"Oppa mau pergi?"

Bahkan jika mengatakan 'Tidak' baju-baju yang berserakan dan ransel besar itu telah menjawab semuanya. Yoongi diam tak mau menjawab, hanya mengisyaratkan melalui gerakan tangan meminta Somi untuk datang padanya. Kali ini Somi langsung datang memeluk Yoongi.

"Somi, kau bilang suka sekali dengan lagu-lagu oppa, kan?" Anak itu mengangguk dengan sesenggukan, "Oppa harus pergi agar lagu-lagu Oppa bisa muncul di radio dan TV."

"Apa itu bisa?"

Yoongi mengangguk. Mengusap air mata Somi lembut, "Oppa janji suatu saat kau bisa pamer jika kau memiliki saudara seorang artis terkenal pada teman-temanmu."

"Janji?"

Kelingking Somi di ajukan lalu di sambut dengan kelingking Yoongi. Dia mencium Somi sayang lalu memeluknya,"Sekarang kembali ke kamarmu untuk tidur." Perintah Yoongi. Dia tidak ingin melihat adiknya saat pergi karena itu memberatkan hatinya.

Selepas Somi pergi, Yoongi berhadapan dengan Jungkook yang sedari tadi diam menyimak di bibir pintu. Jika Somi begitu ceria dan manis, Jungkook memiliki pribadi yang pendiam dan penurut. Karena itu ketimbang dekat Yoongi lebih bisa mengatakan hubungannya dengan Jungkook biasa saja.

Sebagai anak tengah Yoongi melihat Jungkook akan mendengar kata-katanya dengan baik, patuh karena dia takut pada Yoongi. Jika pada Somi terkesan begitu lembut dan hangat, Pada Jungkook akan terkesan lebih biasa saja dan agak dingin.

Yoongi berpaling. Dia terbiasa mengampangkan Jungkook, jadi dia melanjutkan menata bajunya, hingga langkah kaki ragu berhenti di sisinya.

"Hyung, ini.. "

Ingat sekali Jungkook dengan mata bulat polos yang begitu indah menatapnya ragu dan takut sembari memberikan secarik kertas. Saat menerimanya Yoongi terkejut. Itu adalah lembaran kertas yang telah ayahnya sobek menjadi beberapa bagian dan sekarang itu kembali menjadi satu dengan tempelan selotip. Yoongi seperti jatuh hati pada sikap Jungkook, dia merasa hangat untuk pertama kalinya atas kehadiran Jungkook.

"Kau memperbaiki ini?"

Jungkook agak terkejut karena Yoongi menatapnya dengan senyum. Bocah itu tersenyum malu-malu lalu mengangguk, "Ini cantik. Kata-katanya cantik."

Pujian ini begitu menarik. Kendati itu tidak keluar dari orangtuanya, Yoongi tetap merasa hangat mendengarnya. Pemuda itu mengusak rambut Jungkook gemas.

"Terimakasih."

Dia kembali memberesi baju-baju nya. Jungkook inisiatif ikut duduk membantu melipat baju-baju Yoongi. Sesekali bocah itu mencuri pandang, ingin bertanya tapi ragu-ragu. Lalu ketika pandangan mereka tak sengaja bertemu, Jungkook memutuskan untuk bertanya.

"Hyung mau pergi kemana?" Suaranya begitu lirih.

Yoongi tahu jika Jungkook takut padanya. Karena itu dia mengulas senyum tipis.

"Kemari.. "

Meminta adiknya bangkit dan berdiri di depannya. Yoongi menatap Jungkook penuh arti, sadar sekali jika dia jarang memperhatikan pertumbuhan Jungkook.

Betelgeuse |BTS [√]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz