14. Awal Yang Sulit

11.8K 706 7
                                    

Lana sudah sampai di rumah di mana Akmal tinggal yang masih satu komplek dengannya. Kedua teman Akmal yang tinggal bersama suaminya memutuskan untuk pindah dari rumah yang mereka tinggali setelah Akmal memutuskan untuk menikah dengannya. Ia sebenarnya tak enak dengan mereka, begitu juga dengan suaminya. Mereka mengerti dan keluar dari sana karena rumah itu adalah milik paman Akmal, dan mereka hanya ikut mengontrak saja di sana. Lana dan suaminya meminta maaf pada mereka karena ia dan Akmal sama sekali tak pernah bermaksud untuk mengusir mereka. Akhirnya, kedua teman Akmal itu memutuskan untuk mengontrak rumah yang tak begitu jauh dari komplek perumahannya. Lana memasuki rumah yang kini resmi ditinggali olehnya dan suaminya. Ia bersyukur tak pergi jauh dari keluarganya setelah menikah dan masih bisa bertemu mereka setiap waktu kapan pun ia mau. Ia membuka gorden yang tertutup dan berjalan menuju kamar suaminya. Ia tak tahu yang mana kamar suaminya karena ia belum pernah main ke rumah Akmal sebelumnya. Hanya Akmal saja yang sering ke rumahnya dan Akmal hanya membawanya ke rumah mertuanya. Ia membuka satu per satu kamar yang berjumlah 3 ruangan di sana. Ia menemukan ruang kamar yang bercat putih polos. Ia masuk ke sana dan menemukan sebuah figura yang terpajang di dinding kamar, yaitu foto Akmal bersama kedua buah hatinya. Ia tebak ini adalah kamar suaminya. Ia menelusuri tiap sudut kamar yang tak begitu luas itu. Begitu minimalis, hanya terdapat lemari, ranjang, meja nakas, dan meja rias. Ia mengerutkan keningnya saat mendapati sebuah foto figura kecil yang ada di meja nakas. Ia mendekatinya dan mengambil figura itu. Ia membulatkan matanya tak percaya karena ternyata orang dalam foto itu adalah dirinya yang sedang berdiri dan tersenyum lebar dengan latar taman kota. Ia ingat, foto ini diambil waktu mereka pergi berempat bersama kedua anak Akmal sebelum menikah. Ia tak menyangka suaminya akan menyimpan potretnya seakan ia adalah obat penyemangat hidup baginya. Mengingat itu, hati Lana terasa menghangat dan ia tersenyum memandangi foto dirinya.

"Apakah aku benar-benar berarti dalam hidupmu, Mas?" gumamnya.

Setelah puas mengamati kamar suaminya yang juga menjadi kamarnya sekarang, ia memutuskan untuk keluar dari kamar menuju dapur. Ia akan belajar untuk menjadi istri yang baik untuk Akmal dengan mengurus rumah tangga dan melayaninya dengan baik. Setelah melihat bagaimana sosok mantan istri Akmal tadi, ia tergerak untuk bisa mempertahankan suaminya di sisinya. Ia tak mau suaminya kembali jatuh cinta lagi dengan mantan istrinya. Apakah ia egois? Lana hanya perempuan biasa yang tak mau lelaki yang dicintainya berpaling ke lain hati. Siska hanyalah bagian masa lalu suaminya, dan masa depannya adalah dirinya. Itulah yang ada di benak Lana sekarang.

Lana membuka kulkas dan dilihatnya hanya ada beberapa makanan dan minuman ringan. Kebutuhan dapur sudah hampir habis. Sayuran yang sudah mengering diambilnya dan dibuang ke tempat sampah. Ia memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat untuk membeli bahan-bahan dapur. Ia berniat untuk belajar memasak sekarang.

***

Ternyata menjadi ibu rumah tangga itu susah-susah gampang. Belajar memasak saja butuh keahlian dan kesabaran. Beberapa kali tangannya terluka saat mengiris sayuran. Lana terbiasa dilayani oleh pembantu rumahnya, termasuk dalam hal makan. Ia hanya bisa memasak makanan yang sederhana dan tidak rumit seperti nasi goreng, mie instan, dan makanan instan lainnya. Kali ini, ia mencoba untuk menjadi seorang wanita yang sesungguhnya, wanita yang bersuami yang belajar bagaimana caranya untuk membuat suami betah di rumah. Ia memasak sayur sop dan makanan lainnya dengan panduan dari internet. Sesekali ia melirik ponselnya yang menampilkan resep masakan yang dibutuhkannya. Dengan sabar, ia mengikuti petunjuk dari artikel yang dibacanya.

Tepat saat adzan maghrib berkumandang, Lana sudah selesai dengan kegiatan memasaknya. Ia menatap hasil karyanya yang kini tersaji di meja makan. Meski tak yakin, tapi ia berjanji akan mencoba untuk lebih baik lagi dalam memasak.

The SecondWhere stories live. Discover now