3

1.7K 208 0
                                    

Seperti biasa saat pagi sebelum bel masuk berbunyi, Iqbaal, Aldi dan juga Sena duduk di kantin untuk sekedar santai-santai. Sesekali, Aldi menggoda adik kelas perempuan yang hendak jajan di kantin dengan ucapan yang menggelikan untuk di dengar oleh siapa pun.

Ya kecuali perempuan yang memang senang di goda dengan laki-laki buaya macam Aldi ini.

"Hai, mau sarapan ya?"

"Mau di temenin sama kakak ganteng ngga dek?" Goda Aldi kepada siswi kelas 10 yang baru saja memasuki area kantin.

Sena mengeplak kepala Aldi sambil bergumam, "Najis, geli bego."

"Ih tai! Main keplak-keplak aja pala gue." Ucap Aldi sambil mengusap kepalanya yang abis dikeplak oleh Sena.

Bukannya kapok, Aldi justru terus saja menggoda setiap siswi yang kebetulan melewati mejanya.

Iqbaal yang sudah mulai bosan, menoleh ke arah kedua temannya. "Kelas aja deh yok. Gabut juga anjir gue lama-lama disini." Ajak Iqbaal.

"Yaudah deh yok." Ucap Sena dan Aldi.

Mereka berjalan menuju kelasnya. Sampai di kelas, Aldi dan Sena langsung berjalan ke arah dimana tempatnya duduk.

Tapi tidak dengan Iqbaal. Anak itu justru berjalan ke tempat dimana (Namakamu) dan teman-temannya duduk.

"Hai, (Namakamu)." Sapa Iqbaal dengan santai seolah ia sudah kenal lama dengan perempuan yang ada di depannya ini.

Menyadari kedatangan Iqbaal, (Namakamu) berusaha terlihat biasa saja. Walaupun sebenarnya ia sendiri agak kaget.

Kemudian, (Namakamu) hanya membalas sapaan Iqbaal dengan senyuman.

Aldi dan Sena yang menyadari Iqbaal tidak ikut duduk dengannya, menoleh ke tempat (Namakamu), memperhatikan sedang apa temannya disana.

"Ngapain sih lo kesini? Bikin ribet aja pagi-pagi." Ujar Kanya dengan sewot.

"Dih, galak amat. Gue cuma mau nyapa (Namakamu) doang." Jawab Iqbaal. "Ngga boleh?"

"Alah, bilang aja mau modus. Emang gitu ya kalo playboy, ngeliat cewe cantik dikit, langsung di sosor." Decih Kanya.

Iqbaal yang merasa dirinya tidak seperti yang Kanya bicarakan pun tidak terima. Ia menoleh dan memajukan wajahnya mendekat ke arah Kanya, membuat (Namakamu) dan juga Adel terkejut.

"Emangnya, kalo gue mau modusin dia kenapa?" Tanya Iqbaal dengan tatapan yang menantang. "Iri ya? Mau juga gue modusin?"

"Ihh, jauh-jauh lo." Kanya meraup dan mendorong wajah Iqbaal dengan tangannya. "Najis banget tau ngga!"

Iqbaal tersenyum meremehkan. "Muna lo. Nanti di deketin juga mau."

"Dih, amit-amit. Ngeliat muka lo aja udah alergi, apalagi di deketin." Kanya bergidik seolah ia geli dengan Iqbaal.

"Udah-udah. Malu tuh di liat sama yang lain." Kata Adel memisahkan. "Lo juga Baal, udah deh, mending balik sana ke tempat lo. Udah mau bel juga."

Iqbaal memandang Kanya dengan sinis sambil berlalu meninggalkan tempat (Namakamu). Moodnya benar-benar sudah rusak karna perkataan sembarangan yang diucapkan Kanya.

***

Jam pelajaran ketiga dan keempat pun selesai. Sekarang adalah waktu istirahat untuk semua murid. Semuanya bersorak sorai saat mendengar bel jam pelajaran habis dan di gantikan dengan jam istirahat.

(Namakamu) sedang merapikan buku tugas matematika yang akan ia antar ke ruang guru. Tadi, sebelum keluar kelas, Bu Dwi, guru matematikanya, meminta (Namakamu) yang mengantar buku ini ke ruang guru.

Changed EverythingWhere stories live. Discover now