Bagian 28

4.7K 243 31
                                    

"Inikah yang dinamakan rindu. Rindu yang membuat siapa saja bisa merasakan sakit. Sakit karna merindukan sosok yang ingin mereka temui. Memeluknya dan mengucapkan kata cinta. Kata cinta yang tiada habisnya"

Bulan tersenyum membaca quotes yang entah bagaimana ceritanya mengena dihatinya. Perasaan rindu yang di milikinya untuk Marchel membuatnya harus merasakan sakit. Tapi entah kenapa ia sadar kalau ia tidak bisa bersanding dengan Marchel. Ia hanya bisa menjaganya dari jauh. Bulan tak mempermasalahkan itu asalkan Marchel baik-baik saja selama tidak bersamanya.

Bulan juga bingung kenapa tiba-tiba batinnya bergejolak ingin mengutarakan ucapan seperti ini.

"Sama-sama. Makasih atas doanya dan semoga kamu menemukan kekasihmu yang sudah lama menghilang. Semoga kalian bisa bersatu selamanya"

Entah lah tapi batinnya ingin mengucapkan sepenggal kalimat itu. Entah dorongan dari mana yang pasti Bulan tidak tahu. Ia hanya bisa menggunakan kontak batin dengan adik kembarnya dan untuk selain itu ia tidak bisa. Tapi semoga saja sepenggal kalimat itu bisa menjadi manfaat bagi yang sudah mendapatkannya.

"Masa bodo sama kalimat itu. Aku saja tidak tahu maksudnya apa. Daripada aku memusingkan sepenggal kalimat itu mending sekarang aku pulang. Huaaa ini sangat melelahkan" dumel Bulan yang masih memikirkan kalimat itu.

Setibanya di apartemen, Bulan langsung membersihkan dirinya dan dia mulai melakukan aktivitas sehari-harinya. Ia merebahkan tubuhnya di sofa yang berada diruang tengah.

"Huftttt hari yang sangat melelahkan. Hhhuuuuaaaa mommy Bulan capekk" teriak Bulan kesal tapi tak luput dengan senyuman.

Disisi lain

8 orang sedang berkumpul. Mereka sedang membicarakan tentang Bulan dan Marchel. Mereka berdelapan bingung bagaimana lagi mereka harus menyembunyikan Bulan dan identitas Bulan.

"Mau sampai kapan kita seperti ini" tanya Merlin sambil menatap ketujuh sahabatnya yang juga bingung memikirkan hal ini.

Mereka hanya bisa menghela nafas. Mereka juga bingung. Entah alasan apalagi yang harus mereka lontarkan jika bertemu dengan Marchel. Mereka hanya mau Bulan merasakan bagaimana bebasnya tanpa beban yang selalu dipikulnya selama ini.

"Aku akan tetap pada pendirianku yaitu menyembunyikan keberadaan dan identitas kakakku. Aku tidak mau sampai Marchel bertemu dengan kakakku dan membuat kakakku kembali terluka" ucap Bintang dengan tegas.

"Tapi kasihan juga sama Marchel yang selama ini selalu mencari keberadaan Bulan. Apa kamu tidak mau melihat kakakmu hidup bahagia bersama orang yang mencintainya" tanya Merry yang melihat Bintang dengan keteguhan hatinya tetap menyembunyikan keberadaan Bulan.

Bintang memandang Merry sinis. Bintang menatap semua orang termasuk pacarnya dengan tatapan yang tak terbaca. Kemudian seringai itu muncul di wajah Bintang.

"Sampai kapan pun aku tidak akan memberikan informasi tentang keberadaan Bulan ke Marchel. Aku tidak mau lagi melihat kakakku sakit ataupun terluka. Kalian harusnya mengerti akan hal ini. Kalian tahu bagaimana menderitanya kakaku selama berada di samping Marchel. Bagaimana Marchel memperlakukan kakakku dan bagaimana Marchel membuat kakakku selalu tertekan akan kelakuannya" bentak Bintang untuk pertama kalinya membuat ketujuh sahabatnya menatapnya ngeri.

Mereka hanya bisa diam kala melihat Bintang sudah seperti itu. Bintang tak akan merubah jawabannya jika sudah menyangkut Bulan. Dia akan menghalalkan segala cara hanya untuk melindungi sang kakak. Dan mereka tidak akan bisa merubah keputusan itu.

The Nerd Gangster 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang