7 : my answer is you

Mulai dari awal
                                    

"Ayo lin, masuk dulu." ujar Yolanda.

"Nggak, makasih. Lain kali aja, udah sore soalnya." ucap gue dingin.
Lalu gue membelokkan motor gue hendak pulang.
Sampai ada suara yang mencekal gue.

"Guanlin..? Masuk dulu yuk. Lama banget ya tante gak ketemu kamu. Tante mau ngobrol bentar sama kamu."
Ujar Tante viana-ibu Yolanda-.
Gue pun meng-iya-kan ajakannya.

Gue akhirnya masuk ke dalam rumah Yolanda.
Si Yolanda masuk ke kamarnya untuk mandi, lalu gue duduk canggung di sofa berhadapan dengan Tante viana.

"Guanlin, tante boleh kan bicara sama kamu?" gue hanya menatap tante viana dengan malas.
Tante viana udah pernah gue anggap sebagai ibu gue sendiri,namun setelah kejadian tahun lalu itu... Gue hanya menganggap tante viana sebagai ibu Yolanda saja, bukan ibu gue lagi.

"Ini soal Yolanda.."

"Setelah Yolanda berpindah dari Bandung, dia menetap di Yogyakarta. Dan saat disana, dia mengalami Kecelakaan yang membuat nya sedikit amnesia." ujar tante viana.
Ekspresi gue tetap biasa aja, karena kepedulian gue apapun tentang Yolanda sekarang udah bukan masalah lagi bagi gue.
Gue hanya menatap kosong meja di depan gue.

"Dia.. Hanya mengingat hal yang membuat dia bahagia, termasuk kamu Guanlin... Yolanda tidak mengingat tentang apa yang pernah membuat dia terluka--"

"Dan dia nggak inget sama sekali dengan apa yang ia perbuat ke aku sampai hati aku hancur karena dia?" gue memotong perkataan tante viana.

"Maafkan tante, Guanlin. Dia lelaki yang nggak bisa menjaga Yolanda dengan baik, jauh berbeda dengan kamu yang selalu ada di samping Yolanda saat dia kesulitan." tante viana terisak memohon maaf sama gue, gue.. Gak tau harus bersikap gimana..

"Tante minta tolong sama kamu, tolong kembali lagi sama Yolanda. Dia hanya ingin bersama kamu, lin... Tante nggak tega melihat Yolanda yang selalu berusaha mengingat kembali apa yang ia lakukan dulu. Ia pasti akan merasa sakit dan memaksa dirinya sendiri untuk mengingat tentang masa lalunya, dan itu menyakiti dirinya sendiri."

"Dia.. Terlalu lemah Guanlin. Tolong jaga dia kembali seperti dulu.." ujar tante viana yang kesannya terlalu memohon pada gue.
Mendengar penuturan dari tante viana, dada gue terasa sesak.
Gue... Kasihan sama kondisi Yolanda yang sekarang.
Tapi.. Rasa benci gue juga selalu ada saat inget dia.

"Maaf tante, aku nggak bisa. Keadaannya udah beda, Yolanda udah bukan urusan aku lagi." ujar gue pelan.

"Dan tolong.. Jangan hanya pikirkan perasaan anak tante yang terkadang masih terpuruk meminta kembali bersama lelaki yang dulu pernah bersamanya. Pikirkan juga bagaimana perasaan remaja lelaki satu tahun yang lalu saat Yolanda pergi meninggalkannya dengan lelaki lain." ujar gue lalu beranjak pergi ke luar rumah tante viana.

"Guanlin, tunggu."
Cegah tante viana ke gue.

"Apa kamu.. sudah jatuh cinta dengan gadis selain Yolanda?"tambah tante viana.

"Iya." ujar gue tanpa menoleh.

"Dan, aku mohon buat jangan ganggu aku lagi. Semuanya udah selesai, aku udah nggak ada perasaan apa-apa sama Yolanda." lanjut gue lalu meninggalkan tante viana yang masih mematung di depan pintu.

Gue pulang dengan perasaan tak karuan. Gue merasa kasihan kepada Yolanda, namun di sisi lain gue nggak mau lagi berurusan sama Yolanda dan saat ini gue.. Mulai menaruh perasaan sama Nana.

***

Kim nana pov.

Hati gue bener-bener sakit mendengar penuturan dari tante viana-ibu dari Yolanda sang mantan kekasih Guanlin-.
Gue nggak pernah nyangka kalau ternyata gadis yang kemarin pulang bersama Guanlin adalah seseorang yang pernah menjadi orang istimewa di hati Guanlin sekaligus orang yang membuat hati Guanlin hancur.

Gue juga nggak pernah menyangka kalau tante viana meminta gue ngejauhin Guanlin demi kondisi Yolanda.

Hati gue bener-bener sakit.

Air mata mulai bercucuran dan meluncur bebas di pipi gue.

Gue hanya menatap hamparan langit di depan gue dengan tatapan kosong.

Ya, sekarang gue lagi menyendiri di atap sekolah setelah mendengar penuturan tante viana dan gue nggak mengikuti jam pelajaran pertama sampai sekarang.

Gue menangis sesenggukan di situ.

"Kenapa harus jadi gini siihh??"
Ucap gue dengan suara parau dan masih sesenggukan.

"Kenapa gue harus jatuh cinta sama lo..??"

"Kenapa juga harus sesakit ini?"

"Kenapa gue bisa terlibat dalam hal rumit begini sih?"
Ucap gue dengan diri gue sendiri.
Masih dengan suara parau.

Gue masih menangis sampai gue gak sadar kalo ada sepasang mata yang memperhatikan gue dari tadi.
Lalu, dia menghampiri gue.

"Na, lo kenapa?"
Ujar seseorang lalu mendekap gue ke pelukannya sambil menepuk punggung gue pelan. Dan orang itu adalah Baejin.

Baejin, temen sekelas gue yang pandai banget di kelas. Dia selalu membantu gue dalam hal pelajaran yang gue nggak bisa. Dia temen cowok yang cukup dekat dengan gue di kelas.
Baejin orang nya baik banget.
Banyak anak cewek yang kayak nya naksir berat ama Baejin, cuman si Baejin gak terlalu ngerespon banget dan kayak nya cuma gue yang mendapat respon dari Baejin meski bukan gue yang mendekati Baejin.

"Lo kenapa Nangis kek gini?"
Gue masih sesenggukan, lalu gue melepas dari dekapannya dan mengangkat wajah gue sambil sesekali mengusap pipi.

"Gue.. Nggak papa."

"Gue tau lo bohong, na. Gue lihat lo dari tadi." ucap Baejin yang membuat gue mengernyit.

"Lo.. Lihat gue dari tadi.."
Baejin hanya mengangguk.

"Kalo ada masalah ya cerita lah sama gue na."
Gue hanya menatap kosong sepatu yang gue pakai.

"Bae.."

"Hmm?"

"Lo pernah ngerelain orang yang lo suka demi agar dia bahagia meski nggak bareng lo?"
Ujar gue lirih.

"Pernah, Lo...lagi jatuh cinta sama dedek ya?." gumam Baejin yang membuat gue sadar akan sesuatu.

Gue sadar. Emang bener tentang hal yang membuat gue gundah.
Ya, gue udah menemukan jawaban atas apa yang gue pertanyakan dari hati gue.

Gue jatuh cinta sama Guanlin.

What is love?
My answer is you.

***

Tbc.
Annyeong uri readers:*
Sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih banyak buat kalian yang setia baca ff aku yang gaje ini.
Dan aku sebenernya agak bingung mau ngelanjutin ff ini atau enggak. Soalnya yang baca dan yang ngevote iti dikit :'')

Tapi....... Aku itu udah nulis ff ini sampai 20an chapter, jadi bakal aku lanjutin terus sampai end :)
Aku juga udah nulis konflik nya kok, tinggal di publish in doang.

Aku harap kalian tetep mau baca cerita dan vote ini.
Terima kasih :')

Always Lin [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang