2

793 70 7
                                    

"Kerindukanku padamu, bak mercusuar yang siap memekakkan telingaku. Desir angin yang berhembus menandakan akan kehadiranmu. Denyut nadiku seakan terhenti saat aku mengingatmu, bak sebuah sengatan yang melenyapkan kesadaranku"


****

Semua persiapan telah cukup selesai. Aisyah dan Umi begitu gesit menyelesaikan tugas mereka. Acara tahlilan yang mengenang meninggalnya abi siap dilaksanakan.

#17.30 WIB, Kediaman Alm. Hj. Uzhairon Bin Malik.

Semua jamaah telah berdatangan dikediaman Aisyah, mulai dari santri-santri anak yatim, tetangga, kerabat memenuhi rumah.

Acara yang disengaja dilaksanakan sebelum waktu magrib, agar setelah selesai acara tahlilan dapat melaksanakan sholat magrib berjamaah.

45 menit telah berjalan, acara tahlilan pun telah usai. Semua jamaah berduyun-duyun menuju ke masjid yang berada disamping rumah Aisyah.

Setelah perintah Allah swt dilaksanakan, Aisyah mengajak para santri untuk mengaji bersama. Suasana dirumah begitu tentram dengan lantunan ayat-ayat suci al-Qur'an.

****
Acara amaliah tahlilan pun selesai, semua orang mulai meninggalkan rumah.
Aisyah mengantar santri-santri sampai kedepan pintu gerbang. Aisyah sangat menyayangi semua santri, kebetulan juga pondok pesantren para santri adalah ponpes yang didirikan Alm.Abi dan sahabat-sahabat abi.

"Dadahh, kak Aisyah" ucap semua santri yang ada didalam mobil

"(senyum aisyah sambil melambaikan tangan)"

Aisyah membalikkan badannya untuk kembali kedalam rumah. Langkah Aisyah terhenti saat seseorang memanggilnya dari arah belakang.

"Aisyah" teriak seorang ikhwan

"(Aisyah menoleh perlahan kearah sosok ikhwan yang memanggilnya)"

Ikhwan tersebut berjalan menuju kearah Aisyah. Aisyah memandangi ikhwan yang memanggilnya dari kejauhan.

"Assalamu'alaikum, aisyah" ujar ikhwan

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" balas Aisyah

Melihat aisyah yang kebingungan, sang ikhwan langsung menghilangkan kebingungan aisyah.

"turut berduka cita Aisyah, maaf aku baru tau kalo abi udah meninggal" jelas sang ikhwan

"Tak apa, terima kasih." Aisyah bingung siapa ikhwan ini, dia sama sekali tak pernah bertemu dengannya.

"(Mmmm)" ikhwan pun nampak gelisah  bagaimana ia harus menjelaskannya pada Aisyah

Suasana menjadi hening, tak ada kata yang menyambung percakapan kedua insan.

"Aisyah" kata umi mendekati Aisyah

"Iya umi"

"Eh, ada nak Gilang. assalamu'alaikum nak,"

Aisyah yang melihat Umi yang begitu ramah pada ikhwan tersebut. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah ikhwan ini sanak saudara. Batinnya terus menebak sosok ikhwan.

"wa'alaikumussalam umi, umi apa kabarnya" balas sang ikhwan

"Alhamdulillahirobbil'alaamiin, umi baik nak. Ohya, masuk dulu yuk" ajak Umi

"Mmm.. tidak umi, terimakasih. Karena saya masih ada urusan diklinik mi"

"Ohh, jadi sekarang buka klinik ya" kata umi

"Alhamdulillah umi, yasudah umi saya permisi dulu, in syaa allah lain kali saya mampir kerumah"

"Na'am nak, hati-hati"

"Wassalamu'alaikum umi, Aisyah (sambil memandangi wajah Aisyah)"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap Aisyah dan Umi

Aisyah yang sedari tadi kebingungan akan sosok ikhwan tadi akhirnya ia memberanikan dirinya untuk bertanya pada umi.

"Umi"

"Iya sayang"

"Tadi itu saudara kita yang darimana? sepertinya Aisyah tidak pernah melihatnya"

"Maa syaa Allah, jadi Aisyah tidak kenal?"

"Tidak umi, emang siapa"

"itu sahabat dekatnya kakakmu nak"

"Mmm.. kakak tidak pernah memberi tahuku mi"

"Hmmm.. sudah ayo kita masuk, sudah larut malam"

"Baik umi"

****
Air wudhu telah membasahi bagian anggota tubuh Aisyah.
Seperti biasa Aisyah selalu membaca surat al-Mulk sebelum tidurnya.

"Maha benar Allah dengan segala firmanNya" ucap Aisyah mengakhiri bacaannya

Aisyah membaringkan tubuhnya ketempat tidur, susah payah aisyah memejamkan matanya namun aisyah tetap saja tidak bisa tidur.
Ia pun beranjak dari tempat tidurnya menuju ke meja belajar dan membuka sedikit jendela kamarnya, begitu indah langit dimalam hari ini. Bintang berkelip bertaburan mengelilingi sinar bulan.

Ia mengambil notebook kecilnya yang selalu menjadi temannya saat ingin mencurahkan isi hatinya.
Jari-jari Aisyah mahir menekan setiap huruf di keyboard nootbooknya.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Langit Mu sangat indah ya Rabb,
Bintang berkelip menjadi penerang sukma dalam hati
Sinar bulan juga menyinari relung jiwaku

Rasa syukur atas limpahan nikmat yang telah Engkau berikan padaku juga keluargaku

Risalah hati yang menjadi perusak sunyiku malam ini,
Ada rasa rindu yang melintas dalam Qalbu
Bak permadani yang siap dipandangi
Siapakah pemilik rinduku ya Rabb??

Hanya Engkau lah sang Maha Cinta yang tahu mengenai risalah hatiku..
Teguhkanlah ya Rabb.
Bantuku untuk menahannya...

Aisyah menutup notebooknya, ia memandangi bintang dilangit biru.
Mata indahnya kini mengisyaratkan kekalahannya malam ini.
Aisyah pun kembali ke tempat tidur, dan ia selalu berdoa sebelum tidurnya.

****

Tinggalkan jejak readers, dengan memberi suara bintangnya yaaa hehe..
Tunggu part berikutnya😍😍
Semoga bermanfaat💕💕💕


Cahaya Cinta di Langit BiruWhere stories live. Discover now