1.Kehidupan berbeda.

13.4K 447 8
                                    


Seorang laki-laki berlari dengan kencang menghindari hujan. Namun apa daya, hujan turun sangat deras dan rasanya percuma saja ia berlari. Karena sekencang apa pun, pakaian seragam sekolah nya akan tetap basah. Ya, dia masih seorang pelajar, tepatnya di Sekolah Menengah Atas.

Ia terlihat memasuki sebuah rumah di sebuah perumahan. Rumah Cukup besar, berdesain sangat modern.

"Argh, sial!" gerutunya.

Ia mengetuk pintu berukuran sedang berwarna putih.
"SPADA? SIAPA ADA? MAMAQU ADA? BAPAQU?"

Terdengar suara langkah kaki dalam rumah, pintu itu terbuka bersamaan dengan jawaban salam.

klek

"Ya ampun Ari! Kenapa baju kamu basah kayak gini?"

Ari, dengan nama lengkap Irham Nuran Harir Joerliawan. Anak satu-satu nya dari keluarga Joerliawan.

Ari mencium punggung tangan perempuan paru baya yang tak lain adalah ibu tercintanya. "Hehe Ari ke hujanan mah, abisnya tadi di angkot penuh mah, jadi Ari jalan aja. Eh gak tau nya malah hujan" Adu Ari dengan cengiran kuda, juga tak lupa tangan yang menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal.

"Mamah kan udah bilang kamu antar jemput supir aja."

"Ya ampun mah masa Seorang Ari irham di antar jemput? Malu lah mah. Gini aja, benerin motor Ari secepatnya mah, kalau perlu ganti baru juga gak pa-pa hehe."

"Yaudah nanti mamah beliin motor baru yah."

"Serius mah? Makasihh.." balas Ari yang hendak memeluk ibunya.

"Basah Ari" Dian, Ibu  Ari yang dipanggil anaknya itu dengan panggilan Mamah hanya menggelengkan kepalanya saja sambil tersenyum simpul.

"Yaudah sana masuk, jangan lupa mandi biar gak demam."

"Siap mahh!" ucap nya sambil hormat layaknya sedang upacara bendera.

Setelah itu Ari berlari kedalam, masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan ke arah ranjang dan merebahkan tubuhnya.

klek...

Tak disangka pintu kamar Ari terbuka, menampilkan ibunya. Lagi.

"Ari! Basah dong kasurnya!"

Dengan cepat Ari bangun dari posisi rebahan nya, berdiri dan lagi-lagi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hehe maaf mahh."Ucapnya, dan langsung berlari ke kamar mandi...

Dukk..

Pyarrrr..

Pangg..

"Awww!" teriak Ari.

Ari tak sengaja menginjak sabun yang tergeletak di lantai kamar mandi membuatnya terjatuh dan menabrak banyak barang, berantakan sudah peralatan mandinya.

Dian yang mendengar suara barang jatuh serta ringisan putranya langsung saja masuk kedalam kamar mandi.

"Astagfirullah Ari, kamu gak pa-pa?" Tanya Dian yang langsung membantu Ari untuk berdiri.

"Ssh, gak pa-pa ko Mah. hehe"

"Beneran gak pa-pa? Gak ada yang sakit?"

"Eng-engga kok mah, Ari kan strong" jawab nya dengan memamerkan ototnya.  Walau Ari berbadan kurus tapi ia juga memiliki otot, standar anak seumurannya.

Dian terkekeh melihat sikap anaknya. "Yaudah kalau gak kenapa-kenapa, Mamah keluar ya." Dian keluar dari kamar mandi dan menutup pintu kamarnya.

"Aww nyeuri Asu!" Ringis Ari disertai umpatan.

•••

"Mom.."

Gadis cantik itu mencoba memanggil ibu nya yang tengah sibuk bekerja.

"Apa?! Kamu itu bisanya cuma ganggu mommy kerja terus, ha?!" Balas seorang wanita yang tengah sibuk dengan kerjaan di Laptopnya.

"Maaf Mom."

Gadis itu, Aisyah aqilah azhar Anak terakhir dari keluarga Azhar. Adik dari seorang kakak yang bernama Aidan Azhar.

Aisyah keluar dari ruang kerja ibunya. Melangkahkan kakinya menuju kamar dan balkonnya.Berjalan mendekati pagar balkon.

Ia menarik nafasnya dalam lalu mengeluarkan nya dengan gusar, matanya terpejam bersamaan dengan cairan bening yang keluar.
"Daddy bilang Mommy akan sayang sama aku, Daddy bilang Mommy akan selalu ada buat aku. Tapi apa kenyataannya?"

Aisyah mengucapkan itu dengan sedikit menaikan nada bicaranya. Air mata itu keluar tak kunjung henti.
"..Lagi-lagi Daddy bohongin aku."

Ia menghapus air mata menggunakan tangannya dan berlari keranjang, duduk di bibir ranjang dan mengambil photo yang tersimpan di dalam laci sebelah ranjangnya.

Photo lelaki, bersama anak kecil berambut pendek.
Aisyah tersenyum, dengan menitihkan air mata melihat foto itu.

Ia memeluk foto dan bergumam lirih "Kenapa Daddy tinggalin Aisyah?..."

To be Continued


VOTE POKONYA!
8 apr 18

KEHILANGAN (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang