You never walk alone

7K 533 39
                                    


Jimin duduk di bangku taman yang sepi, perlahan ia menyeka keringat nya yang bercucuran

"Huh, hari ini panas sekali" keluhnya sambil sesekali menyeka peluh di dahinya.

Tubuhnya lelah sekali sehabis berlatih dance, sebenarnya tadi ia juga enggan karena sudah lelah bekerja sambilan sebagai pengantar makanan di sebuah restoran kecil
Tapi apa boleh buat, ia harus rajin berlatih untuk persiapan kompetisi dance minggu depan.

Jimin harus jadi pemenang karena ia mengincar hadiah sebesar 1 juta won, lumayan untuk membayar hutang ayah nya yang sangat banyak.

Ponsel Jimin berbunyi, ia merogoh kantong untuk mengambil ponselnya.

Eomma

Jiminie,  jangan lupa mentrasnfer uang untuk bayar sewa rumah besok.

Jimin menghela napas sedih,uangnya hanya cukup untuk biaya hidup dan kuliahnya sampai akhir bulan ini, gaji nya di restoran tempatnya bekerja sangat kecil.

"Dari mana aku dapat uang ya" gumamnya pelan, ia mengusap wajah nya dengan kasar, rasanya penat dan sesak sekali.

Lamunannya putus saat seseorang menepuk pundaknya

"Chim, kenapa melamun di sini" kata orang yang menepuk bahu nya.

Jimin menoleh, walau sebenarnya tanpa menoleh pun ia tau siapa orang itu.

"Aku hanya ingin beristirahat di sini" Jawab jimin tanpa semangat.

"Kau sendiri kenapa ke sini? Bukannya kau seharus nya bekerja? " tanya Jimin pada sahabatnya, Kim Taehyung.

"Kerjaanku sudah selesai chim, makanya aku bisa pulang cepat" jelas Taehyung sambil duduk di samping Jimin. Ia memandang wajah jimin yang murung

"Chim, ada apa?" tanya taehyung khawatir.

Jimin ini sahabat taehyung yang paling dekat, mereka sudah bersahabat dari waktu sekolah dasar. Keduanya tumbuh dari keadaan keluarga yang kurang baik. Jimin berasal dari keluarga sederhana, ayah nya seorang pemabuk berat. Jimin kecil biasa melihat ayahnya pulang tengah malam dalam keadaan mabuk

Seolah tidak cukup hanya kecanduan alkohol, ayah jimin juga kecanduan judi, entah sudah berapa hutang ayah nya yang jimin bayarkan.

Taehyung juga berasal dari keluarga yang kurang harmonis, ayahnya kasar dan ringan tangan. Ibunya sudah lama kabur dari rumah, meninggalkan Taehyung kecil dengan ayah yang seperti membenci kehadirannya. Taehyung sudah kenyang di hajar hanya karena sebuah kesalahan kecil.

Mungkin karena kesamaan latar belakang itu Jimin dan Taehyung menjadi dekat, mereka saling memahami satu sama lain, saling perduli dan saling melindungi.

Jimin selalu setia mengobati luka-luka Taehyung tiap kali sahabat nya itu muncul dalam keadaan bibir sobek atau badan nya penuh lebam. Dan Taehyung selalu setia mendengarkan keluh kesah jimin setiap ia bingung kemana harus mencari uang untuk membayar utang ayahnya, bahkan tidak jarang ia merelakan tabungan nya untuk membantu Jimin.

Setelah lulus sekolah, mereka sepakat untuk kuliah di tempat yang sama dan tinggal bersama.

"Chim, kau belum menjawab pertanyaanku" kata tae sambil menyentuh bahu sahabat nya.

Jimin tersenyum getir.

"Aku tidak apa-apa, hanya masalah biasa" jawab jimin.

Taehyung menghela napas, ia tau betul jimin itu selalu di bebani dengan persoalan keuangan keluarga nya.

"Kalau ini ada kaitannya dengan keluargamu- jangan khawatir, aku masih punya uang tabungan, kau bisa pakai uangku dulu" tawar Taehyung.

Namun Jimin menggeleng, menolak tawaran Taehyung.

"Aku sudah sering merepotkanmu. sudah tidak apa-apa, aku yakin bisa segera dapat jalan keluar nya" tolak Jimin.

"Chim, kau tidak pernah merepotkan ku,ayolah tak apa" bujuk Taehyung walau ia tau jimin itu keras kepala, tidak mudah untuk membujuk jimin.

"Tidak, sudahlah Taehyung tenang saja, semua pasti baik-baik saja" tolak Jimin sekali lagi.

Taehyung menghela napasnya, jika sudah begini tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan jimin.

"Baiklah, tapi jika kau butuh bantuan ku bilang saja ya, awas kau sampai tidak minta tolong padaku" ancam Taehyung, main-main tentu saja.

Jimin hanya tertawa sambil mengangguk cepat.

"Kita pulang saja yuk, sudah sore" ajak Taehyung sambil bangkit dari duduknya.

"Ayo, aku juga ingin segera pulang, aku lapar" kata jimin.

"Hari ini giliran kau memasak ya chim"

"Iya...iya, hari ini aku memasak jajangmyeon saja bagaimana? " tawar jimin.

"Call! " Seru taehyung dengan semangat.

Jimin jadi tertawa melihat sahabat nya teriak penuh semangat seperti itu .

Untuk sejenak ia merasa bebannya berkurang, karena apapun yang terjadi ia selalu memiliki Taehyung.

Tbc

.

House Of Card (Re-publish)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ