"..... memberimu sedikit rasa sakit...."

Start from the beginning
                                    

"Mmmuuaahh. Wish me luck!" Ia santai saja melakukan itu.

Sarah yakin rona wajahnya pasti berubah-ubah tak terkendali seperti bunglon hilang kontrol atas syaraf perubah warna kulit.

Dari atas balkon kayu lantai dua kediaman Pierre, Sarah melayangkan pandang. Suara hingar bingar masih terdengar jelas di lapangan yang berjarak kurang lebih lima puluh meter. Ia melihat Chris mulai beraksi di panggung.

Menarik, batinnya. Aku semakin sadar mengapa orang-orang menyukainya. Selain tampan, Chris sangat simpatik. Eh, mengapa jantungku berdebar liar?

Di bawah, dekat pintu depan, dua polisi yang ditugaskan menjaganya duduk santai. Mereka juga menikmati penampilan Chris dan band itu sambil sesekali mengobrol. Jadi praktis Sarah sendirian dalam rumah.

Dan tak seorangpun mendengar suara halus mesin mobil yang berhenti tak jauh dari halaman belakang rumah keluarga Pierre.

Dua polisi yang berjaga di pintu depan juga tak mendengarnya. Mereka sedang tertawa mendengar lelucon dari acara selingan yang dibawakan oleh komedian ibukota dan beberapa warga lokal.

Jo Bayusaga mengalihkan pandang ke arah balkon rumah keluarga Pierre. Ia melihat Sarah masih berdiri di atas balkon.

Dragan dengan mudah  masuk lewat pintu belakang yang tidak terkunci.

Tak seorangpun menduga ia berani muncul dalam waktu sedekat ini.

Ya, kalian bersenang-senanglah di sana, seru Dragan dalam hati. Ia mengintip dua polisi yang sama sekali tidak menaruh curiga. Ia tersenyum mengejek.

Tanpa kesulitan ia menemukan tangga ke atas dan menuju kamar berbalkon tempat Sarah menonton dari kejauhan. Ia sengaja mengetuk pintu.

Sarah mendengar ketukan itu samar-samar. Tanpa curiga ia berjalan ke pintu dan membukanya.

"Jumpa lagi, Brandis," Dragan menyeringai sadis.

Sarah berusaha berlari balik ke balkon, tapi laki-laki jahat itu langsung memegang erat tubuhnya dan membekap mulutnya. Ia membungkam mulut Sarah dengan lakban yang dibawanya, serta membebat tangan dan kakinya juga. Lalu ia memperkuat lakban di kaki dan tangan Sarah dengan seutas tali yang juga sudah disiapkannya.

Sarah terus meronta dan menendang benda-benda yang dilewatinya ketika Dragan menyeretnya dengan susah payah menuju mobil. Tapi bunyi keramaian yang membahana seakan meredam seluruh usahanya.

Nyeri luar biasa terasa pada bagian-bagian tubuh Sarah yang masih dalam masa penyembuhan.

Ia merasa tenaganya melemah dengan cepat setelah meronta-ronta tanpa hasil. Dragan menjambak rambut dan menamparnya dua kali yang membuat wajahnya seperti disengat listrik dalam sekejap.

Bayangan Hannah Petrovic yang menyimpan bias ketakutan di matanya muncul dalam benak Sarah. Ia mendapat gambaran apa saja yang telah dilakukan laki-laki tanpa belas kasihan ini terhadap istrinya.

Sarah sadar sekali lagi nyawanya berada di ujung tanduk. Ia membayangkan kemungkinan terburuk yang dapat menimpanya.

Dragan punya kesempatan lebar untuk langsung membunuhnya, tapi tidak dilakukannya. Sarah berpikir tentang siksaan yang akan diterimanya.

Dengan kasar Dragan mendorong Sarah ke dalam mobilnya. Kepala Sarah terantuk tepian jok. Ia merasakan kepalanya berdenyut hebat.

Chris!!! Tolong!!! Teriak Sarah dalam hati.

Chris melihat sosok Sarah menghilang dari balkon. Ia langsung cemas karena gadis itu tak muncul juga setelah agak lama. Tapi saat ini ia harus terus berkonsentrasi menyelesaikan lagunya dan berharap Sarah hanya masuk ke dalam rumah.

The Star and the Vineyard (TELAH TERBIT!!!)Where stories live. Discover now