The Half Blood Vampire 186-191 [END]

Depuis le début
                                    

Tubuhnya menegang saat dia merasa ada yang aneh dilehernya. Laki-laki itu seperti mengendus sesuatu, tak lama setelah itu dia merasakan dua benda runcing berusaha menekan permukaan kulitnya.

Bugh!

Dia meninju perut Justin, sehingga laki-laki itu terhuyung dan dia memundurkan tubuhnya hingga membentur pintu kamar mandi. Dan disanalah dia bisa melihat mata laki-laki itu berwarna kuning, seperti mata kucing. Membuat tubuhnya semakin gemetar.

"cepat pergi!!" Justin membentaknya.

Karena ia tak kunjung bergerak, akhirnya laki-laki itu yang segera keluar dari kamar melalui pintu balkon.

"Nicole!" bentakan Wero membuatnya kembali pada kenyataan.

"kami menunggu jawabanmu." ujar Skandar.

Nicole menunduk. "memang harus berakhir."

"kau tidak boleh mengakhirnya dengan Justin. Kau hanya salah paham." ujar Skandar.

Nicole mendengus. "Justin juga bilang begitu. Tapi aku sudah tidak tahan lagi. Sudah cukup."

Nicole mengikat rambutnya yang sedari tadi hanya digerai. Saat itulah, mereka melihat ada dua titik biru keunguan disana. Membuat mereka syok.

"bahkan, dia tidak menjelaskan kenapa dia hampir menggigitku."

Taylor menggeleng tak percaya. "separah itukah efek...auw!" Taylor mendelik karena Skandar menginjak kakinya.

Nicole tersenyum sinis. "lihat, Taylor juga tahu tentang ritual itu."

"tidak ada ritual apapun, Nic."

"aku bukan anak kecil yang bisa kalian bodohi!!" bentak Nicole.

Dengan hati-hati Skandar berucap, "oke. Memang ada ritual. Dan ini hanya masalah waktu. Nanti kau pasti akan tahu dengan sendirinya. Jika ritual itu telah berakhir, kau tidak boleh melarang Justin, karena ada sesuatu yang harus dia lakukan. Pengorbanannya selama ritual ini, akan terbayar jika kau mendukungnya."

Nicole memijit kepalanya. Sekarang, kepalanya malah bertambah sakit, begitu tahu sedikit informasi dari Skandar. Tapi Setidaknya itu membuatnya membatalkan niatnya untuk bercerai dari laki-laki itu.

The half Blood Vampire 187

8 Februari 2013 pukul 16:38

Nicole menatap Leander dan Leandra yang tengah tertidur pulas. Beberapa menit yang lalu, dia baru saja selesai menyusui kedua bayinya tersebut. Wajah mereka terlihat tenang dan damai. Tidak ada yang perlu mereka pikirkan sama sekali, hingga membuatnya iri.

Dia mengelus pipi Leander dan Leandra bersamaan. Merasakan tekstur halus kulitnya, khas bayi. Menyukai wajah keduanya yang sangat mirip dengan Justin.

Nicole mendesah begitu nama Justin kembali terlintas dipikirannya. Lagi, ucapan Skandar sore kemarin berputar dikepalanya bagaikan rekaman.

“oke, memang ada ritual. Dan ini hanya masalah waktu. Nanti kau pasti akan tahu dengan sendirinya. Jika ritual itu telah berakhir, kau tidak boleh melarang Justin karena ada sesuatu yang harus dia lakukan. Pengorbanannya selama ritual ini akan terbayar jika kau mau mendukungnya.”

Mengingat itu semua membuat pusing di kepalanya kembali muncul. Membuatnya kembali berpikir tentang ritual apa yang sedang di lakukan Justin, apa yang akan dilakukan laki-laki itu setelah ritualnya selesai hingga dia harus mendukungnya.

Yang membuatnya semakin kesal, hingga siang ini dia belum melihat wajah laki-laki itu sedikitpun.

Dia sudah bertanya pada Wero, tapi Wero tidak tahu apa-apa, dan malah mengatakan sesuatu yang membuat pikirannya kembali menebak-nebak tentang kemana perginya vampire berdarah campuran itu.

The Half Blood VampireOù les histoires vivent. Découvrez maintenant