3rd

8 0 0
                                    

Bulan berganti tahun, Arka tumbuh menjadi pribadi yang sangat tertutup namun ramah. Ia akan dengan sangat senang hati duduk diam mendengarkan lawan bicaranya bercerita, menanggapi ketika dibutuhkan dan mendengarkan ketika diminta.

Setelah dua tahun lebih dirawat dan menerima terapi, ibu Arka menunjukkan tingkat kesembuhan hampir 90%. Akhirnya hari itu datang juga, hari dimana Arka dan keluarga kecilnya dapat berkumpul kembali. Sang ibu telah dinyatakan sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan kedua jagoannya, betapa senangnya Arka kala itu. Bahkan tak lama setelah sang ibu kembali berkumpul, abang melamar kekasihnya yang sekarang telah berganti status menjadi kakak iparnya. Pestanya sederhana namun khidmat, sang abang memulai hidup baru dengan memboyong istrinya berbulan madu ke luar negeri selama beberapa minggu, dan Arka menikmati waktu berdua dengan sang ibu, menebus masa remajanya yang sangat merindukaan dekapan seorang ibu.

Ada beberapa hal yang harus disembunyikan Arka dari sang ibu, perlakuan orang lain terhadapnya, cibiran orang lain terhadapnya, terutama statusnya yang sekarang menjadi invicible boy di sekolahnya. Awal sang ibu mengetahui, Arka langsung dipindahkan ke sekolah lain, dan jika ada tetangga yang terdengar sedang menggunjingkan atau bahkan menjelek-jelekkan Arka di depannya, sang ibu langsung mengajak pindah tempat tinggal. Semula Arka tak tahu dan hanya menurut, namun kelamaan ia sadar, ibunya tak mau bungsunya dikucilkan, Arka begitu berharga bagi sang ibu. Hal itu terjadi berkali-kali, pindah sekolah dan pindah rumah sudah seperti rutinitas tahunan baru bagi Arka, bahkan pernah dalam satu tahun, mereka berpindah domisili sebanyak 4 kali. Maka dari itu, masa remaja Arka sungguh dihiasi dengan kesendirian. Tak ada waktu baginya mencari teman, mempertahankan prestasi pada posisi seperti itu saja sudah susah pikirnya, konon harus mencari teman “selagi aku bisa sendiri” sebuah pemikiran yang menegaskan bahwa dia adalah anak yang mandiri.

Kebiasaan mengurus ibunda selama bertahun-tahun menumbuhkan sikap sabar dan tenang pada diri Arka. Namun siapa mengira dibalik sikapnya yang tenang, Arka banyak sekali menyembunyikan keresahan dan kekhawatiran akan masa depannya, tidak ada lagi seorangpun yang dapat ia jadikan tumpuan, semua bergantung padanya. Egonya kala itu mengalahkan segala usulan dari keluarga besarnya untuk ikut bersama sang paman ke kota yang lebih besar dan dijanjikan mendapat kehidupan serta pendidikan yang layak, Arka menolah dengan tegas gagasan yang mungkin akan disesalinya suatu saat nanti. Tapi kala itu, Arka sangat percaya diri untuk tinggal, menikmati hari-hari bersama sang ibu dan keluarga kecil sang abang, bersama keluarganya yang mungkin sudah tidak utuh lagi, namun masih ada sisa kehangatan.

Bisa dikatakan Arka adalah remaja yang keras kepala kala itu. Kebiasaannya menggantungkan harapan pada dirinya sendiri sangat terpupuk semenjak keluarganya dilanda musibah beruntun. Ia belum mampu memberikan kepercayaan pada siapapun, apalagi sampai menggantungkannya, mustahil. Arka siap kalau harus menanggung semua bebannya sendiri, bahkan di kala ia tak sanggup pun, ia harus memaksakan dirinya untuk tetap berdiri dan tersenyum di hadapan sang ibu.

Karena kebiasaan baru itu, Arka menemukan kepuasan baru, kepuasan membuat orang lain merasa lega dan terbantu. Setiap Arka mampir ke panti tempat ibunya dirawat dulu, ia akan dengan senang hati menawarkan dirinya untuk mendengar keluh kesah maupun kisah baru dari setiap pasien yang ia temui, dan para pasien disana pun merasa sangat terbantu dengan tawaran Arka. Ternyata hal itu menyita perhatian dokter Hadi, psikiater yang kala itu bersama dokter Mira menangani ibunya. Secara diam-diam, dokter Hadi mengamati Arka dari sikap hingga kepribadiannya. Beliau menemukan titik ketertarikan dari dalam diri Arka.
“ Arka adalah anak yang cerdas, tidak ada tekanan dan peninggi dalam setiap tutur katanya, saya berani bertaruh, Arka akan mampu menangani segala senis sifat dan sikap yang dimiliki setiap orang.”
“ Arka yang jujur, sangat sederhana dan pandai menutupi siapa dirinya sebenarnya. Sangat disayangkan di usianya masih begitu dini.”

Dokter Hadi dan dokter Mira sudah menganggap Arka sebagai bagian dari keluarga mereka. Sikap Arka yang sopan dan cenderung penyendiri sangat menarik perhatian mereka. Ada keinginan kecil untuk Arka bisa menikmati indahnya dunia luar, tapi apa daya, benteng pertahanan Arka sudah sangat tebal dan kokoh, ia mencintai dunianya sendiri dan tanpa disadari oleh siapapun, Arka menciptakan dunia baru dalam pikirannya, dunia yang hanya Arka yang tahu, dunia yang sepenuhnya milik Arka.

Ketertarikan itu kini brubah menjadi keingintahuan yang terobsesi dengan hasil. Dokter hadi secara terang-terangan mengajak Arka ke rumah sakit tempatnya bekerja, bertemu dengan lebih banyak orang dan dengan tipe yang lebih baru lagi tentunya. Dokter Mira hanya mampu mensupport Arka sebatas yang ia mampu dan Arka butuhkan, beliau dengan senang hati datang ke acara sekolah Arka sebagai pengganti ibunya yang masih enggan bertemu dengan banyak orang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 08, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MASTERPIECEWhere stories live. Discover now