Ya, seperti janjinya pada Soojung, bahwa Jongin tidak akan merahasiakan satu hal pun dari gadis itu.

"Jadi, kau yang mengejar kami malam itu?" Tanya Soojung mencoba memperjelas.

"Hmm." Angguk Jongin.

Soojung mencoba mengingat kembali kejadian beberapa tahun lalu. Dia masih ingat saat dia berlarian bersama Yunho mencoba mencari tempat persembunyian, tapi dia tidak bisa mengingat bahwa ada sosok Jongin di sana.

Mungkin karena aku terlalu panik saat itu.

"Kau tahu?" Tanya Jongin. "Kenyataan bahwa Chanyeol lah yang membunuh Yunho saat itu, tidak membuatnya jera, bahkan dia menjadikanmu target selanjutnya. Dia menggunakan alasan yang sama, yaitu dendam." Kata Jongin menceritakan sedetail mungkin pada Soojung.

"Berbulan-bulan aku terpaksa mengikutimu. Kau adalah satu-satunya harapanku setelah kematian Yunho. Dan aku tidak akan membiarkan Chanyeol kembali menggagalkan misiku menyelesaikan kasus yang kutangani. Sampai akhirnya kejadian itu terjadi, saat kau kecelakaan."

"Jadi, kejadian itupun sudah direncanakan?" Tanya Soojung tampak tidak percaya.

Jongin mendengus, menggeser posisi duduknya. "Untuk kecelakaanmu, ya. Tapi aku yang menolongmu, aku lebih suka menyebutnya, takdir." Jawab Jongin tersenyum.

"Aku tidak mengerti, bagaimana sesuatu yang sudah direncanakan bisa menjadi sebuah takdir?" Tanya Soojung sedikit kesal. Akhirnya dia tagu asal mula bagaimana Jongin memanfaatkannya.

Jongin kembali mendengus. "Malam itu, saat Chanyeol menabrakmu, aku sama sekali tidak berniat membawamu bersamaku. Tapi aku sendiri tidak mengerti, aku seperti merasakan ada sesuatu yang mendorong dan memaksaku untuk menyelamatkanmu, Soojung-ah."

"Jadi, malam itu kau bersama Chanyeol?" Tanya Soojung yang masih belum mengerti.

"Tidak, aku bukan bersama Chanyeol." Jawab Jongin ragu. "Tapi aku yang mengejarmu malam itu." Soojung memberi reaksi tidak percaya mendengar ucapan Jongin. Namun dengan cepat Jongin melanjutkan kembali penjelasannya.

"Kau ingat aku tadi bilang bahwa aku mengikutimu berbulan-bulan?" Tanya Jongin mendapat anggukan dari Soojung.

"Hmm."

"Kasusku yang masih berjalan membuatku harus terus mencari informasi tentang siapa saja komplotan Yunho yang juga melakukan pekerjaan yang sama sepertinya. Dan melihatmu yang terus-terusan berada dalam pelarian, membuatku berinisiatif untuk memanfaatkanmu. Dan hal itu, kurasa akan mempermudahku mencari banyak informasi lain soal pengedaran narkoba. Karena kau, sedikit banyak pasti tahu mengenai pekerjaan yang sering dilakukan kakakmu."

Kalimat terakhir mampu membuat Jongin mendapat tatapan tajam dari Soojung. Dan Jongin yang kembali merasa bersalah, hanya mampu menundukkan pandangannya, tak berani menatap Soojung.

"Awalnya memang itu rencanaku. Sampai akhirnya, kau yang entah bagaimana justru membuatku berubah. Kau membuatku melupakan semua mimpi-mimpiku. Kau membuatku melakukan hal yang bahkan bermimpi pun aku tidak akan sudi melakukannya. Tapi, kau membuatku mau melakukan apa saja untukmu. Kau membuatku, menjadi lebih manusiawi."

"Semula, aku yang hanya ingin mengorek informasi tentang pengedaran narkoba di Seoul, justru melupakan tujuan utamaku dan, seperti yang kau tahu. Aku justru jatuh cinta padamu."

"Sejak kapan?" Tanya Soojung. Inilah saat yang dia tunggu, mengetahui kapan tepatnya Jongin jatuh cinta padanya.

"Entahlah." Jongin mendengus. "Yang jelas, bersamamu setiap hari membuatku makin tidak ingin berpisah darimu." Jawab Jongin jujur dan dengan tulus.

PERSONA  #4Where stories live. Discover now