Aquaphobia (32)

1K 129 48
                                    

Namun tidur Mingyu terusik saat sesuatu merangsek disampingnya. Saat ia membuka matanya, yang ia lihat adalah sosok Wonwoo yang berbaring disampingnya. Mingyu sedikit bergeser. Memberikan ruang pada Wonwoo agar bisa berbaring dengan nyaman dan memeluknya dengan erat. Tak ada yang membuka suara. Mereka lebih memilih saling berpelukan, saling berbagi kehangatan. Dan akhirnya mereka pun terlelap. Menyambut mimpi indah yang menanti mereka.

.

.

.

➰➰➰

Dua namja terlihat sedang duduk disebuah bangku taman, dengan kepala yang lebih kecil bersandar nyaman dibahu yang lebih besar. Sangat romantis. Ah, jangan lupakan senja yang menambah nuansa romantis diantara mereka. Pemandangan yang sempurna.

Tak ada yang berbicara. Mereka terlihat begitu menikmati suasana saat ini. Tenang. Benar-benar membuat nyaman.

"Aku sangat merindukan suasana ini." Akhirnya namja yang lebih kecil yang tak lain adalah Wonwoo itu  membuka suara. Dan pernyataan Wonwoo itu diangguki oleh Mingyu. Apa yang dikatakan Wonwoo memang benar. Bahkan ia sangat rindu dengan suasana seperti ini. Entahlah, ia sudah lupa, kapan terakhir kali ia menikmati suasana seperti ini dengan Wonwoo. Itu sudah sangat lama.

"Kapan kau akan kembali melakukan terapi?" Lanjut Wonwoo. Ya, ini sudah seminggu sejak Mingyu keluar rumah sakit. Namun namja tampan itu belum melakukan terapi lagi.

"Mungkin, besok. Semalam aku bermimpi buruk lagi. Mimpi yang sama dengan yang aku alami sebelumnya." Wonwoo terkejut mendengar pernyataan Mingyu. Bukankah mimpi itu sudah lama tak menghantui Mingyu?

"Kau bilang sudah tak pernah bermimpi buruk lagi?" Tanya Wonwoo penasaran. Dan juga khawatir.

"Entahlah. Aku ketakutan tadi malam."

Wonwoo merubah posisinya. Memeluk Mingyu dari samping. Seolah memberi kekuatan pada kekasihnya itu.

"Mulai nanti malam, aku akan menemanimu lagi." Ucap Wonwoo sambil mengeratkan pelukannya. Mereka kembali terdiam. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai tak menyadari, bahwa ada yang memperhatikan mereka sedari tadi.

.

.

Taemin terkejut saat Minho datang ke apartemennya. Memang, sejak Minho datang untuk makan malam, ia belum bertemu dengan Minho lagi. Minho tak berkunjung ke toko bungannya.

"Masuklah, hyung." Minho segera melangkahkan kakinya memasuki apartemen Taemin. Duduk di sofa yang ada disana. Sementara Taemin pergi ke dapur. Sepertinya untuk membuat minuman. Dan benar saja. Taemin datang membawa nampan dengan dua cangkir berisi coklat panas didalamnya.

"Minumlah, hyung." Minho berterima kasih dan segera menyesap coklat panas itu sedikit demi sedikit. Nikmat. Coklat itu terasa sangat nikmat dengan rasa manis yang tak terlalu berlebihan.

Mereka terdiam cukup lama. Mereka seakan bingung dengan apa yang harus mereka bicarakan. Lebih tepatnya mereka merasa canggung. Seminggu tak bertemu benar-benar membuat suasana sedikit berbeda. Padahal terakhir mereka bertemu, mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Memasak dan makan malam bersama.

"Ah, aku tadi bertemu dengan temanku di daerah sekitar sini. Jadi aku memutuskan untuk berkunjung ke apartemenmu." Ucap Minho, akhirnya membuka suara.

"Kau tak ke toko?" Lanjut Minho. Ini memang masih sore. Dan biasanya Taemin masih berada di toko bunga.

"Toko hari ini tutup, hyung. Aku merasa sedikit kurang enak badan. Jadi aku tak membuka toko." Minho terkejut mendengar perkataan Taemin.

"Apa masih sakit? Apa perlu ke rumah sakit? Aku akan mengantarmu." Minho khawatir. Ya, ia sangat khawatir dengan keadaan Taemin. Namja manis yang selalu ada untuknya.

Aquaphobia (Meanie)Where stories live. Discover now