15. Keputusan Menyakitkan

Start from the beginning
                                    

"Aku lelah, Park. Aku lelah dengan segala perbuatanmu padaku selama ini. kau lupa? Kau sudah membuangku tiga tahun yang lalu, kau meninggalkanku demi wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrimu, kau juga selalu bertingkah seolah dirimu mencintaiku padahal tidak, semua tentang dirimu begitu menyesakkan, dan aku ingin mengakhirinya hari ini! " tambah Nihan.

Chanyeol menggeleng, "Tidak. Kau tidak boleh mengakhiri ini, bahkan kita belum memulainya, Nihan."

"Kenapa? Kenapa aku tak bisa mengakhirinya, HAH?!—"

"KARENA SAAT INI AKU SUDAH MENCINTAIMU, HAN!" mendengar itu, Nihan tersentak.

"Aku mencintaimu, Nihan. Sangat. Apa kau tahu, dadaku terasa begitu sesak saat melihat dirimu berdekatan dengan Luhan. itu terasa begitu menyakitkan,"

"Oh ya?" Nihan tak percaya, "Kalau begitu buktikan padaku, Park. Buktikan jika kau memang benar-benar mencintaiku,"

"Baiklah. Aku akan membuktikannya padamu. Kau ingin pembuktian seperti apa? Apa kau ingin aku mengatakan bahwa aku membatalkan pernikahan ini dihadapan semua orang?"

"Bukan.  Bukan itu yang aku inginkan darimu melainkan aku ingin kau tetap menjalankan pernikahanmu ini dengan Seohyun," pegangan Chanyeol seketika mengendur.

Pria itu memandang tidak percaya pada Nihan, "Apa maksudmu, Han?"

"Bukankah aku sudah mengatakannya dengan jelas. Aku ingin kau melanjutkan pernikahanmu dengan Seohyun,"

"kau—,"

"Kau bilang kau akan membuktikan cintamu padaku kan? Jadi buktikan itu dengan kau tetap menikah dengan Seohyun,"

"Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku, Han. Apa kau sedang menghukumku saat ini?"

"Terserah kau ingin menyebutnya dengan apa. Tapi, jika kau memang mencintaiku maka buktikan!"

"Nihan,"

"Buktikan padaku, Park."

Rahang Chanyeol mengeras, pria itu bahkan kini mengepalkan tangannya.

"Baiklah. Aku akan melakukannya, demi dirimu. Dan jangan salahkan aku, jika kau akan menyesalinya." Ujar Chanyeol sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Nihan disana, dengan kebodohan yang dilakukannya lagi dan lagi.

Sedangkan Nihan, wanita itu hanya memandang nanar punggung Chanyeol yang semakin menjauh itu.

Aku juga berharap bahwa aku tidak akan menyesalinya, Chan. Aku hanya tidak ingin kau meninggalkan Seohyun beserta calon buah hati kalian. Aku juga tidak ingin menyakiti Luhan hanya untuk kebahagiaanku, gumam Nihan dalam hati.

.

.

.

.

.

"Dengan ini, aku nyatakan bahwa kalian berdua telah sah menjadi suami dan istri!" ujar sang penghulu sontak membuat semua orang bersorak senang.

Sedangkan di sudut lain, Nihan terus mencoba untuk meneguhkan dirinya agar bertahan untuk tidak menyesali keputusannya. Dan kini, di balik meja bundar khusus tamu undangan, Nihan menahan gejolak keinginannya untuk melarikan dirinya dari sana.

Joon Myeon, Irene dan kedua orang tuanya menatap Nihan khawatir. Takut jika wanita itu akan runtuh. Bahkan Ny. Kim kini menggenggam kuat tangan Nihan, berusaha menyalurkan kekuatan pada putrinya itu.

"Nihan,"

"Aku tak apa. Kalian tenang saja, hmm"

Mereka disana hanya bisa menghela nafas berat. Nihan lagi-lagi menutupi perasaannya dengan berbohong.
Namun semua pertahanan Nihan seketika hancur kala mendengar sorakan para tamu undangan. Nihan menoleh kearah Chanyeol.

"CIUM. CIUM. CIUM!" orang-orang bersorak.

Chanyeol yang ada di depan sana sejenak bertukar pandang pada Nihan sebelum akhirnya mencium Seohyun. Nihan sontak mengalihkan pandangannya dari pasangan suami-istri itu lalu berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan altar pernikahan dengan  tergesa-gesa.

Joon Myeon yang ada disana segera mengejar adiknya itu. beberapa kali, Joon Myeon memanggil adiknya itu, hingga membuat suara gaduh yang mampu mengalihkan perhatian mereka.

Sedangkan Chanyeol yang ada di depan sana hanya bisa menatap nanar Nihan yang ia yakini tengah menyesali keputusan yang mereka ambil. Keputusan dimana keduanya memilih untuk mengambil jalan menyakitkan.

.

.

.

.

.

Joon Myeon kini tengah mengejar mobil Nihan yang berada cukup jauh dari penglihatannya. tak pernah terkira bagi Joon Myeon bahwa adiknya akan begitu kesetanan saat memacu mobilnya disaat perasaan kalut menyertai wanita itu.

Joon Myeon berkali-kali mengumpat kala ia mengalami kesulitan untuk menyalip beberapa mobil yang cukup menghambat dirinya dalam melakukan kejar-kejaran dengan adiknya itu. Namun, saat sudah melewati beberapa halangan Joon Myeon di kejutkan dengan pemandangan mengerikan.

Dari jarak beberapa meter, Joon Myeon melihat dengan jelas bagaimana truk besar menghantam mobil yang di tumpangi Nihan dari arah samping hingga membuat mobil itu terpental cukup jauh. Joon Myeon mengerem mendadak mobilnya, terlalu terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Nihan!" seru Joon Myeon.

Dengan tubuh yang bergetar hebat, serta air mata yang  mengalir deras, Joon Myeon keluar dari mobilnya dan berlari kearah mobil Nihan. Disana, ia sudah di suguhkan pemandangan mengerikan dimana hampir  sebagian mobil rusak. Bagian kap mobilnya yang tak terbentuk, kaca mobil yang seluruhnya pecah dan Nihan yang berdarah disana.

"Nihan!" Joon Myeon menyentuh pipi adiknya yang sudah berlumuran darah itu.

"Nihan. Bertahanlah," gumam Joon Myeon.

Dengan kesadaran yang tersisa Nihan bergumam.

"Oppa—" kemudian setelahnya Nihan sudah tidak sadarkan diri disana.

"NIHAN—,"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tamat.

Stagnant in You • Chanyeol parkWhere stories live. Discover now