Saat kau curi hidupku dalam hujaman air menghempas kedasar bumi
Aku tak berdaya bak sebongkah tanah
Terinjak, terhunus, punggung sudah seperti besi
Meski sebenarnya duka yang kurasaAksara jiwa membentang gelap masa depan
Arca telah terukir berbentuk abstrak menutupi masa lalu
Mata seakan jengah dengan pengkhianatan
Telinga merasa ingin tuli mendengar para penipuKurasa sulit berkaca diatas air keruh
Bak itulah masaku
Suapan demi suapan aku terima
Hunusan demi hunusan sudah semakin dalam terasa
Menyerah artinya deritaRasa itu seakan menghujam seluruh penjuru sel tubuh
Menuai klimaks, dan berujung dengan rasa muak
Namun, selang matahari berganti posisi
Rasa itu hadir kembaliSudah kurajam apa yang telah terlahir
Tetap saja ia duduk manis tak berdosa dengan apa yang telah terlampir
Sudah kukubur hidup hidup penggalan pemikiran dalam masa lalu
Tetap saja ia duduk dengan wajah merah merona menggambarkan wajah sang penipuHidup artinya menderita
Mati artinya berdukaStigma telah terbentang jelas dipermukaan wajah
Pujian yang bertopengkan senjata
Tak satupun yang bisa ku ubah
Aku pasrah, karena abadiku bukan didalam fana
KAMU SEDANG MEMBACA
Antalogi
Poetry*Follow dulu baru baca Berisi puisi, curcol, monolog, dan teman-temannya Semoga menyukainya Salam Alegori dari yudaRiyan Jangan lupa nyengir 😁