chapter 27 [ rejection]

Start from the beginning
                                    

Ketika iblis itu bangkit, saat itu juga pria itu membalas dan cukup membuat gadis itu kewalahan.

Taehyung dengan kejam dan ritme yang terus bertambah bermain liar dengan bibir tipis itu, melumat dan bermain di dalam mulut seekor domba kecil yang jatuh ke permainan seekor singa.

Namun Ara pun menginginkan Taehyung.

Taehyung memegangi tubuh kecil gadis itu, ia takut gadis itu akan terjatuh ketika Taehyung terus saja melakukakannya tanpa ampun, seolah tak memberi ruang gadis itu untuk bernafas walau sebentar.

Taehyung mengangkat tubuh kecil itu ke atas meja bar, tanpa melepaskan tautan bibir mereka yang setiap waktunya semakin membabi buta.

Tangan gadis itu masih di lingkarkan di leher Taehyung, agar ia masih bisa bertahan untuk tidak terlepas walau ia sudah duduk di meja bar, namun iblis di dalam tubuh Taehyung seolah akan membunuhnya jika ia tak berpegangan pada pria itu.

Lain halnya dengan Taehyung, mungkin ia membiarkan tangan Ara di lehernya, namun tidak dengan tangannya.

Tangannya sudah menjelajah tubuh kecil itu sedari tadi, tubuh itu hanya ditutupi celana pendek dan baju kaus tanpa lengan yang kebesaran, membuat itu semua memudahkan pria itu untuk memberikan sentuhan-sentuhan liar pada gadis itu dan menjadi keuntungannya sendiri.

Ara sudah kewalahan, namun bibir bahkan lidah pria itu masih saja bermain disana tanpa rasa lelah, belum lagi tangan-tangannya yang sudah entah kemana.

Taehyung melepaskan tautan bibir mereka, beranjak turun untuk memberikan tanda-tanda yang selalu ia berikan hampir tiap pagi atau setidaknya tiap hari di tubuh gadis itu.

Seperti seorang vampire, leher adalah bagian terbaik dari semuanya.

Taehyung menciumi leher jenjang itu, menghirup aroma khas yang selalu menjadi ciri khas gadis itu.

Lalu semuanya berhenti tiba-tiba.

Ara pun kaget, dan hanya diam ketika Taehyung berhenti didepan salah satu maha karyanya yang ada di dekat dada gadis itu.

Taehyung menegakan tubuhnya, kedua tangannya menyangga tubuh pria itu di meja bar sekaligus mengunci mangsanya tadi.

Pria itu menatap lekat Ara yang kebingungan dibuatnya.

Satu tangan pria itu naik kembali ke leher Ara, bermain dengan jarinya mengitari semua karyanya yang merah kebiruan itu.

Tanda dari Taehyung sangat susah hilang, satu dari setiap harinya akan hilang hampir 2 minggu lebih namun pria itu terus menerus menambahnya tiap hari.

"Aku akan berhenti memberi tanda" ucap Taehyung akhirnya.

"Kenapa?" entah kenapa, suara Taehyung yang dingin dan kejam itu membuat suara serak yang lolos dari bibir gadis itu.

Taehyung tersenyum sinis, tangannya yang masih di leher Ara malah mencekeknya. Mungkin tidak mematikan namun cukup membuat gadis itu terkejut bukan main dan memukul-mukul tangan Taehyung untuk melepasnya.

Taehyung melepas cengkramannya, dan hanya menatap datar Ara yang berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Aku akan memberi tanda kepada semua yang menjadi milikku"

Aku benci nada ini, pikir Ara. Ara menatap Taehyung sengit. Ia tau Taehyung sekarang sudah gila.

"Aku milikmu" ucap gadis itu, namun jawaban Taehyung adalah tawanya yang terdengar sangat kejam di telinga.

"Oh benarkah?"

"Lalu bagaimana dengan semua penolakan itu?"

Ara mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan perkataan Taehyung yang mulai melantur.

"Kau melakukannya dengan paksaan sayang"

"Kau menolakku, namun aku tau tubuhmu menginginkanku"

Ara hanya diam, dan Taehyung terus menghujaninya dengan tatapan memuakan itu.

"Apa kau tau sudah berapa kali tanganmu menahan tanganku saat kita melakukannya tadi?"

Ara hanya diam, ia tau ia refleks ketika sadar tangan Taehyung entah dimana.

Ara menghela nafas lelah" Aku mencintaimu Taehyung" katanya akhirnya.

"Ara, you got my whole heart and my whole body, tetapi aku?"

"Kenapa kau selalu menempatkan dirimu korban hah?aku juga butuh waktu Taehyung" nada suara Ara mulai frustasi.

"Benarkah? we running out of time Ara. Aku mencintaimu, namun sekarang aku mempertanyakan dirimu?"

Tangan pria itu naik untuk menyentuh pipi Ara yang mulai basah, ia tak tau kenapa pria di depannya ini tak mau percaya bahwa gadis itu mencintainya.

"Tidakkah kau menginginkan diriku?Aku menginginkan dirimu, semuanya, namun kau tak pernah memberi hakku"

Ara melepaskan tangan Taehyung dari wajahnya, menatap Taehyung dalam.

"Kau benar, aku pun benar"

"Akhiri saja Taehyung, aku seorang penyakitan, dan bersamaku hanya akan menyakitimu, lebih baik kita akhiri saja"

Gadis itu mendorong tubuh Taehyung, meloncat turun dari meja bar dan lari ke dalam kamarnya.

Pagi itu, Choi Ara menangis hebat setelah sekian lama.









gue gak tau gue nulis apa kayaknya gue dirasuki iblis taehyung hhhh

we will apdet as soon as possible pokoknya selama ada ide amin.

untrue [book 2]Where stories live. Discover now