di antaranya berbicara berbarengan dan iamenjadi bingung harus menanggapi yg mana. Saat ia memilih untuk melanjutkan penjelasannya pada ibu sooyoung ternyata sooyoung tak suka disela.

“dan kami harap-“

“sekarang, sungjae-ya..................”

awalnya sungjae ingin sekali mengabaikan sooyoung yang memotong semua pembicaraannya dengan ibu sooyoung itu. Tapi mendengar nada bicara sooyoung yang sangat tegas dan berat ia terpaksa menolehkan wajahnya dan mendapatin sooyoung terpaku menatap lurus pada lantai dan tangannya yang mengepal kuat diatas kedua pahanya. Sungjae mengerutkan keningnya dan menatap heran kearah sooyoung disana.

Nyonya park menatap sungjae heran yang tiba tiba menolehkan wajahnya kesamping dan menatap bingung kearah bangku kosong disampingnya. Nyonya park menjadi curiga dengan sungjae karna sejak awal ia bertingkah aneh, mulai di depan rumahnya, masuk kedalam rumahnya, dan sekarang malah menoleh tanpa sebab seakan disampingnya ada seseorang yang bersamanya.

“anak muda?? Kau melihat apa?”

Sungjae tersentak dan seketika mengarahkan pandangannya kembali pada nyonya park yang memanggilnya barusan. Ia menjadi kikuk ketika ia mendapati wajah nyonya park menatapnya dengan tatapan aneh. Ia baru menyadari bahwa sejak tadi nyonya parkmelihat gerak geriknya. Sungjae berdeham pelan untuk memecah keheningan.

“ehem.. maaf bibi, saya hanya sedikit berpikir tadi”

“apa ada yang mengganggumu? Sejak tadi kau terlihat gelisah, anak muda”

Sungjae tersenyum dan dengan cepat ia menggeleng. Ia kemudian mencoba kembali pada titik permasalahannya. Bukan hanya untuk mempersingkat waktu, sungjae takut nyonya park di depannya ini menanyakan hal diluar topik karna sepertinya gerak geriknya mulai membuat nyonya park curiga.

“ehem, begitulah bibi, saya kesini untuk memastikan anda tau perihal berita ini, dan- kami butuh banyak bukti. Bolehkah saya meminta sedikit informasi tentang anak anda?”

Nyonya park mengangguk dan menceritakan sedikit tentang putrinya yang menghilang tepat di tanggal yang sama dengan kecelakaan itu. Ia juga bercerita kalau putrinya adalah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa penuh di Seoul University. Karna jarak yang jauh dengan rumah, ibunya menyarankan sooyoung untuk mencari asrama atau kost yang dekat dengan kampusnya. Sooyoung hanya pulang ke rumah ibunya setiap akhir minggu dan ibunya juga dikabari oleh putrinya itu kalau ia bekerja paruh waktu di sebuah toko hadiah di dekat kampusnya.

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang