Aquaphobia (31)

Mulai dari awal
                                    

"Hmm. Aku memaafkanmu." Mingyu langsung menarik Wonwoo ke dalam pelukannya. Menyalurkan kehangatan. Yang selalu membuat Wonwoo nyaman.

.

.

.

Minho berjalan di lorong sebuah apartemen. Apartemen yang sangat ia kenal. Bahkan ia juga sudah sering kemari. Namun tujuannya kali ini berbeda.

Ia sampai pada sebuah apartemen yang ditinggali oleh seorang makhluk manis. Ia pun segera mengetuk pintu. Berdiri menunggu sang pemilik apartemen membukakan pintu untuknya.

Pintu itu terbuka. Menampilkan seorang namja manis yang terlihat sedikit berantakan. Sepertinya ia baru saja bangun tidur. Terlihat dari rambutnya yang masih acak-acakan. Jangan lupa matanya yang belum terbuka sempurna. Benar-benar lucu dan menggemaskan.

Minho masih diam saja. Memperhatikan namja yang ada dihadapannya. Namja itu terlihat terkejut saat mata mereka bertemu. Sepertinya ia baru tersadar sepenuhnya.

"Apa aku mengganggu waktu istirahatmu?" Ucap Minho membuka percakapan.

Taemin sedikit tergagap. Ia menunduk. Tangannya sibuk membenahi rambutnya.

"Tidak, hyung."

Lagi. Minho tersenyum saat melihat Taemin yang salah tingkah. Bahkan namja itu memalingkan wajahnya. Sepertinya ia malu.

"Apa tawaranmu masih berlaku?" Taemin mengerjap bingung. Tawaran? Tawaran apa?

"Tawaran untuk makan malam bersama. Ya, walau sebenarnya ini sudah lewat waktu makan malam." Lanjut Minho saat melihat kebingungan di wajah Taemin.

Tanpa sadar Taemin mengangguk dengan antusias. Tentu saja tawaran itu masih berlaku. Masa bodoh dengan waktu makan malam yang sudah terlewat. Selama ia bisa makan bersama Minho. Itu tak masalah.

Minho terkekeh melihat tingkah Taemin. "Apa aku boleh masuk? Aku sudah sangat lapar." Ucap Minho sambil mengusap perutnya.

Taemin tersenyum dan segera mempersilahkan Minho masuk. Namja bermarga Choi itu berjalan sambil sibuk memperhatikan apartemen Taemin. Ia memang baru pertama kali masuk ke dalam apartemen Taemin. Karena mereka biasanya bertemu di toko bunga.

"Apartemen yang indah." Gumam Minho. Yang tentunya masih dapat didengar oleh Taemin. Karena ia berjalan tak terlalu jauh dari Minho.

"Kau yang menatanya sendiri, Taemin?"

"Iya, hyung. Aku memang sengaja menempatkan beberapa bunga di sini. Aku lebih merasa nyaman." Minho mengangguk mendengar jawaban Taemin.

"Ah, silahkan lanjutkan melihat-lihat, hyung. Aku akan membuatkan minuman dulu untukmu." Taemin segera melangkahkan kakinya menuju dapur, tentunya setelah mendapatkan jawaban dari Minho.

Taemin kembali dengan membawa satu cangkir berisi teh hangat. "Minumlah dulu, hyung. Aku akan menyiapkan makan malam dulu."

"Terima kasih." Ucap Minho. Taemin hanya mengangguk dan segera melangkahkan kakinya menuju dapur. Jangan lupakan senyuman yang menghiasi wajah manisnya. Ah, sepertinya ia lupa pada kejadian yang telah membuatnya kehilangan rasa lapar. Karena rasa lapar itu sekarang kembali lagi. Dan ia ingin segera memasak untuknya dan juga Minho.

Bukannya duduk dan menikmati teh, Minho lebih memilih melangkahkan kakinya menghampiri Taemin. Menatap punggung ramping yang sekarang membelakanginya.

Senyum yang menghiasi wajah Minho perlahan luntur. Mengingat pertemuan dengan Wonwoo membuat hatinya sesak. Selesai. Ya, sudah tak ada harapan lagi baginya. Jujur saja ia ingin egois. Namun ia takut keegoisannya membuat Wonwoo terluka. Dan ia tak ingin itu terjadi. Biarlah ia yang terluka. Selama ia masih bisa melihat senyuman di wajah Wonwoo, itu tak masalah. Sakit? Tentu saja. Bohong jika ia berkata ia baik-baik saja. Hatinya tak baik-baik saja. Ia butuh sandaran sekarang. Dan entah apa yang membuatnya datang kemari. Datang pada seorang namja yang tanpa sadar sudah ia sakiti.

"Astaga, hyung! Kau mengagetkanku." Pekik Taemin.

Minho tertawa melihat Taemin yang terlihat sangat terkejut. Sungguh menggemaskan.

"Maafkan aku. Aku hanya ingin melihatmu memasak." Ucap Minho saat ia sudah dapat berhenti tertawa. Sementara Taemin hanya memutar kedua bola matanya malas dan kembali berkutat dengan bahan-bahan masakan.

Yang terdengar selanjutnya adalah teriakan-teriakan Taemin karena Minho menganggunya saat memasak.

.

.

.

"Kemarilah." Ucap Mingyu dan segera dituruti oleh Wonwoo. Wonwoo mendekat. Duduk disisi ranjang rawat Mingyu yang kosong.

"Ada apa? Kau perlu sesuatu, hm?"

"Ya, aku perlu kau. Tidurlah disini, jangan disofa. Aku ingin tidur sambil memelukmu." Jawab Mingyu.

"Tapi ini tak akan muat untuk dua orang, Mingyu. Kau tak akan tidur nyenyak jika kita berdesakan." Bantah Wonwoo. Tentu saja ia tak akan membiarkan Mingyu tak nyaman saat istirahat.

"Aku akan tidur nyenyak saat ada kau dipelukanku, sayang." Bukan Mingyu jika ia mudah mengalah. Ia benar-benar ingin tidur sambil memeluk Wonwoo saat ini.

"Tapi kita akan berdesakan, Mingyu." Ah, kalian juga harus tahu bahwa Wonwoo juga sama keras kepalanya.

Mingyu menghela napas. Ia sadar tak akan mudah membujuk kekasihnya itu. Akhirnya Mingyu memilih untuk mengalah. Menarik selimutnya sampai sebatas dada dan memejamkan matanya.

Namun tidur Mingyu terusik saat sesuatu merangsek disampingnya. Saat ia membuka matanya, yang ia lihat adalah sosok Wonwoo yang berbaring disampingnya. Mingyu sedikit bergeser. Memberikan ruang pada Wonwoo agar bisa berbaring dengan nyaman dan memeluknya dengan erat. Tak ada yang membuka suara. Mereka lebih memilih saling berpelukan, saling berbagi kehangatan. Dan akhirnya mereka pun terlelap. Menyambut mimpi indah yang menanti mereka.

.

.

.

TBC

Dramanya udah dulu ya...
Sekarang tinggal manis-manisnya aja, mungkin 😂😂😂😂

Saranghae
❤❤❤❤

Aquaphobia (Meanie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang