part 20

1.1K 68 0
                                    

Author pov

Tookk tokk....
"Revan.... bangunn..."

Tookk tokk...
"Van, mulai kerjakan hari ini?"

Hening.. tak ada suara apapun yang berasal dari kamar revan. Kia beranikan diri menekan knop pintu, tidak dikunci..
kosong..
"Kemana revan? Apa udah pergi kerja ya? Tapi kenapa gak bilang padahal aku didapur buat sarapan?" Guratan kecewa terlihat jelas diwajah kia, mungkin kata istri tak pantas dipegangnya saat ini karena memang ia seperti hidup sendiri

Kembali bekerja? Mungkin terlalu naif, sudah sangat lama ia tidak masuk kerja tanpa keterangan, mungkin saja posisinya sudah ditempati orang lain?

Huu..hhh kia membuang nafas kasar dan berlalu dari kamar revan, memikirkan bagaimana hidupnya sekarang dan kedepannya.

Terjebak dalam ikatan yang sah tanpa pengakuan, bahkan yang lebih mirisnya ia tak tau siapa yang menciptakan permainan ini.
Hidup bersama revan memanglah impian kia sedari dulu, tapi apa gunanya jika hidup satu atap tanpa rasa. Kia sangat paham cinta dan hati revan hanya untuk shilla, mungkin tanpa sepengetahuan kia revan selalu mencari informasi tentang shilla.

"Mending kerumah ibu aja deh sekarang,naik angkot, dari pada suntuk dirumah" gumam kia sambil bergegas kekamar mengganti pakaian yang terakhir ia pakai saat ingin menuju pesta pernikahan revan yang berujung menjadi pernikahannya

Kia pov

"Beneran gak nginep disini aja ki?" Ucap ibu ketika aku izin pulang, aku hanya tersenyum dan menggeleng
"Nanti aja ya buk, kia nginep sini sama revan" bukannya aku menolak, aku sangat ingin tinggal disini bersama ibu atau mengajak ibu tinggal bersama diapartement revan tapi untuk sekarang menurutku jangan, aku tidak ingin ibu tau tentang rumah tanggaku. "Ibu sama kak ica kan tinggal disini?" Tanyaku lagi memastikan, karena semenjak akad kemarin kak ica berjanji akan tinggal bersama ibu terlebih lagi jarak yayasan tempat kak ica mengajar dekat dengan rumahku

"Iya, tapi beda kalo sama anak sendiri to ya"
"Ibu buat kia sedih, nanti ya bu. Tunggu revan libur kia ajak nginep disini" kini ibu tersenyum dan mengangguk. Mengelus hijab yang kugunakan
"Iyaa.. jadi istri yang baik nak ya, selalu gunakan hijab ini"

"Insya allah bu, doain kia istiqomah ya, walaupun perlahan. Bu kia mau mampir dulu ketaman, mau ketemuan sama kak ica. Katanya habis ngajar kak ica langsung kesana"

"Udah jam setengah 2 ki, ya sudah kamu hati-hati ya"

"Assalamualikum bu" ucapku sambil menarik koper berisi pakaianku
"Walaikumsalam"

Setelah sampai ditempat tujuan aku mengeluarkan hpku tuk mengabari kak ica, menunggu adalah hal yang paling membosankan tapi tak apalah toh aku yang butuh saat ini. Kak ica janji akan menceritakan prihal pernikahanku kemarin dan memberi tahu siapa dalang dari permainan ini semua.
Mataku menangkap seseorang disana. Wanita berbaju pink dengan khimar berwarna hitam, berdiri sendirian, aku mengeluarkan hpku dan membuka kamera
Ckleekk

Kulihat hasil fotonya, semoga aku bisa seperti gadis ini, istiqomah dengan khimar dan baju longgarnya,

Kulangkahkan kaki menuju gadis itu, aku sangat suka dengan penampilannya, niat hati hanya ingin berkenalan saja berbagi tentang hijrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulangkahkan kaki menuju gadis itu, aku sangat suka dengan penampilannya, niat hati hanya ingin berkenalan saja berbagi tentang hijrah. Tapi kak ica menahan tanganku
"Udah lama ya dek? Kakak tadi naik angkot. Maaf ya"
"Hemm... iya kak, gak papa. Kia tadi pengen kesana" ucapku menujuk gadis tadi yang belum bergerak dari posisinya semula,

"Kenapa? Kamu ingin seperti dia" aku mengangguk dan terus memandangi gadis itu, sangat menganggumkan!v

"Eh... kak ica mau cerita semuanya kan?  Ayo cerita sekarang dong"

"Sebenernya kakak emang disuruh seseorang buat ngajak ayah buat wali nikahan kamu"

"Siapa?" Tanyaku heran.. kak ica tampak berfikir
"pokoknya dia tu sangat mencintai kamu, bahkan dia rela melepaskan kamu untuk orang lain demi mewujudkan impian kamu, khayalan kamu dek, hidup bersama laki-laki yang kamu cintai" lagi-lagi aku dibuat heran oleh kak ica, sebegitu mencintainya orang itu padaku. Bukankah kalau mencintai seharusnya memperjuangkan bukan malah merelakan.
"Siapa orang itu kak?"

"Itu revan ya? Kakak salah liat ya?" Ucap kak ica melihat kearah gadis yang kufoto tadi, kuikuti arah pandang kak ica dan DAMN!!!! Perasaanku hancur seketika, ternyata gadis yang kufoto tadi adalah shilla, terlihat saat wajahnya melihat kearahku tampak terkejut ketika mata kami saling bertemu. Mereka janjian? Atau ?

"Kak, kia pulang duluan ya. Kia belum masak nanti revan pulang"
"Tunggu dulu, kan belum selesai ceritanya, dan itu kayaknya beneran revan deh. Kamu samperin gih"
"Enggak bukan revan kak, revan lagi kerja. Kia harus pulang. Besok aja kakak sambung ceritanya ya.assalamualaikum"
"Kiaa tunggu.... ya sudah waalaikumsalam" kak ica hanya menggeleng dan ikut berlalu.

Sampai dirumah kia melepaskan koper dan menghempaskan tubuhnya diranjang.
"Kalian tadi ketemuan ya?" Gumam kia sendiri sambil menatap langit-langit kamar. Buliran bening terus mengalir, secara terang-terangan tadi aku memuji shilla, menganggumi shilla. Wanita itu memang pantas dikagumi, siapa aku berani bersaing dengan dia. Wanita yang kecantikan dan ketaatannya yang luar biasa

Menatapmu dari kejauhan itulah hobbyku
Melihatmu tertawa dari kejauhan itulah vitaminku
Melihatmu bahagia dari kejauhan itulah kesenanganku
Intinya hanya dari kejauhan saja yang penting bisa melihat
Dari pada dekat tapi tak melihat apa-apa


Vote+comment, please!
Sorry for typo... typo bertebaran.. belum sempat di revisi ulang

cinta khayalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang