satu

41.6K 583 75
                                    

"Tak semua yang kau dengar harus kau percaya .
Tak semua yang kau lewati harus kau ingat ."

Aku tak pernah menganggap perjalanan hidup yang kualami adalah sesuatu yang harus ku kukenang dengan baik. segalanya seperti angin yang hanya berhembus tanpa meninggalkan jejak kecuali rasa sejuk yang ia berikan .

Aku mengenal mereka hanya untuk keuntungan semata. Entah untuk kepentingan diriku atau brasco. Dia selalu mengajarkan untuk jangan mempercayai siapa pun terkadang aku tertawa sendiri ketika dia mengatakan hal itu padaku dan aku baru menyadari yang seharusnya tak ku percayai adalah dirinya.

Satu hal yang ku pelajari ketika seseorang mengatakan padamu " jangan mempercayai siapapun " itu berarti dirinya sendiri sedang menipu dirimu .

" dooorrrrr " suara tembakan yang ku arahkan pada dart board . Tepat sekali mengenai titik hitam di tengah tengah lingkaran itu .

" keren jen ... " kata cheris dia mengambil tembakan yang bersandar ditembok lalu berdiri di sampingku meniti papan tembak dengan memejamkan satu matanya .

" doooooorrrr " tembakanya hampir tepat mengenai bekas tembakanku .

" ah hampir aja pas banged . " katanya lagi .

" itu juga bagus kok . Kau bisa mengenai kepala si botak itu dengan tembakan dari jarak jauh " kataku

Begitu aku dan cheris menyebut brasco dengan sebutan si botak . Cheris tak sebegitu aku membenci brasco tapi ia juga tak menyukainya .

Belum sempat cheris menjawab perkataanku . Aku memghentikanya untuk membuka mulut karena oramg yang kami bicarakan sudah ada dibelakangnya membawa beberapa lembar kertas .

" namanya rei ... " kata brasco sambil memperlihatkan foto yang ia bawa .

Aku dan cheris mengamati foto itu pria dengan usia kira kira 30 an masih muda dengan badan yang bagus .

" maksudnya kamu berniat menjodohkan aku atau jenar dengan pria ini bos " kata jenar

Brasco tertawa
" aku belum siap kehilangan kalian berdua putri2 ki yang tersayang " katanya yang membuat ku muak .

" berapa banyak yang harus ku keruk dari pria ini " kataku .

Brasco tersenyum . Mendekatiku hingga aku bisa mencium bau rokok dari mulutnya .
" kamu paling cepat tanggap jen tapi kali ini bukan itu . . Aku ingin kalian membunuh orang ini " katanya lagi

" hah membunuh ... " kata cheris aku juga terkejut mendengarnya

" kita gak pernah membunuh orang sebelumnya bos " kata cheril

Brasco meliriku meraih senapan yang aku pegang. Lalu mengarahkanya padaku .

" kalau gitu gak ada gunanya kemampuan tembak kalian ini. Cobalah untuk menembak pria itu tepat disini " kata brasco menempelkan ujung senapan tepat di dahiku.

" kalian harus paham . Seseorang membayar kita dengan begitu mahal untuk kematian pria ini jadi sebelum besok pagi misi ini harus beres " kata brasco . Lalu menyerahkan pistol padaku dan cheris .

" kenapa si bos kita harus ... "

" cher .. biasakan jangan banyak tanya cukup lakukan aja tugasmu dengan baik dan kau akan makan enak besok pagi paham " kata brasco meninggalkan aku dan cheris .

" kita yakin akan melakukan ini jen ..kau bisa membunuh orang ? " kata cheris

Aku mengambil foto pria itu dan melihat tulisan alamat dibelakangnya .

wild angels ( End ) Where stories live. Discover now