- 11 -

321 41 0
                                    

.
..
...

"Sudahlah. Istirahat aja. Aku hanya kebawah."

Sungjae menutup pintu perlahan dan melanjutkan langkahnya. Ia berniat untuk bersantai sejenak di sofa ruang tamu tapi ia teringat dengan paper bag cokelat yg tadi. Ia mengambil ponselnya dari saku piyamanya dan mencoba menelepon seseorang sambil berjalan.


Nomor yg anda tuju sedang diluar area. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi bip


"Sial"

Dengan sedikit decakan kesal sungjae menjauhkan ponsel dari telinganya dan kembali mencoba menelepon nomor yg sama berulang2, dan sialnya semua panggilan sungjae dijawab oleh operator. Sungjae terus saja menggerutu kesal sambil menuruni anak tangga dan merebahkan tubuhnya kasar di sofa.

"Sial. Kenapa sibuk terus nomornya? Sedang apa dia"

Sungjae kembali mengutak-atik ponselnya dan mengetuk icon pesan pada layar ponselnya. Ia berencana untuk mengirimi saja pesan singkat untuk pemilik nomor yg sejak tadi berusaha ia hubungi.













To : Eomma
Txt : eomma? Paper bag cokelat di atas meja makan itu milikmu? Sepertinya itu penting.
















Sungjae menyempatkan untuk membaca ulang pesan singkat itu, dan kemudian menekan tombol "send" pada layar ponselnya. Ya, sebenarnya sejak tadi sungjae berusaha untuk menghubungi eommanya, sekedar bertanya perihal paper bag cokelat yg menurutnya mencurigakan itu.

Sungjae terus saja memperhatikan layar ponsel nya itu berharap ada notifikasi pengiriman pesannya. Tapi- sudah sepuluh menit lebih layarnya tak menunjukkan tanda-tanda yg ia harapkan. Sungjae mulai kesal. Sebenarnya ia paling cuek soal urusan eommanya. Tapi, jujur saja sebenarnya ia sangat penasaran dengan isi paper bag yg ia temukan tadi, terlebih tertulis nama ayahnya yg sudah tiada disana. Dan akhir-akhir ini sikap eommanya berubah. Dulu eommanya tak pernah sekedar menengoknya setelah ada urusan keluar kota, sekarang? Ia sering melakukannya. Dulu eommanya jarang sekali keluar kota dan lebih banyak pulang kerumah. Tapi sekarang? Sungjae bisa menghitung dengan jarinya berapa kali eommanya pulang ke rumah. Memang semua itu dilandaskan alasan eommanya sibuk untuk mengurus perusahaan ayahnya, tapi kini eommanya lebih banyak diam dibandingkan dulu yg selalu bercerita apapun yg terjadi di kantor. Karna itu, makin hari, sungjae semakin cuek dan tak peduli dengan apapun.

Persetan dengan itu semua, rasa penasaran sungjae beralih menjadi rasa kantuk yg membuat sungjae dengan sangat mudah memejamkan matanya dan terlelap. Mungkin efek air hujan yg mengguyur sekujur tubuhnya tadi dan lelah memikirkan banyak hal hari ini. Dan mungkin, sebelum ia tidur, sungjae sudah memikirkan rencana, apa yg akan ia lakukan besok. Btw~ besok weekend. Yeeaayy~~!!













































06.30 A.M

Tuk- tuk

.

Tuk- tuk

.

Sungjae merenyitkan dahinya ketiga mendengar bunyi ketukan benda yg bersentukan dengan benda lainnya yg terdengar tak jauh dari tempatnya saat ini. Ingin sekali rasanya sungjae mengabaikan suara aneh yg ia pikir eommanya yg mungkin sudah pulang kerumah, tapi-

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceWhere stories live. Discover now