Dia

9 2 0
                                    

Hari ini rencanaya Emran akan mengunjungi rekannya yang mempunyai kedai coffee di daerah depok.
Mengendarai mobil kesayangannya sambil mendengarkan alunan musik kesukaan, Jakarta memang selalu identik dengan kemacetannya.
Emran sudah terbiasa dengan keadaannya seperti ini, ia memberhentikan mobilnya karena ia melihat seseorang yang ia kenal, iya perempuan itu, cucu kakek yang kemarin aku bantu menyebrang.

Emran memberhentikan mobilnya ditepi jalan, ia melihat perempuan itu sedang kesulitan mengambil serpahan kertas - kertas yang bertebaran di trotoar.

Kemudian, Emran keluar dari mobilnya mendekati seorang perempuan itu. Emran membantunya dengan cepat dan sigap.

" terimakasih!", ucap Selgin. Ia segera berlalu dari hadapan Emran.

" eh tunggu sebentar, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu", cegah Emran.

" mau bertanya apa? Aku harus segera pergi ke kampus", balas Selgin dengan suara tergesa - gesa.

" siapa namamu? Dan dimana tempat tinggal kakek itu?", tanya Emran.

" kamu siapa? Mengapa kamu ingin tahu tempat tinggal kami?", Selgin berbalik tanya kepada Emran.

" aku hanya ingin tahu dimana tempat tinggal kakek itu", kata Emran.

" kenapa kau ingin mengetahui tempat tinggal kami?", tanya Selgin.

" sudahlah jawab saja! Mengapa kau sangat sulit untuk memberitahukan tempat tinggalmu", tegas Emran.

" kami tinggal di jln. Thidarma V, pondok labu, Cilandak, sudah kan? Aku sudah terlambat harus segera ke kampus", kata Selgin bergegas meninggalkan Emran.

Emran hanya menghela napas panjangnya.

Emran kembali melanjutkan perjalannannya mengunjungi kedai coffee temannya, ia langsung memarkirkan mobilnya tepat di depan kedai coffee itu.

Abid ialah pemilik kedai coffee
" Sarenee", kedainya dibuka setahun silam semenjak Abid lulus menempuh pendidikan di Amsterdam, Belanda.

" hai bro, apa kabar lu? Sudah mau 2 tahun gua di Jakarta dan lu baru ngunjungin kedai kopi gua sekarang, teman macam apa lu?", sapa abid dengan menepuk pundak Emran.

" gwe baru ada waktu luang untuk ngunjungi kedai kopi lo, masih untung gwe mau ngunjungi kedai lo", balas Emran.

" yaudah sana gih duduk, mau pesen apaan lu?", tanya Abid.

" gwe mau pesen cappucino aja deh", pinta Emran.

" yaelah CEO pesennya cappucino, kaga elit amat lu bro", kata Abid.

" komentar aja lo, udah sana buruan bikinin pesenan gwe", pinta Emran.

" iya iya pak boss", jawab Abid, yanh berlalu kebelakang untuk membuatkan pesanan Emran.

Setelah beberapa menit Emran menunggu, akhirnya si pemilik kedai datang dengan membawa dua cangkir kopi hangat beserta roti.

" nih pesenan lu, bro. Spesial gua kasih lu bonus temennya kopi, jarang - jarangkan gua kasih bonus", jelas Abid.

" yayaya thanks dah ya", balas Emran sedikit kesal terhadap temannya ini.
" gwe ngga bisa lama - lama disini bro, gwe harus ke Cilandak", tambah Emran.

" baru berapa menit lu duduk disini, masa iya lu udah mau cabut aja, mau ngapain lu ke Cilandak?", kata Abid.

" mau tau aja lo, bro. Udah ye gwe mau cabut, thanks buat kopinya", kata Emran.

" hati - hati bro", balas Abid.

Emran hanya mengacungkan jari jempolnya, menandakan bahwa ia akan berhati - hati.

Cukup sampai disini yaa...








Don't Like and Comments guys💕🍌🍌 i need your respond..

HAPPY READING❤❤❤

PerfumadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang