Monopoli Musik Zazel

2 0 0
                                    

Setelah senjata besi untuk memusnahkan fisik telah tercipta, senjata pikiran (media) untuk memusnahkan mental kini telah tercipta, kini Amity sedang asik meracik senjata barunya untuk masuk ke dalam hati para manusia yaitu dengan musik.

"sayangku, senjata besi dan media kini juga di pakai oleh para pengikut Ahmad begitu juga dengan Alby, ya walaupun kita masih mendominasi, namun aku punya rasa sedikit kekhawatiran dengan senjata baru ini yang menurutku lumayan bagus, karena pengikutnya (musik) aku rasa akan jauh melebihi pengikut Ahmad" ucap Zazel sambil bermain catur dengan Amity

"lalu apa maksudmu, pasti ada hal yang akan aku lakukan dengan pernyataanmu ini" balas Amity

"begini, titipkan pesan pada Due untuk para penganut ajaran Ahmad, bahwa musik ini adalah murni ciptaanku, lahir dari rambut, kulit dan tulang belulangku, cegah mereka menggunakannya, bilang saja bahwa musik adalah haram dan dilarang oleh Ahmad, tiap gelombangnya adalah bentuk dosa dan kelalaian untuk beribadah serta merusak iman, buat saja riwayat-riwayat dan karangan dengan bahasa santun seperti halnya Ahmad berbicara" ucap Zazel

"ooh, kamu sangat brilian Zazel sayangku, ternyata kamu sudah lama memikirkan ini sepertinya" Amity tersenyum amat lebar

"keparat!!" kesal Amity kalah di skak oleh Zazel 

"namun aku masih menunggu kabar dari Due, aku mengusulkannya agar Alby mau melakukan gencatan senjata pada hamparan dan menyimpannya saja tanpa perlu pamer, lalu kita hapuskan boikot Noir, biarkan musik dan media masuk menyerang mereka juga, kini jangan lagi gunakan senjata fisik karena pasti kita akan kalah, agar senjata Noir tersimpan dalam museum" lanjut Amity

"bajingan!!" kesal Amity di skakmat, dengan sekuat tenaga ia melempar papan catur yang melontarkan bidak-bidak yang tersisa diatasnya dan menginjak yang jatuh di dekat kakinya hingga hancur, Zazel tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Amity

Amitypun menelepon Due yang masih dalam proses persiapan perkumpulan seluruh negeri, berangkat dari ide dari Amity untuk membuat hiasan yang indah untuk makam Ahmad, sebenarnya acara ini dalam misi gencatan senjata dan membuka boikot Noir, kepentingan lain di balik ini adalah agar pengikut ajaran Ahmad dari Noir yang besar di persilahkan untuk mengunjungi makam Ahmad yang mulia.

Makam Ahmad di hias bertujuan agar seluruh negeri bisa memandangnya dengan indah ketika berkunjung untuk berziarah, ajaran Ahmad sudah semakin meluas, berbondong-bondong penduduk hamparan memeluk ajaran Ahmad dengan versi Due (tentu jadinya anti Alby), sebab ini Due menjadi negeri yang paling kaya di hamparan 255 karena bisnis makam Ahmad semakin ramai, seluruh media sudah datang, seluruh perwakilan negara sudah tiba hanya dari Noir yang belum datang, padahal tujuan utama menghias makam ini adalah untuk mencairkan suasana hamparan sekaligus ajang untuk sama-sama gencatan senjata, karena Due dan Amity amat resah dengan keberadaan senjata-senjata yang di ciptakan Alby.

"ayolah datang kepada saudaramu ini Alby, bukankah tidak baik memutuskan hubungan silaturahmi?" ucap Due memohon di telepon pada Alby namun Alby tidak menjawabnya

"apakah kau tidak rindu pada Ahmadmu, apakah kau tidak ingin mengunjunginya dan menghias makamnya lebih indah dengan ukiranmu, kamu tau aku ini tidak memiliki bakat seni, apakah kamu ingin kita di pandang dunia sebagai musuh selamanya?" lanjut Due berucap

"aku tidak pernah berharap pada manusia, bukankah kamu yang memang menginginkan jadi pahlawan dan aku musuhnya di mata manusia?, kamu  putar fakta dan kamu rakit-rakit ucapan Ahmad sesuai seleramu untuk kepentingan kekuasaanmu dan mengklaim aku sesat dan menyesatkan di mata dunia, agar yang awam atau siapapun hanya boleh mendengarkanmu dan apapun dariku adalah najis, bahkan memberi cap siapapun yang bertentangan denganmu menggunakan namaku tidakkah kau memahami perasaanku mengapa aku bersikap enggan?" ucap Alby

Hamparan 255Where stories live. Discover now