20

3.2K 225 21
                                    

"Lami?" Panggil Haechan pelan.


Yang dipanggil tidak menjawab.


"Kenapa sih lo tega banget ninggalin gue Lam?" Ucap Hina sambil menangis.

"Bangun Lam, gue kesini nggak cuma ngeliatin lo tidur doang" ucap Koeun tak kalah sedihnya.

"Sstt, kalian jangan ngomong gitu dong" ucap Jaemin. "Nanti dia nggak tenang disana"

"Tapi kenapa mendadak gini sih? Perasaan kemarin masih baik-baik aja" Protes Somi seraya mengusap air matanya.

"Umur itu Tuhan yang ngatur Som" ucap Mark. "Kita harus bisa ngiklasin dia pergi"





Renjun berjalan mendekati Lami, "Lo beneran pergi Lam? Kalo lo pergi, siapa yang manggil gue Injun lagi? Cuma lo kan yang boleh manggil gue Injun?"

Renjun menyentuh tangan Lami yang dingin, "Bangun dong Lam. Lo bilang sentuhan gue beda kan? Ayo bangun"




Akhirnya pertahanan Renjun runtuh, air mata mulai membasahi pipinya. "Jujur, gue belum siap Lam" ucap Renjun pelan.

"Gue belum siap kehilangan lo Lam" sambung Renjun. "Gimana bisa gue hidup kalo alasan gue buat hidup udah pergi ninggalin gue?"



Renjun menggeleng pelan, "Jawab Lam, kenapa lo cuma diem aja? Gue udah janji nggak bakal ninggalin lo, tapi kenapa justru lo yang ninggalin gue?"





"Gue.. gue nggak bakal mau beliin lo es krim lagi Lam" ucap Renjun parau. "Buat apa gue beliin lo es krim, kalo lo udah ninggalin gue?"

Mark menyentuh pundak Renjun, "Iklasin dia pergi Ren"

Renjun hanya menunduk seraya menyeka air matanya yang tak henti-hentinya menetes.

Semua orang yang ada di ruangan itu menangisㅡya kecuali Jeno. Sepertinya air matanya sudah habis dan saat ini kondisinya sangat kacau.


Ia benar-benar seperti mayat hidupㅡmata sembab, rambut acak-acakan, wajah pucat, tatapan matanya kosong, tidak mau berbicara pada siapapun dan ia benar-benar tidak mau beranjak dari tempat itu sejak kemarin. Ia hanya duduk disamping tubuh kaku Lami dan menatapnyaㅡhanya itu yang dia lakukan.

Semua orang telah membujuknya, tapi ia tidak memperdulikan mereka-ia benar-benar kehilangan gadis yang sangat dicintainya.









"Jeno!!"














Teriakan Hina membuat semua orang terkejut dan seketika menjadi panik saat melihat Jeno yang sudah ambruk ke lantai.

"Jeno? Bangun Jen" ucap Jaemin seraya menepuk-nepuk pipi Jeno.

"Bawa ke rumahnya aja deh" usul Mark.

Mereka pun segera membawa Jeno pulang ke rumahnya.






***








Perlahan Jeno membuka matanya dan mendapati dirinya tengah berada di kamarnya.

"Lo udah bangun?" Tanya Renjun yang berada di sampingnya.

Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali dan mencoba memulihkan kesadarannya, "Gue kenapa?"

"Tadi lo pingsan" jawab Renjun.

Jeno terkejut, "Hah? Pingsan? Lami mana?"

Tiba-tiba raut wajah Renjun berubah, "Dia udah dimakamin tadi siang"

Dari Lami untuk Jeno✔Where stories live. Discover now