"Kau tidak pernah sendirian So Naa. Semua orang peduli padamu."
"Itu karena aku akan mati," ujar So Naa lemah, tangisnya sempurna jatuh.
"Kumohon jangan katakan itu!" Aku mengguncang pelan bahu So Naa yang bergetar.
"A-ada apa ini? So Naa?" Jong Nim datang kemudian, matanya tak terlepas dari So Naa yang menangis pelan. Dia memilih duduk diantara aku dan So Naa.
"Apa yang terjadi Seon Ya?" desak Jong Nim padaku. Aku hanya tersenyum lemah menatapnya. Kupikir dia lebih tahu apa alasannya.
"So Naa, kabar baik. Kumohon jangan menangis, orang tuaku setuju dengan rencana kita. Kita akan segera menikah." Jong Nim memegang erat tangan So Naa dan mengelus puncak rambut So Naa. Bulir air mata kembali jatuh mengalir di pipi So Naa.
"Aku akan pergi," ujarku berlalu pergi begitu Jong Nim mengangguk pelan. Sudah cukup jauh dari meja kami sebelumnya, tapi langkahku tertahan, tanganku digenggam erat. Aku berbalik. So Naa sangat pucat, dengan mata dan hidungnya yang lekas memerah. Menahan langkahku.
"Mengapa?"
"Mata kuliahku berikutnya akan dimulai sebentar lagi. Ayolah! Jong Nim memberimu kejutan yang membuatku sebagai temanmu tersentuh," bujukku berusaha melepas genggamannya.
"Bukan aku yang mendapat kabar itu."
"Apa maksudmu?"
"Kau tahu hidupku tidak bertahan lama, Jong Nim hanya kasihan padaku. Kau! Kau yang akan bersamanya, bukan aku."
YOU ARE READING
POLAROID (Kim Min Seok)
Fanfiction"Kau itu seorang pria sederhana. Menangis bukanlah pilihan terbaik dalam masalahmu, kecuali kau merasakan bagaimana itu sakit hati. Kau mungkin hebat dalam banyak hal, tapi kau tidak pernah hebat atau bahkan bisa dalam mengatur dan memercayai apa ya...
