Three

1.2K 54 2
                                        

Bella menaruh punggung tangannya tepat di dahi Aaron dengan muka bingung, "Lo kesurupan apa ron?!"

Dengan keadaan yang sama seperti Bella, Aaron juga bingung, melainkan, Aaron bingung kenapa cewek seperti Bella susah sekali diatur,

Tipe cewek yang susah didapetin, unik, pikir Aaron.

"Lo tau kan gimana gue di matematika?" canda Aaron sambil menurunkan tangan Bella yang ada di dahinya.

Bella hanya memberi senyuman yang miring sebelah ke kiri, kebiasan barunya.

"Ayo bel pul-- Eh, bentar, siapa lo?" tanya Andre yang ngos-ngosan baru datang mau menjemput Bella.

"Aaron bang," seru Bella sambil menepuk pundak Andre

"Pacar lo?" tanya Andre sambil tersenyum kepada Bella.

"Bukan!" jawab Bella berbarengan dengan seorang laki-laki di sebelahnya, Aaron.

"Gue yakin bentar lagi kalian jadian, omong-omong, mau ngomong apa lo sama adek gue?" tanya Andre kepada Aaron dengan nada mengancam.

"Gue mau Bella bantuin gue belajar," ucap Aaron.

"Yaudah Bel, lo bantuin dia belajar, gampang kan?" seru Andre sambil menepuk punggung Bella, pada saat yang bersamaan, Aaron tersenyum penuh kemenangan, sedang di sisi lainnya, Bella menatap Andre dengan tatapan what-did-you-just-say?
"Hehe, dengerin kakak lo tuh Bel, yaudah, nanti gue line lo ya buat ngebahas yang selanjutnya,"

"Kayak ada beberapa kata yang ketinggalan dari mulut lo deh Ron," kata Bella sarkastik.

"Ohiya, makasih," seru Aaron sambil membalikkan badannya.

Aaron berlari kecil ke arah ruang musik, tempat dimana biasanya Aaron berlatih bersama bandnya, Red Alert, RA memang baru dibentuk beberapa hari yang lalu, tapi permainan mereka sudah layaknya band profesional.

"Abis dari mana aja lo?" seru Devan, pemain gitar utama dari Red Alert, pacarnya Sharon.

"Kepo," ucap Aaron sambil mengambil bass di ujung ruangan musik tersebut.

"Gue tau! Lo pasti abis ngomong sama si Bella-Bella itu kan? Ngaku lo!" seru Rafi, pemain drum dari band itu, masih single.

"Tau dari mana lo?" ucap Aaron sambil mulai memetik beberapa senar bass itu.

"Ah ciee, Aaron jatuh cinta," seru Rafi.

Aaron yang tadinya air mukanya biasa saja, langsung berubah, matanya melotot kaget. "Ngomong tuh dipikir dulu nyet,"

"Tapi tadi pagi gue liat kalian ngobrol-ngobrol kan? Aaron udah ada di garis start nih haha," ucap Devan.

"Sorry gue telat," kata Darryl sambil membuka pintu membawa gitarnya.

"Eits, pada ngomongin apaan nih? Seru amat," kata Darryl sambil menatap ketiga sahabatnya itu.

"Ini nih Aaron Ryl, dia ngegebet si Bella," kata Rafi asal ceplos.

"Ron, lo kok ga bilang ke gue sih?" kata Darryl sambil membuka tas yang berisi gitar coklat itu.

"Lo pada kenapa sih? Gue ga mungkin kali suka sama dia!" bentak Aaron kesal.

"Gue ngobrol sama dia soalnya dia jago matematika, gue minta diajarin dia, semacam biar jadi guru privat gue, puas kalian?" seru Aaron sambil menatap sinis kepada sahabatya itu.

Devan, Rafi, dan Darryl saling menatap-natap dan menyenggol sikut, mereka semua tersenyum jahil, "Ada yang ngegas nih," goda Darryl.

"Gue dukung lo sepenuhnya sama Bella!' seru Rafi sambil menepuk punggung Aaron

TRB [1] : Plot TwistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang