Ia kemudian menoleh untuk melihat yeoja disampingnya, yg masih ia genggam tangannya, yg sedang mengedarkan pandangannya melihat sekitar.

Sungjae menghela nafasnya kasar dan mulai berjalan menyusuri jalan yg sudah mulai sepi karna waktu sudah mulai larut.

"Eum— jadi rumahmu yg mana sungjae-ya?"

Sooyoung membuka suara sambil melihat pada sungjae yg hanya terdiam sejak tadi. Sebenarnya ia merasa bersalah. Ia dan sungjae sama-sama tak mengenal satu sama lain. Lalu tiba-tiba sooyoung datang. Hal itu membuat sungjae menjadi bingung.

Sungjae benar-benar tak menjawab pertanyaan sooyoung hingga langkah kaki mereka berdua sampai pada rumah bergaya klasik yg cukup besar bernomorkan "11" di dekat pintunya.

"Whoaaa! Ini rumahmu???"

Sungjae tak menghiraukan sooyoung dengan 'whoa' ria nya di sampingnya. Ia kemudian masuk kedalam rumah itu, tentu saja tanda membunyikan bel terlebih dahulu dan tetap menggandeng sooyoung di tangannya.

Setelah sampai di dalam sungjae membuka sepatunya asal. Ia juga tak mengatakan 'aku pulang' seperti yg biasanya setiap orang lakukan.

Sooyoung sempat melihat sekitar sebelum mereka beranjak dari sana. Ia melihat rak sepatu di sebelah kiri yg tersusun sangat rapi. Ada sepatu olahraga sampai sepatu wanita hak tinggi disana.

"Eoh? Sungjae? Kau tinggal dengan siapa?"

Sungjae tak menghiraukan pertanyaan sooyoung lagi yg sedang mengabsenkan matanya dengan keadaan rumah sungjae yg sangat sepi tapi tertata rapi. Rumah sungjae memang tak terlalu besar, tetapi cukup memberikan bukti bahwa sungjae bukan dari kalangan orang biasa saja.

Sungjae melangkahkan kakinya menuju tangga di dekat ruang makan untuk menuju kamarnya yg berada di lantai dua. Sooyoung yg menyadari langkah kaki sungjae yg tengah menapaki tangga segera menyusulnya, mengikuti langkah kakinya sampai di kamar milik sungjae.

Nuansa warna biru dan hitam terpampang jelas ketika mereka masuk ke dalam bilik kamar yg terletak di ujung koridor lantai dua ini. Walaupun sungjae terlihat urakan dan terlalu cuek dengan penampilannya, tapi keadaannya berbalik dengan kamarnya yg sangat bersih dan rapi. Buku-buku terletak pada tempatnya, tak ada sampah berserakan, tempat tidur yg rapi dan aroma kamar nya yg juga wangi.

"Whoaaaa! Aku salah menilaimu, sungjae-ya"

Sooyoung bergumam kagum saat melihat kamar sungjae yg rapi itu. Kemudian ia mendekati tempat tidur dan duduk di pinggir kasurnya. Apa yg sungjae lakukan? Ia melempar tasnya sembarang dan duduk di kursi belajarnya, meletakkan paper bag merah yg sejak tadi ia bawa diatas meja, dan membukanya. Setelah itu ia mengambil kotak gula-gula yg tadi ia beli dan membukanya. Ingat? Gula-gula itu sempat jatuh dan berantakan sebelumnya. Jadi? Tentu ia harus membereskannya sebelum ia berikan pada irene esok hari.

Pandangan mata sooyoung tertarik pada sungjae yg sedang melakukan sesuatu di meja belajarnya dalam diam. Ia penasaran. Apa sih yg sedang dilakukan sungjae? Jadi? Ia mendekat dan melihat sungjae yg sedang serius disana.

"Aaaaaa strawberry!!"

Sungjae masih tetap mengerjakan apa yg ia kerjakan

"Aku mau satu yaaaaaa"

Sooyoung tidak peduli dijawab atau tidak oleh sungjae. Tangannya mulai menjulur untuk mencoba mengambil gula-gula strawberry itu. Tapi usahanya gagal ketika sungjae seketika memukul tangan sooyoung yg hendak mencuri permennya.

"Awww"

"Kau ini!!"

Sungjae geram. Ia menatap sooyoung tak suka dan dengan tatapan kesal. Sejak tadi ia sengaja tak menggubris sooyoung. Ia berharap sooyiung akan lelah bicara dan diam. Tapi nyatanya malah membuat onar baginya.

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceWhere stories live. Discover now