Bagian 56 - Melawan semua rintangan

810 57 0
                                    

Avery

Kedua orang-tuaku melihatku. Aku merasakan ketegangan di ruangan dan mataku menunduk ke serbet. Ayahku berdeham menunggu jawabanku. Aku melihat Jake sekilas, memberinya tatapan mematikan. Aku tak tahu bagaimana caranya keluar dari kekacauan ini. Aku merasakan tanganku berkeringat selagi memegang sendok perak.

"Harry tadi kesini" ucapku simpel selagi melihat ayahku. Ia hanya memberiku tatapan dingin mematikan tahu masih ada tambahan kalimat dari ceritaku dan ia ingin mendengar semuanya. Cengkeraman ayahku di garpu mengencang selagi buku-buku jarinya memutih.

"Tapi tak terjadi apa-apa, sungguh" aku membela diri sendiri dan melihat ibuku dan ia tersenyum. Aku tahu ia mempercayaiku dan aku selalu melakukan apa yg terbaik bagiku namun pada waktu yg sama sangat berhati-hati.

"Kau bilang berciuman di tempat tidur itu bukanlah apa-apa" ucap Jake dan aku bersumpah aku tak pernah merasa semarah ini dengannya. Ia membuatku sangat kesal. Ini kali pertamanya ia melakukan hal ini karena setiap kalinya ia selalu berada pada sisiku.

"Setidaknya aku tidak memulai perkelahian di tengah-tengah kamar" decakku dan perhatian ayahku meninggalkanku yg menyebabkanku menghela lega.

"Kau memukul pria muda itu Jake?" tanya ayahku dan Jake menelan ludah.

"Yah dia menciumnya, ia berada diatasnya dan ia memukulku yah" ucap Jake gugup dan menunjuk pada memar ringan di wajahku yg hampir tak terlihat.

"Aku tahu Avery mengetahui mana yg benar dan yg salah tapi ya aku masih berpikir itu hal yg tak bertanggung-jawab untuk dilakukan. Tapi memukul seseorang di rumahku itu sangat terlarang apa kau dengar? Aku tak ingin lagi mendengar hal itu terjadi paham?" Jake mengangguk. Lalu aku kembali diperhatikan oleh ayahku.

"Dan kau Avery dihukum selama satu minggu dan aku tak ingin mendengar ini kembali terjadi atau kau yg bertemu dengan pria itu"

"James!" ucap Ibuku.

"Ia akhirnya menemukan seseorang yg ia sukai dan kau melarang dia untuk bersamanya?" Ibuku membelaku.

"Ia memukul anak kita!" ia membela aksi Jake. Aku bangkit dari meja dan pergi tak ingin lagi mendengarkan akibat faktanya aku sudah lelah. Aku mendengar langkah kaki di belakangku tapi aku mengabaikannya.

"Avery" suara Jake mengisi telingaku tapi aku mengabaikannya selagi berjalan ke tangga.

"Avery ku mohon berhenti!" pintanya.

"Aku tak ingin mengatakan apapun padamu Jake terkecuali kau yg menghancurkan segalanya"

"Oke terserahmu kalau begitu" aku merasakan mataku menangis. Aku berjalan memasuki kamar dan menutup pintu dibalikku dengan dentuman keras. Aku mengambil ponsel dan men-sms Harry.

Untuk: Pacar

Aku ingin berbicara padamu, bisakah kau kemari?

Dari: Pacar

Ya, akan tiba lima menit lagi.

Balasannya cepat dan aku duduk di kasur. Setelah beberapa menit kamarku diisi dengan ketukan di jendela. Aku melihat keluar dan melihat Harry berdiri disana memakai jeans hitam, kaus putih dan mantel hitam. Aku membuka jendela dan ia memanjat masuk.

"Apa pintumu dikunci? Aku tak ingin kejutan lain untuk hari ini" ia terkekeh dan aku memberinya senyum kecil.

"Ya dikunci" aku menunduk ke tanganku.

"Jadi apa yg ingin kau bicarakan?" tanyanya selagi melepas mantel.

"A-aku..." aku mengambil napas dalam tapi penghembusannya bergetar.

"Kau apa?" ia mengernyit. Aku menelan ludah dan duduk di kasur dan Harry mengikuti aksiku seeraya mengambil tempat di sampingku.

"Ku rasa kita harus putus" aku mendengarnya terkesiap.

"Mengapa?" tanyanya sangat pelan, terlalu tenang untuk kegemaranku.

"Karena itu memecahkan hubungan kakakku dan aku yg merupakan sesuatu yg paling penting bagiku. Aku selalu mengutamakan keluargaku, maafkan aku" aku sekarang menangis. Lalu ia melakukan sesuatu yg tak-terduga, ia memelukku. Ia mengusap punggungku seperti biasanya ketika aku menangis.

"Shh... tak apa sayang. Kita tak perlu putus kita bisa memperbaikinya sayang dengan cara yg lain" bisiknya di telingaku. Aku melepas dan melihatnya.

"Aku pikir ini tak akan berhasil Harry. Kita semua saling melawan rintangan di sekeliling kita" aku mengambil napas dalam selagi melihat matanya dengan seksama.

"Kalau begitu kita hanya perlu berjuang lebih tapi itu akan berhasil sayang, Aku janji"

~~~~~~~~~~~~~~

The Senior (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang