Gue ngeliat kejadian itu dengan mulut mangap, kacamata gue terjun bebas dari tangan gue. Dan penyebabnya adalah orang yang memakai jaket hitam nyenggol pundak gue, terus jalan seenaknya tanpa minta maaf. Gue langsung balik badan dan berniat buat mengejar dia, tapi kenyataannya, pas gue balik badan, udah gaada siapa-siapa lagi, besok pokoknya kalo gue ketemu dia, gue suruh dia balikkin kacamata gue!
"Bel, lo ngapain sih lama bang-- KACAMATA LO KENAPA?!" seru kaka gue yang kayanya dia jauh lebih shock dari gue.
"Tau nih, tadi ada cowo nabrak gue pas gue ngebersihin kacamata terus jatoh deh," jawab gue sambil ngeliat lensa kacamata gue yang retak.
"Yaudah gini aja, sekarang kita ke optik yang biasanya kita beli kacamata, terus siapa tau kacamatanya bisa diganti," kata kaka gue sambil jalan ngebuka pintu mobil.
"Kalo gabisa diganti gimana?" tanya gue sambil masuk ke dalam mobil ka Andre yang baru dicuci kayaknya soalnya wangi banget.
"Yaa, lo pake kontak lens dulu aja," kata kaka gue.
Terus gue mendengus kesal.
Gatau kenapa gue ga suka pake kontak lens, gue lebih PD kalo pake kacamata gue, lebih menarik menurut gue.
***
"Aduh maaf mba, kalo mau ngeganti kacamata, harus pesen dulu," kata SPG di optik mata.
"Yaudah pesen aja mba, kira-kira berapa lama?" tanya Ka Andre.
"Sekitar 1-3 bulan palingan mas,"
"Kalo kontak lens gimana mba? ada ga?" tanya Ka Andre.
"Kebetulan ada, tadi ada yang pesen terus gajadi beli, ini nih tinggal ini," kata SPG tersebut sambil membuka salah satu laci.
"Beli itu aja mba," kata gue.
Mending pake kontak lens kan daripada gue harus burem-bureman ke sekolah?
"Ini mba, mas," kata SPG itu sambil memberi sekantong plastik berisi kontak lens.
Gue menerimanya dengan tangan kanan, "Makasih mba,"
"Gapapa nih lo gapake kacamata?" tanya abang gue sambil lari pelan untuk menyamakan posisinya dengan posisi gue.
"Syukuri apa yang ada aja deh bang, gapapa gapake kacamata juga," ucap gue setengah hati.
***
"Aneh banget ya bang?" tanya gue sambil menunjuk kedua bola mata.
"Em.. Engga kok," jawab Ka Andre yang keliatannya ganiat jawabnya.
Gue ragu sama penampilan gue, takut kelihatan aneh.
Gue membagi dua roti sarapan gue, "Bilang aja bang,"
"Cantik banget Bella," usap Ayah tersayang gue dari belakang kursi, Robby namanya.
"Tuh, Ayah aja bilang cantik, udah Bel, lo udah cantik," kata Ka Andre sambil memakan lahap roti isi selai kacang tersebut.
"Udah yok, berangkat," seru Ka Andre sambil mengambil kunci mobil Freed di atas meja makan tersebut.
"Yaudah, Bunda, Ayah, Bella sama Abang pergi dulu ya," ucap gue sambil menarik tas dari sofa di ruang keluarga.
"Hati-hati ya sayang," kata Ayah dan Bunda hampir berbarengan.
Gue berjalan keluar rumah bersama Ka Andre menuju mobil Freed putih baru punya Ka Andre, karena beberapa hari yang lalu, Ka Andre baru aja membuat SIM.
"Eh Bel, lo tau anak seangkatan lo yang selalu pake jaket item, agak bulu dikit, anak kelas lo kalo ga salah," tanya Ka Andre tiba-tiba.
Bentar, deskripsi itu, deskripsi orang yang gue tau, Aaron Kairav Ibrani. Ada masalah apa Aaron sama kakak gue?
YOU ARE READING
TRB [1] : Plot Twist
Teen FictionGue, adik dari kapten basket sekolah, gue bukan pendiem bukan juga cerewet, cuma cewe biasa yang ga sengaja kenal sama cowo yang luar biasa.
![TRB [1] : Plot Twist](https://img.wattpad.com/cover/16474276-64-k709102.jpg)