Ramalan

9.6K 378 37
                                    

Devano menunggangi kuda putih nya yang berlari cepat kearah timur. Hari menunjukkan dini hari. Perlahan, cahaya indah itu muncul dari sela-sela gunung yang menjulang tinggi di depan Devano.

Devano menghentikan lari kuda nya dan menatap ke matahari yang mulai terbit.

"Yoona!!! " teriak Devano. Dia turun dari atas punggung kuda nya. Dia berlari kesana kemari mencari keberadaan Yoona yang menghilang entah kemana.

Matahari menampakkan setengah rupanya. Devano masih belum menemukan putri nya.

"Yoona sayang!! Kau dimana? !!" teriak Devano lagi. Terdengar rintihan dari arah utara. Devano bergegas mencari asal suara itu.

Langkah Devano terhenti. Ternyata seorang kakek tua yang terduduk dengan luka-luka di kedua kakinya. Darah dan nanah mengalir dari luka tersebut. Dia menoleh kearah Devano.

"Tuan, tolong.. Tolong aku" kata pria tua itu. Devano menghampiri nya. "Apa yang terjadi Pak Tua? Kenapa kedua kakimu? " tanya Devano.

"Tadi, aku meramalkan masa depan seorang raja, masa depan yang buruk untuk nya, namun dia tidak terima dan malah menghukumku dan menuduhku berbohonh. Dia menyuruh orang -orang nya mencambuk kedua kakiku dan menaburkan baksil ke cambuk yang mereka gunakan" kata pria tua itu dengan nada lemah.

Devano tanpa jijik memegang luka-luka itu dan mengalirkan air dari telapak tangannya. Pria tua itu sempat berteriak kesakitan.

Luka-luka itu pun menghilang dengan ajaibnya. "Apa sekarang rasa sakit nya berkurang pak tua? " tanya Devano.

"Kau raja yang berhati baik dan mulia, kau tidak jijik sedikitpun pada diriku" kata pria tua itu.

"Aku tidak sebaik itu pak tua, dan tunggu, dari mana kau tahu kalau aku seorang raja? " tanya Devano keheranan.

"Tentu saja setiap bangsawan berhati baik selalu berwajah cerah" kata pria tua yang mengaku sebagai peramal itu.

Devano menaikkan sebelah alisnya. Dia kurang mempercayai jika pria itu adalah seorang peramal. Karena ucapan pria tua itu terkesan di buat-buat.

"Tadi kau bilang, kau seorang peramal, jika iya, tolong katakan, dimana putriku yang hilang" kata Devano menguji kehebatan peramal tua itu.

"Istrimu yang lain yang telah mengambilnya" jawab peramal itu.

Deg

"Bianca" geram Devano kemudian berlalu.

"Tunggu, raja, ada sesuatu yang perlu kau ketahui" kata peramal itu.

"Maaf, pak tua, aku tidak punya waktu untuk ini. Putri ku pasti dalam bahaya" kata Devano.

"Tidak, naga putih itu tidak akan mampu menyakiti putrimu, karena anakmu yang lain yang akan menyelamatkannya, gadis itu akan bertemu dengan mu dalam keadaan baik-baik saja, namun terdapat luka di dahi nya " kata peramal tua itu.

Devano tercengang.

"Samuel akan menyelamatkan Yoona? " gumam Devano. "Biar ku lihat masa depanmu yang mulia" kata peramal itu.

Devano kembali duduk berhadapan dengan peramal itu. Peramal itu memegang tangan Devano kemudian menatap garis tangannya.

"Jangan ramal masa depan ku, ramal saja masa depan anak-anakku" kata Devano.

"Baiklah yang mulia"

Sejenak peramal tua itu menutup matanya. Sementar tangan kirinya bergerak menelusuri garis tangan Devano.

Devano memperhatikan setiap gerak gerik pria tua di hadapannya itu.

Mata pria tua itu pun kembali terbuka. Dia menatap Devano.

Dia Hantu!! [MANGATOON]Where stories live. Discover now