prolog

38 6 0
                                        

kira

Kami adalah makhluk pembunuh,
Kami memiliki 2 mata,2 kaki,dan 2 tangan,hampir sama seperti manusia
Ya,HAMPIR SAMA seperti manusia
Karena kami memang bukan manusia

DOR!!
DOR!!

"Ayah!" cipratan darah seorang lelaki paruhbaya yang sangat berarti dalam hidupku mengenai wajahku

'Hiks hiks,jangan tinggalkan aku,ayah'

Kulihat dengan mata kepalaku sendiri, dia tergeletak tak berdaya di pangkuanku. Kulihat dengan jelas peluru menembus dadanya dengan sadis, ibuku mereka seret entah kemana,

Apa salah kami? Mereka memburu kami dengan liar. Apa karena kami bukan manusia?

Bukan kami yang memilih apakah akan dilahirkan sebagai manusia atau bukan,kami tidak bersalah

'Kumohon,jangan habisi kami'

Beberapa menit kemudian, ku lihat ayahku telah tak bernyawa di pangkuanku,

Apa kami sehina itu??

Seseorang menarik rambutku kebelakang, dan tanpa perasaan,dia memasukkan jarinya kelopak mata kiriku, lalu mencengkeram bola mataku, dan memutar lalu menariknya dengan sangat pelan

"Aakkhhhhh" aku menjerit

Dia terus menariknya dengan pelan sampai terasa sesuatu di dalam kelopak mataku terputus

Cairan terus keluar dari mataku, yang kanan mengeluarkan air mata,dan yang kiri mengeluarkan darah

Aku hanya bisa meringis, dalam keadaan yang mengenaskan

"K-kumohon, bunuh saja aku,langsung saja bunuh, jangan menyiksa...."

Belum selesai aku berbicara,orang itu telah menghempaskanku ke tanah dengan keras. Darah terus mengalir keluar dari kelopak mataku yang kosong, tak ada mata lagi disana

Mayat ayahku dia tendang entah kemana, itu membuatku marah,tapi tetap saja aku tak berdaya. Aku tak memiliki kekuatan

'Sakit,kumohon hentikan'aku hanya bisa membatin,tenggorokanku serasa tercekat. Orang itu sudah siap menodongkan senapannya padaku

"Hah, sangat menyenangkan melihat wajah penderitaan kalian,ayo!! Teruslah menangis, ini benar benar nikmat,hahaha" orang itu terus tertawa.

Apa sebegitu bencinya dia pada kami??

Begitu orang itu siap menarik pelatuknya, tiba tiba aku merasa ada sesuatu yang membawaku pergi,

Apa jiwaku sudah melayang? Tidak

Ibuku berhasil menggendongku, dia berlari menjauh dari orang itu secepatnya, "tenanglah,Rei. Kau sekarang aman sayang" dan itu kalimat terakhir yang kudengar darinya

"Kita ini 'Kira' ,Rei. Kita tak akan menyerah, jika mereka menang hari ini,maka mereka akan menangis darah besoknya. Istirahatlah sayang"

Ini  adalah hidupku

Aku

Reiza

Bukan manusia

Tapi aku

Adalah

Makhluk

'KIRA'

Kami pembunuh,bukan karena kebiasaan dan kemauan kami,tapi ini adalah takdir kami. Meski kami bertekad tak mau membunuh, tetap saja suatu saat kami akan membunuh

Karena membunuh adalah hidup kami,gairah kami

Hal yang sangat berbahaya dari kami adalah nafsu kami

Dan pemuas dari nafsu kami adalah KEMATIAN manusia

Nafsu kami sangat besar, bahkan kami sendiri tidak dapat menahannya, dan nafsu itu akan terbayar,setelah kami menyiksa atau membunuh manusia. Itu adalah takdir kami, atau lebih bisa disebut sebagai KUTUKAN.

Kami juga sebenarnya tidak menginginkan ini,tapi kami bisa apa? Itu semua sudah garis takdir

🐾🐾🐾🐾🐾

AUTHOR POV

Matahari telah tampak,cahayanya menerobos masuk lewat sebuah jendela kaca,lalu masuk ke sebuah kamar yang terkesan...biasa biasa saja

"Sayang, cepatlah bangun. Kau sudah terlalu lama pingsan seperti ini. Kumohon sayang, hanya kau harapanku sekarang" gumam seorang wanita paruhbaya itu di tepi ranjang, ranjang tempat putrinya tertidur nyenyak, dan cukup lama setelah insiden beberapa hari yang lalu

Beberapa menit kemudian, gadis kecil itu pun sadar, dan betapa kagetnya dua ketika dia sadar akan keadaan dirinya. Gadis itu spontan terbangun, memegang mata kirinya sambil terus menjerit

"Tenanglah,Rei" wanita paruhbaya itu mulai panik,dia mencoba menenangkan putrinya yang terus menggila. Sepertinya dia trauma.

"Aakkkh,aaaakh," suara gadis itu mulai serak karena terus berteriak

"SADARLAH,REI!!" bentakan wanita paruhbaya itu menghentikan teriakan Reiza. Reiza beralih menatap ibunya yang barusan telah membentaknyay,tatapannya kosong. Tersirat jelas penderitaan dimatanya, lebih tepatnya. Mata kanannya

Wanita paruhbaya itu kehabisan kata kata,ia benar benar tak sanggup melihat penderitaan putrinya. Putrinya masih terlalu muda untuk menyaksikanmu insiden itu. Dan dia benar-benar tak pantas menjadi korban dari peristiwa itu. Sang ibu hanya bisa memeluk putrinya dengan erat

"Ibu,sakit ibu. Rintangan ini begitu menyakitkan" lirih Reiza,tanpa mengurai pelukan dari ibunya

"Ibu,setelah ini apa akan ada kebahagiaan besar yang menungguku?? Ayah bilang bahwa dibalik penderitaan yang berat, pasti ada kebahagiaan besar setelahnya" perkataan itu mengingatkan Reiza pada ayahnya

"Ayah...."hiks hiks. Air mata ke luar begitu saja dari matanya

" dia begitu cepat pergi, bagaimana bisa aku hidup tanpa kasih sayangnya, tanpa petunjuk darinya. Aku ingin ayah kembali,bu"lirih gadis kecil itu setelah mengurai pelukan ibunya.

Ia langsung menghadap ke jendela, menatap langit, sambil menitikkan air mata

"Ayah, jika ada waktu,datanglah padaku" teriak gadis kecilku tersebut, masih menatap langit

"Tuhan...,jika kau berkehendak. Kembalikan ayah ku......" suaranya mulai serak karena tangis. Ibu yang ada dibelakangnya hanya bisa menangis dalam diam. Ia tak bisa berbuat apa apa lagi untuk putrinya.

'Tuhan,dia masih begitu polos. Dia masih sensitif,lugu dan tidak mengerti apa apa. Tapi mengapa kau memberinya penderitaan yang bahkan aku sebagai orang dewasa sendirinya tak sanggup menghadapinya??? Hidup apa yang kau rencanakan pada putriku ini?'batin sang ibu

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Holla kalian yang baca!! Aku @abcd161004,hehe.
Sorry kalau ada typo
Happy reading
And
Have a good lives

CHANGE- In Both WorldsWhere stories live. Discover now