Dua Puluh Sembilan

Start from the beginning
                                    

Alice mengajak Tenzi untuk diam di balkon sambil meminum cokelat panas dan melihat pemandangan puluhan lampu apartement yang mulai menyala karena waktu sudah sore dan juga karena apartemen Alice berada di tengah tengah gedung apartement yang lain, jadi view pemandangan yang di tampilkan di apartemen itu adalah berupa gedung apartemen yang tinggi menjulang

Sementara itu Tenzi melihat sekeliling gedung tersebut dan merasa aneh ketika ia melihat ke lantai atas gedung tersebut yang menampilkan seperti teropong bintang namun terdapat pelatuk di tengah tengahnya, mungkin itu hanya firasat Tenzi lalu tiba tiba meminta Alice untuk mengambil tas ransel miliknya

Alice kembali dengan membawa tas punggung Tenzi dengan wajah yang sangat sumringah, Tenzi mengambil tas tersebut dan mulai mengambil sesuatu di tasnya dengan terburu buru sampai sampai isi tasnya itu berjatuhan ke lantai, Alice yang berada di samping Tenzi lantas merunduk untuk mengambil barang barang Tenzi yang berjatuhan

Preng!

Dan ketika Alice merunduk, tiba tiba kaca jendela Alice pecah dan itu sontak membuat Alice dan Tenzi terkejut, Tenzi mulai merasa aneh dengan teropong yang ia lihat di atas gedung tadi dan teropong yang seolah olah sedang berdiri menjorong ke arah mereka mengeluarkan sedikit asap seperti ada timah panas yang telah di keluarkan oleh teropong itu dan ada seseorang yang sedang melihat teropong itu mulai mengarahkannya ke arah Alice

Tenzi yang melihat hal ini sontak langsung memeluk dari Alice dari samping dan Jleb! Timah panas menembus punggung Tenzi dan benda menjorong yang dikira teropong bintang oleh Tenzi itu adalah sniper tipe M107 yang sering di pakai oleh para penembak jitu oleh tentara Angkatan Darat Amerika yang sudah di modifikasi menyerupai teropong bintang namun versi mininya, karena memang sniper itu terlihat lebih mirip dengan terpong bintang

Tenzi masih memeluk Alice kuat, sampai akhirnya kekuatan kakinya sudah tidak bisa menahan tubuh Tenzi yang berotot, Alice yang berada di pelukan Tenzi lantas mengeluarkan tangannya dari pelukan Tenzi dan mengusap punggung Tenzi, Alice merasa aneh ketika mendapati punggung Tenzi yang basah namun agak sedikit lengket

"Tenzi punggungmu kenapa?" tanya Alice dan kembali mengusap punggung Tenzi, Tenzi sekuat tenaga menahan rasa sakitnya agar ia tidak meringis kesakitan dan membuat Alice ketakutan akhirnya Tenzi hanya menggeleng lemah

Merasa aneh Alice melepaskan pelukan mereka dan Tenzi langsung terjatuh di lantai, Alice kaget melihat ini dan mulai merunduk untuk mengecek kondisi Tenzi yang aneh. "merunduk"ucap Tenzi lalu menarik lengan Alice, lantas Alice terjatuh di atas tubuh Tenzi dan setelah itu kaca jendela alice kembali pecah

Alice langsung bangkit dan betapa terkejutnya Alice ketika mendapati kondisi tenzi yang berlumuran darah

Alice terkejut dan mulai panik ia hendak ke dalam untuk mengambil handphone tapi Tenzi memegang pergelangan tangannya kuat. "Lepaskan Tenzi aku akan memanggil 999." teriak Alice yang mulai berlinang air mata tapi Tenzi tetap tidak melepaskannya malah menarik Alice

"Alice aku sekarat, percuma saja jika kau memanggil 999 karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk ke sini uhuk..." Tenzi mulai terbatuk dan Alice mengangkat kepala Tenzi untuk bersandar di paha Alice sebagai bantal

"Alice...aku meminta kau berjanji bahwa kau tidak akan pernah melupakanku..." ucap Tenzi suaranya mulai parau dan melemah

Alice tak kuasa melihat keadaan Tenzi, pria kekar yang selalu melindungi, menolong, dan menghiburnya kini sedang terkapar bersimbah darah, Alice tak kuasa menahan tangis

Tenzi meraih lengan Alice. "Berjanjilah..." ulang Tenzi, Alice spontan mengangguk dengan air mata yang berucucuran dari pelupuk matanya

"Aku harap kau bersama Mark, karena dia sebenarnya pria baik Alice...uhuk." Tenzi kembali terbatuk, tangannya mulai dingin

Tenzi menatap manik mata Alice, wajah Alice mulai merunduk dan menyatukan bibirnya dengan bibir Tenzi, Tenzi tersenyum ketika Alice kembali mengangkat wajahnya namun Tenzi menahan kepala itu sehingga hidung mereka bersentuhan satu sama lain

Cengkraman Tenzi mulai melemas dan nafasnya mulai memburu serta darah mulai keluar dari salah satu sudut bibirnya."Selamat tinggal Alice, mungkin inilah harga yang harus di bayar untuk bisa mencintaimu." Ucap Tenzi mengelus air mata Alice yang membuat Alice menggenggam lengan Tenzi kuat dan mengelus rambutnya lembut, rambut hitam itu selalu membuat Alice menyukainya

Dan perlahan demi perlahan genggaman Tenzi mulai melemah dan matanya perlahan menutup, kini wajah Tenzi menjadi pucat, Alice menatap wajah Tenzi yang selalu bisa membuatnya terpesona,kini iris mata hitam itu tertutup sempurna, bibirnya yang selalu memerah kini terlihat pucat dan kehangatan yang selalu di pancarkan Tenzi dari dalam tubuhnya kini menjadi dingin dan kaku

Alice mengguncang tubuh Tenzi. "Hey... bangun..ini tidak lucu." isak Alice mengguncang tubuh Tenzi

"HEY BANGUN!" Alice kembali mengguncang tubuh Tenzi, Air matanya berjatuhan ke atas wajah pucat Tenzi

"TENZI AEROS LEE SUNGGUH INI TIDAK LUCU." teriak Alice dan kembali mengguncang tubuh Tenzi namun lagi lagi Tenzi tidak terbangun dan Alice semakin menangis hebat dan beberapa kali menyebut nama Tenzi dengan suara parau

"Aaaaaaaaaa" teriak Alice dan menaruh keningnya di atas kening Tenzi yang dingin, Alice kembali mencium bibir yang berubah menjadi dingin dan kaku itu

Alice kembali menepuk nepuk pipi Tenzi, rahang yang kokoh itu terlihat tenang dan wajah Tenzi yang menutup mata itu menggambarkan seolah olah dirinya tengah beristirahat dengan tenang

"Tenzi aku mohon bangun." Alice kembali menepuk nepuk pipi Tenzi dan tiba tiba perhatiannya terarah kepada tangan Tenzi yang nampaknya tengah menggenggam sesuatu

Alice meraih lengan Tenzi dan membuka kepalan yang tertutup itu, dan ketika kepalan itu terbuka Alice mendapati kotak berwarna biru dongker, Alice membuka kotak tersebut dan di dalamnya terdapat sebuah cincin dengan disisipkan secarik kertas yang bertuliskan 'selamat ulang tahun Alice Allecia, maaf jika aku selama ini jarang bersamamu karena untuk memikirkan hadiah apa yang cocok untukmu, aku Tenzi mencintaimu' air mata kembali mengalir di pelupuk mata Alice dan ia mengambil cincin berlian dengan permata berwarna ungu lavender persis seperti yang Alice sukai, Alice memakai cincin itu di hadapan Tenzi yang membujur kaku sembari tersenyum walaupun itu sebenarnya sangat sulit

"Terima kasih Tenzi, aku juga mencintaimu." jawab Alice dengan suara parau dan sendu.

•••

HADUH KURANG GREGET YA ENDINGNYA? MAKANYA AYO LIHAT DI DREAME,INNOVEL,DAN WEBNOVEL AYOO!!! DI JAMIN KALIAN PASTI AKAN BAPER SEBAPER BAPERNYA KARENA DI WATTPAD INI AKU HANYA AMBIL GARIS BESARNYA SAJA BUT IT'S OKAY BILA KALIAN TAK MAU LIHAT YANG LAIN JUGA NO PROBLEMS AKU TIDAK MEMAKSA KOK CUMA PROMOSI EHEHEHEHEH~~

VOTEE NYAA JAN LUPA BILA KALIAN SUKAA~~~

VOTEE NYAA JAN LUPA BILA KALIAN SUKAA~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


My Mate is a Nerd [TAMAT]Where stories live. Discover now