Case 2 : Beginning (Part 2)

Start from the beginning
                                        

Gakuran ditanggalkan, disusul  dengan kemeja yang kemudian digantungnya. Pemuda itu kemudian mengambil selembar kaos dan celana selurut berwarna Jingga dan Hitam.

Entah untuk keberapa ratus kali, Mizutani menarik napas hari ini. Ia kembali mendudukan dirinya ke kursi di meja belajarnya, membuka laci yang berisi map kiriman ketua kepolisian Tokyo.

Ia harus menyelesaikan ini segera.

Mata yang tadinya lelah itu mendadak menajam. Dengan lincah, ia menuliskan beberapa kata dan merumuskan membuat hipotesis. Rasa lelahnya terasa menguap dan hilang begitu saja, seolah ditelan oleh keinginan untuk menuntaskan pekerjaannya yang satu ini.

Suara ketukan menginterupsi kegiatannya. Suara nyaring sang adik mengisi telinga, dengan gerakan tenang ia menutup map dan menaruhnya tempat asalnya.

"Masuk."

Sosok Kazunari muncul ketika pintu berderit kecil. Dengan santai, sang objek masuk kedalam kamar dengan benerapa buku dalam dekapan.

"Matematika atau Fisika?"

Sang adik hanya menggaruk tengkuk dengan senyum lebar.

"Hehe... Fisika."

"Ambil kursi disana dan bawa kemari. Akan kuajari."

Senyum tipis kembali menghiasi wajah Mizutani kala sang adik menyeret kursi yang dimaksud ke arahnya.

Sudah menjadi sebuah kebiasaan jika Kazunari kesulitan dalam suatu materi, sang kakak akan membantu. Tentu saja Mizutani menjadikannya sebagai ajang untuk kembali dekat dengan adiknya tersayang.

"Jadi, bagian mana yang kau tidak mengerti?"

"Bab dua dan bab tiga."

Mizutani memperhatikannya sebentar, menarik senyum simpul setelahnya.

"Gelombang? Ini sih mudah. Caranya itu begini..."

~Skip Time~

Setengah jam lewat tanpa terasa. Kalau saja sang ibu tidak datang dan mengetuk pintu untuk mengajak makan malam, mereka mungkin akan melanjutkan pembahasan sampai bab empat.

Kazunari bersorak dan berlari keluar kamar sementara Mizutani hanya bisa terkekeh dan mengekorinya.

Ketika mereka sampai ke meja makan, sang ayah sudah memasang wajah tak senang. Namun tak ada suara yang keluar, hanya tatapan tajam yang terarah kepada satu satunya pemilik eagle eye disana sampai makan malam selesai.

"Terima kasih atas makanannya."

Keempat orang itu berdiri, Mizutani menghampiri sang adik. Berniat menanyakan perihal kelanjutan materi kalau saja tepukan keras mendarat di bahunya.

"Otou-san?"

"Jangan lupa kalau kesempatanmu berbicara padanya hari ini sudah habis. Jadi kuharap kau menjauh dari putraku sekarang."

Rasa nyeri terasa ketika telapak tangan besar itu meremas bahunya sejenak. Sang ibu hanya bisa tersenyum miris karena tahu ia mampu berbuat apa apa. Mizutani terdiam, menundukkan kepala.

"...Baik."

Dan sang ayahpun berbalik pergi seolah tak ada yang terjadi. Putra tertua keluarga Takao itu hanya bisa menarik napas pasrah dan kembali ke lantai atas.

~CnS~

"Eeh? Serius?"

"Maaf ya, Kazu-chan."

Setelah ultimatum di meja makan barusan, Mizutani harus merelakan sesi belajar bersama dengan Kazunari melayang untuk kesekian kalinya. Hatinya agak tak rela sebenarnya, tapi ia sedang tak ingin mencari masalah.

Membuka pintu, Mizutani mengambil kembali map yang tadi disimpannya, mengusap muka dan mendesah lelah. Selembar kertas putih diambilnya kembali dari dalam.

"Sial..."

Senyum lebar ia tampilkan ketika logo sayap terlihat diujung kertas.

"Ternyata benar... ini lebih sulit dari yang kuduga."

~TBC~

Aoi-chan : INI GAK TERLALU LAMA KAN YA-

Kuro : Masih kelamaan.

Aoi-chan : TAPI MENDINGAN-

Kuro : Sama aja.

Aoi-chan : ...Jahat...

Kuro : Sekali lagi. Kami mohon maaf atas keterlambatan update yang entah-keberapa-kali ini. Kesibukanku cukup merepotkan dan Aoi harus ngehandle lomba dan praktek dalam waktu kurang dari seminggu kemaren. Jadi mohon dimaklumi ya.

Aoi-chan : Ralat, praktek nari udah latihan dua bulan, tapi lomba karaoke itu-

Kuro : Siapa suruh? Udah clutch juga.

Aoi-chan : Iya deh aku yang salah ==

Kuro : Sekali lagi, kami sampailan permintaan maaf kami atas segala keterlambatan yang sudah dan mungkin akan terjadi.

Aoi-chan : Terima kasih untuk kalian yang masih ngikutin CnS, dan untuk yang baru datang, selamat datang! Semoga kalian betah ^^

Sign : Author Aoi dan Kuro.

Aoi-chan : Eh iya! Masih ada Omakeee-

~OMAKE~

"Apa tidak masalah, kita bocorkan padanya?"

Sosok wanita duduk dengan kaki bersilang. Meneguk wine dalam gelasnya dengan cepat. Irisnya masih berfokus pada sang pria yang memandang langit Tokyo dibalik jendela besar apartemen.

"Aku yakin. Sejak awal, ia memang punya potensi dan lagi, ia sudah dekat dengannya."

Senyum tipis terpantri bibir sang pria.

"The game will start soon."

~TBC~

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Where stories live. Discover now