Seokjin tidak diperkenankan untuk memilih karena siapapun yang Seokjin tinggalkan, maka dia akan mati. Tapi mungkin jika Seokjin tidak memilih siapapun, mereka berdua akan mati.
Seokjin mendesah lelah dan ketika dia bersiap mengeluarkan kunci mobilnya dari saku, Seokjin tertegun saat melihat seseorang tengah berdiri menunggunya di sebelah mobilnya dengan pandangan sendu.
Itu Namjoon.
Seokjin menghentikan langkahnya, "Namjoon.."
Namjoon tersenyum tipis pada Seokjin, "Kau sudah mendapatkan jawabanmu?"
Dahi Seokjin berkerut, "Apa?"
Namjoon tersenyum sedih, "Kau sudah memutuskan siapa yang akan kau tinggalkan?"
Pertanyaan itu mengundang sebuah kemarahan di dalam diri Seokjin. Bagaimana bisa Namjoon bertanya semudah itu disaat dia bahkan benar-benar memikirkan hidup mereka berdua? Bagaimana mungkin Namjoon bisa bertanya semudah itu disaat permasalahan yang mereka hadapi jelas bukanlah permasalahan sepele?
Bagaimana mungkin dia bisa melakukannya?
Seokjin menggertakkan giginya dengan kesal kemudian bergegas berjalan menuju mobilnya dan membuka pintu kemudi.
Namjoon menangkap lengan Seokjin, "Seokjin,"
"Jangan sentuh aku!" teriak Seokjin kemudian menyentakkan lengannya dari tangan Namjoon dan bergegas masuk ke dalam mobil. Seokjin menyalakan mesin mobil dengan cepat dan segera melaju meninggalkan tempat itu dengan kecepatan tinggi.
Namjoon menatap kepergian Seokjin dengan tatapan sendu. Setelah mobil Seokjin tidak terlihat lagi pria itu menunduk seraya menghela napas pelan.
"Jangan khawatir, Seokjin belum menyatakan kalau dia akan memilihku."
Namjoon menoleh ke arah Taehyung yang ternyata masih berdiri di tempatnya. "Dia tidak memilihmu?"
Taehyung mendengus, "Dia langsung ragu saat kukatakan kau akan mati jika dia menghapus gigitan klaim itu." Taehyung menghela napas pelan, "Mungkin.. aku yang akan mati di sini."
.
.
.
Seokjin memacu kendarannya dengan kecepatan tinggi menuju kota. Dia tidak tahu dia ingin pergi kemana tapi Seokjin rasa dia jelas tidak ingin kembali ke rumah Namjoon untuk sekarang. Seokjin tidak mau melihat ekspresi putus asa Namjoon seolah Seokjin sedang menodongkan senapan ke jantungnya.
Seokjin meremas roda kemudinya kuat-kuat dan berbelok menuju kota. Deretan gedung-gedung mungil dan beberapa rumah langsung terlihat di matanya dan Seokjin merasa sedikit lega karena akhirnya dia bertemu dengan 'kaumnya'. Dia bergerak menurunkan kecepatan dan mulai menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat sesuatu yang bagus hingga dia menemukan sebuah restoran kecil yang berada di ujung jalan.
Seokjin rasa memakan sesuatu akan membuat moodnya lebih baik sehingga akhirnya dia membelokkan kemudinya ke arah restoran kecil itu. Dia bergerak keluar dari mobil dan setelah mengunci pintunya, Seokjin melangkah masuk ke dalam restoran keluarga itu.
Denting lonceng terdengar ketika Seokjin membuka pintu dan teriakan 'Selamat datang!' langsung menyambut Seokjin. Seokjin tersenyum tipis seraya berjalan menyusuri meja-meja yang ada hingga akhirnya Seokjin memilih untuk duduk di meja pojok yang dilengkapi dengan dua sofa kulit keras.
Seokjin meletakkan kunci mobilnya di atas meja dan sedikit merapikan penampilannya, restoran kecil ini tidak terlalu ramai. Seokjin hanya melihat seorang ibu muda dan anaknya yang duduk di meja dekat pintu depan, gerombolan kakek berusia lanjut yang sibuk main catur di meja tengah, beberapa pasangan yang mengisi meja-meja dekat jendela, kemudian dua-tiga orang pria yang duduk di kursi counter dan sedang berbicara dengan seseorang yang memakai jascook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipse [ ON HOLD ]
FanfictionThe wolf told me that we are bounded by the soul. But the vampire also told me that we are bounded by the blood. Can someone bounded with two different man? And more importantly, both of them are natural enemies. "I'm like the moon between the...
Part 5: The Bound
Mulai dari awal
![Eclipse [ ON HOLD ]](https://img.wattpad.com/cover/132526430-64-k829556.jpg)