11. Mimpi Buruk

2.1K 254 59
                                    

Soojin baru saja keluar dari kamar hotel tempatnya menginap semalam dan mendapati ponselnya berbunyi. Dengan cepat, Soojin mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.

Itu pasti panggilan dari rumah sakit tempat adik laki-lakinya dirawat. Pikir Soojin dalam hati. Sebab, kemarin dia hanya menjenguk adiknya di jam 4 sore dan setelahnya, dia tidak kembali sampai siang hari ini. Mungkin saja, Suster yang merawat Jinyoung ingin menyampaikan perkembangan kondisi adiknya hari ini. Nanti, setelah dia menemui Hyuna, dia akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk adik laki-lakinya. Satu-satunya keluarga yang saat ini Soojin miliki.

Soojin dengan cepat menggeser tombol hijau ponselnya dan menempelkan ponsel itu di telinga kiri tanpa melihat siapa ID Caller yang meneleponnya. Sambil berjalan menyusuri lorong hotel, Soojin menjawab panggilan si penelepon, "Ya, Suster Hwang. Bagaimana dengan--"

"Hey, Sayang. Bagaimana semalam? Menikmati pekerjaanmu eh?" Gumam seseorang di seberang sana dengan nada sinis yang kentara.

Soojin menghentikan langkah kakinya dan memejamkan mata saat menyadari siapa seseorang yang meneleponnya. Suara berat itu... nada sinis itu... Itu jelas bukan suara Suster Hwang.

Itu suara....

"Kenapa tidak menjawab? Kehabisan kata-kata eh?" Si penelepon terkekeh di seberang sana. Dia memang tidak bisa melihat raut muka Soojin. Tapi, dia yakin, saat ini Soojin pasti sedang ketakutan. "Atau, kau telah melupakan aku?"

Tidak ada jawaban dari Soojin.

"Jangan berpikir jika selama ini aku tidak mengetahui apa yang kau lakukan, Bae Soojin." Si penelepon bergumam dingin. "Aku selalu mengetahuinya. Semuanya, meski kau berada jauh dariku." Dia menekan setiap katanya. Membuat Soojin benar-benar ketakutan.

"Oh," Si penelepon mengangguk-angguk. Lalu menyeringai. "Kau pasti akan terkejut dengan yang satu ini." Dia sengaja memainkan nada bicaranya. Sengaja menakut-nakuti Soojin.

"Aku tahu apa yang kau lakukan pada sahabat baikmu itu. Istri pengusaha sukses Korea Selatan. Aku mengetahuinya, Bae Soojin. Kau..." Si penelepon bergumam rendah. "Kau menipunya, benar?" Tebaknya, tepat sasaran.

"....." Soojin mencengkeram erat ponselnya. Bagaimana... bagaimana bisa pria itu mengetahui jika dia menipu sahabat baiknya?

Pria itu, si penelepon yang hampir Soojin lupakan keberadaannya andai pria itu tidak menghubunginya. Terakhir Soojin melihat pria itu adalah ketika dia dan pria itu....

Soojin menggeleng. Tidak! Dia tidak ingin mengingat kenangan itu!

Bukankah setelah hari itu, hari dimana pria itu dan dirinya...

Bukankah waktu itu dia mengganti nomor ponselnya supaya tidak mendapat gangguan lagi dari pria itu? Tapi, kenapa pria itu bisa mengetahui nomor barunya?

Apakah pria itu memiliki mata-mata?

Dengan panik, Soojin menoleh ke belakang. Lalu, menatap sekeliling lorong hotel dan mendapati jika hanya ada dirinya di sana. Berdiri seorang diri di dekat lift dengan wajah pucat pasi karena ketakutan luar biasa yang menjalari tubuhnya.

Soojin menelan ludah saat menyadari sesuatu. Oh, Tuhan... jangan katakan jika pria itu telah kembali ke Seoul. Soojin tidak sanggup jika harus kembali berurusan dengan pria itu.

Pria yang menjadi mimpi buruknya.

"Bae Soojin..." Si penelepon terkekeh saat Soojin sama sekali tidak menanggapi kata-katanya. "Kau mengenalku dengan baik, benar?"

BABE | Cho Kyuhyun & Kim HyunAМесто, где живут истории. Откройте их для себя