3. Menyakitkan, tapi kau tidak bisa membenci rasa itu

Start from the beginning
                                        

"Eh...? Kurasa begitu..."

Yuta memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Taeyong. Dia memang mengharapkan jawaban jujur, tapi jawaban jujur Taeyong bukanlah seperti yang diharapkannya.

'Ah, Yuta ngambek...'

"Tapi... Bukankah semua orang biasa juga berpikir begitu? Semua berpikir Jaehyun itu keren. Bukan hanya aku saja."

Yuta masih belum puas dengan jawaban Taeyong.

'Dia masih ngambek...'

"Maksudku, lihat model ini!" Taeyong mengambil majalah fashion dari meja di sampingnya. Bolehlah dia pinjam sebentar majalah itu. "Kalau kau ditanya apakah model ini cantik atau tidak, kau pasti akan jawab iya 'kan?" Taeyong menunjukkan halaman depan majalah yang dipinjamnya.

"Aku bilang Jaehyun keren juga sama seperti itu. Itu bukan berarti aku menyukai Jaehyun atau-"

DEG

'Ow!' Taeyong merasakan dadanya tiba-tiba saja terasa sakit. 'Kurasa sebaiknya aku izin tidak masuk sekolah karena sakit. Perasaan macam apa ini...'

"Baiklah... Aku mengerti." Yuta akhirnya berhenti memanyunkan bibirnya dan menggantinya dengan senyum lebarnya yang biasa.

'Syukurlah dia mengerti yang kumaksud. Eh, tapi, kenapa juga aku seperti sedang membela diriku sendiri? Memangnya apa yang harus kubela? Kami 'kan tidak sedang pacaran atau sebagainya...'

"Ngomong-ngomong, model yang kau tunjukkan padaku itu, apa kau juga berpikir dia cantik?" Yuta mulai mengganti topik.

"Ya! Dia cantik! Dan manis! Dia sering muncul di majalah akhir-akhir ini. Ten sih yang menunjukkan padaku. Katanya dia model baru yang tengah populer, ya?" Tanpa sadar Taeyong berceloteh dengan antusias. Dia membuka-buka majalah itu, sambil sesekali mengatakan pada Yuta, kalau di foto yang itu, modelnya juga manis.

"Hehehe... Dia kakak perempuanku."

"EEEEHH? Tidak mungkin!"

"Sssshh... Pelankan suaramu."

"Hebat sekali! Ada keluargamu yang menjadi artis! Hebaaaat!"

Yuta harus membungkam Taeyong kalau ia tak ingin rahasia itu tersebar.

"Aku sebenarnya tak ingin memberi tahu siapapun, tapi kalau Taeyong... Kurasa kau harus tahu karena suatu saat kau bisa saja bertemu dengannya...mungkin." Yuta mengatakannya dengan malu-malu dan begitu selesai bicara wajahnya resmi semerah kepiting rebus.

'Ah, benar juga, maksudnya kalau aku dan Yuta sudah pacaran 'kan?'

DEG

'Ah, bagian dadaku terasa sakit lagi... Kurasa aku benar-benar terkena suatu penyakit. Ini buruk!'
.
.
.

"Yoooo! Katanya jam pelajaran olahraha hari ini, diisi dengan latihan pertandingan bola. Olahraga bolanya bebaaas!!"

Seisi kelas bersorak mendengar kata olahraga bebas. Olahraga bebas artinya mereka bisa memilih melakukan permainan bola apa saja dan guru tak akan mengawasi. Itu artinya, banyak waktu untuk bermain-main!

Taeyong turut serta dalam euforia kelas yang bergembira menyambut kabar baik itu. Meskipun Taeyong tak suka pelajaran olahraga, setidaknya dia suka berolahraga bebas. Dia bisa minta diajari bermain basket pada Ten yang memang sudah jago. Kalau ada guru 'kan biasanya dia hanya dimarahi saja karena tak becus bermainnya.

Karena terlalu antusias, setelah berganti pakaian dengan seragam olahraga, Taeyong dan teman-temannya setengah berlari menuju lapangan olahraga. Bahkan saat melewati tangga menuju lantai satu, mereka sama sekali tak mengurangi kecepatan, sehingga tanpa sengaja Taeyong melewatkan satu anak tangga yang seharusnya diinjaknya-

STROBE EDGE (JAEYONG version)Where stories live. Discover now